Cara Membaca Alkitab - Inilah 3 Cara
Membaca Alkitab adalah cara penting bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan untuk melakukan renungan rohani. Lalu apakah Anda tahu cara membaca Alkitab untuk lebih dekat dengan Tuhan? Di bawah ini saya ingin memberi tahu Anda tiga cara membaca Alkitab.
1. Tenangkan Hati Kita Di Hadapan Tuhan Saat Membaca Alkitab
Kita hidup di dunia yang materialistis ini dan hati kita dipenuhi oleh banyak hal, yang mengakibatkan ketidakmampuan kita untuk tenang di hadapan Tuhan ketika kita membaca Alkitab. Seringkali, kita membaca Alkitab dengan mata kita, sementara kita sering memikirkan hal-hal eksternal di pikiran kita seperti pekerjaan, keluarga, makan, minum, bersenang-senang, dan banyak lagi—pembacaan Kitab Suci semacam itu hanya secara formalitas dan tidak dapat mencapai hasil.
Tuhan Yesus berkata: "Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24).
Dari sini kita dapat melihat bahwa jika kita ingin mencapai hasil yang baik dalam membaca Alkitab, pertama-tama kita harus menenangkan hati kita di hadapan Tuhan. Ketika kita membaca Alkitab, pertama-tama kita dapat berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya untuk melindungi kita agar hati kita dapat tenang di hadapan-Nya, dan menghindari hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kita secara jasmani yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran, dan meminta Dia untuk mencerahkan dan membimbing kita untuk memahami kebenaran. Jika kita sering menerapkan dengan cara ini, kita akan memperoleh manfaat yang sebenarnya dari membaca Alkitab.
2. Fokus Untuk Merenungkan Firman Tuhan Saat Membaca Alkitab
Kita semua tahu bahwa setiap firman yang Tuhan ucapkan adalah kebenaran dan penuh dengan kehendak dan tuntutan Tuhan. Jika kita tidak sungguh-sungguh membaca dan merenungkan firman Tuhan, akan sangat sulit bagi kita untuk memahami makna yang sebenarnya. Jadi, jika kita ingin mencapai hasil yang baik dalam membaca Alkitab dan memahami kebenaran dalam firman Tuhan, kita harus merenungkan firman Tuhan dengan hati yang berdoa dan mencari. Ini adalah satu-satunya cara Tuhan akan mencerahkan dan membimbing kita untuk memahami arti sebenarnya dari firman Tuhan. Seperti yang Tuhan Yesus katakan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7).
Ambil contoh kata-kata yang diucapkan oleh Tuhan Yesus ini: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3). Setelah membaca kata-kata ini, kita memiliki pengetahuan teoritis bahwa hanya dengan jujur seperti anak-anak barulah kita dapat memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Tetapi firman Tuhan adalah kebenaran dan tidak sesederhana pemahaman literal kita tentangnya. Jika kita rajin membaca dan merenungkan firman ini, mudah untuk melihat bahwa tidak hanya orang jujur yang tidak berbohong, tetapi yang terpenting mereka memiliki hati yang jujur. Mereka sepenuhnya membuka hati kepada Tuhan, tidak menipu Tuhan, menerima pengawasan Tuhan dalam segala hal, dan mengorbankan diri untuk Tuhan tanpa transaksi, pertukaran, atau rencana pribadi, niat, dan ketidakmurnian, sepenuhnya demi mengasihi Tuhan dan memuaskan Tuhan. Hanya orang-orang yang mencapai hal-hal ini adalah orang-orang yang jujur di mata Tuhan.
Namun, begitu kita menghadapi masalah yang menyangkut kepentingan pribadi kita sendiri, kita tanpa sadar berbohong dan menipu orang lain; ketika situasi yang tidak menguntungkan terjadi, seperti siksaan sakit penyakit, peristiwa keluarga yang tidak menguntungkan, dll., kita masih salah paham dan menyalahkan Tuhan, bahkan menjauhkan diri dari-Nya atau mengkhianati-Nya. Ada banyak contoh seperti itu. Dari ungkapan-ungkapan ini, kita dapat melihat bahwa kita masih sering berbohong dan menipu, dan bahwa pengorbanan dan pekerjaan kita adalah membuat kesepakatan dengan Tuhan, dan memanfaatkan Tuhan untuk mencapai tujuan memperoleh berkat—bukankah ini semua menipu dan menentang Tuhan? Memahami sampai di sini, kita akan memiliki jalan tentang bagaimana mempraktikkan kebenaran untuk memuaskan Tuhan dalam kehidupan nyata kita. Semua ini adalah hasil yang dicapai dengan fokus merenungkan firman Tuhan dalam membaca Alkitab.
Jadi, ketika membaca Alkitab, kita perlu lebih mengandalkan Tuhan dan dengan serius mencari dan merenungkan firman Tuhan, tidak peduli apakah itu sederhana atau dalam secara lahiriah. Hanya dengan melakukan itu, kita dapat memahami arti sebenarnya dari firman Tuhan dan secara akurat bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.
3. Pembacaan Alkitab Harus Ditujukan Pada Kesulitan dan Masalah Kita
Kita tidak bisa membaca Alkitab tanpa tujuan; sebaliknya, kita harus membacanya dengan tujuan mengatasi kesulitan dan masalah kita—itulah satu-satunya cara untuk mencapai hasil yang baik. Sama seperti firman Tuhan mengatakan, "Ketika engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau harus mengukur realitas keadaanmu sendiri berdasarkan firman Tuhan. Artinya, ketika engkau menemukan kekurangan dalam perjalanan pengalaman nyatamu, engkau harus mampu menemukan jalan penerapan, mampu berpaling dari motivasi dan pemahamanmu yang salah. Jika engkau selalu berupaya melakukan hal-hal ini dan mencurahkan hatimu untuk mencapainya, engkau akan memiliki jalan untuk kauikuti, engkau tidak akan merasa hampa, dan dengan demikian engkau akan mampu mempertahankan keadaan yang normal. Hanya setelah itulah, engkau akan menjadi seseorang yang menanggung beban dalam hidupmu sendiri, seseorang yang memiliki iman."
Firman Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa dengan membaca firman Tuhan sesuai dengan keadaan dan kesulitan kita yang sebenarnya, kita tidak hanya dapat memahami dan memperbaiki keadaan kita yang salah, tetapi juga menemukan jalan praktik yang benar. Dengan cara ini, kita dapat memahami kehendak dan tuntutan Tuhan dengan jelas ketika menghadapi berbagai masalah dalam hidup kita dan juga dapat membawa firman Tuhan ke dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menyelesaikan kesulitan praktis kita.
Misalnya, dalam interaksi kita dengan orang lain, kita sering menjadi pemarah, selalu memandang orang lain dengan pandangan yang tidak menyenangkan, dan tidak bisa bergaul dengan damai dengan mereka, yang membuat kita hidup dalam penderitaan. Kemudian ketika membaca Alkitab, kita dapat dengan sadar membaca ayat-ayat tentang Tuhan yang mengajarkan kita untuk memaafkan, toleran, dan sabar terhadap orang lain. Ketika kesukaran dan pencobaan menimpa kita dan daging kita lemah, kita dapat mencari ayat Alkitab tentang iman. Selain berusaha untuk menyelesaikan kekurangan dan kesulitan kita sendiri, kita juga dapat mengintegrasikan masalah praktis kita untuk mencari dan memahami kehendak Tuhan. Misalnya, sekarang adalah akhir zaman, dan Tuhan Yesus menubuatkan bahwa Dia akan kembali di akhir zaman; jadi, bagaimana seharusnya kita menerapkan firman Tuhan untuk menyambut Tuhan? Ketika kita datang ke hadapan Tuhan untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini dan menyelidiki Alkitab, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus berkata: "Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'" (Matius 25:6). "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Kitab Wahyu 3:20 berkata, "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku" Dan Kitab Wahyu 2:7 berkata, "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja." Dari ayat-ayat ini kita dapat melihat bahwa ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, Dia akan mengungkapkan firman Roh Kudus kepada gereja-gereja, dan bahwa kehendak Tuhan adalah agar kita menjadi gadis yang bijaksana dan belajar mendengarkan suara Tuhan. Oleh karena itu, setelah mendengar kata-kata "mempelai laki-laki datang", kita harus proaktif mendengarkan suara Tuhan. Begitu kita menentukan bahwa itu adalah suara Tuhan, kita harus menerima dan menaati—bukankah kita telah menyambut Tuhan? Jadi, jika kita sering membaca Alkitab dengan cara yang terarah untuk mengatasi kesulitan dan masalah kita, kita akan dapat memahami kehendak Tuhan dan memiliki jalan praktik dalam segala hal.
- Catatan Editor
-
Melalui persekutuan di atas, kita telah menemukan jalan dalam membaca Alkitab dan mengetahui cara membaca Alkitab. Jika artikel ini bermanfaat bagi Anda, silakan bagikan dengan orang lain. Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang iman, silakan hubungi kami dengan menggunakan tombol obrolan online di bagian bawah. Kami tersedia kapan saja untuk menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki.
Hubungi kami