Iman Katolik: Akhirnya Ada Harapan untuk Mewujudkan Impianku Tentang Kerajaan Surga
Menanam Benih Mimpi Kerajaan Surga
Aku dilahirkan dalam keluarga Katolik. Sejak aku kecil, nenekku mengajari aku cara berdoa dan menjalankan ritual Katolik. Ketika aku berusia 15 tahun, aku mulai mematuhi ritual Katolik seperti melakukan perbuatan baik dan mencintai orang lain. Dan aku berpartisipasi dalam segala macam ritual di gereja. Pendeta sering berkata bahwa hanya dengan dilengkapi dengan doktrin-doktrin ini kita dapat menjadi orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan, dan kemudian ketika Dia datang, kita akan diangkat ke dalam kerajaan surga. Jadi aku sering berkata pada diri sendiri bahwa aku harus benar-benar menjalankan upacara gereja dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan gereja sehingga aku bisa menjadi seseorang yang dikasihi Tuhan, mendapatkan berkat-Nya, dan diangkat ke dalam kerajaan surga.
Bisakah Aku Masuk Kerajaan Surga Jika aku Tidak Dapat Lepas dari Ikatan Dosa?
Ketika aku masih kuliah, aku memperhatikan bahwa teman-teman gerejaku tampak sangat saleh ketika mereka menghadiri misa, tetapi dalam kehidupan biasa mereka sering melakukan hal-hal yang menghina Tuhan, seperti merokok, minum minuman keras, dan mengadakan pesta pora. Aku merasa kaget sekaligus kesal karena hal ini, sambil berpikir, "Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus mengasihi Tuhan kita dengan segenap hati, pikiran, dan kekuatan kita, dan bahwa kita harus menjauhi kesenangan, godaan, dan pencobaan duniawi. Teman-teman gerejaku tampaknya percaya pada Tuhan secara lahiriah, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memperhatikan sama sekali untuk bekerja bagi-Nya. Mereka bahkan mendambakan hal-hal duniawi dan mencari kesenangan duniawi—bukankah itu melanggar ajaran Tuhan? Aku tidak bisa seperti mereka, aku harus fokus pada pengorbanan diri dan bekerja untuk Tuhan." Untuk alasan itu, aku merasa seperti aku mengasihi Tuhan lebih dari teman-teman gerejaku.
Namun, aku menemukan bahwa kondisi rohaniku sendiri tidak dapat memenuhi persyaratan Tuhan. Meskipun di gereja aku aktif berpartisipasi dalam semua kegiatan dan bekerja dengan antusias, dalam kehidupan sehari-hariku, aku tidak dapat menaati perintah-perintah Tuhan. Sebagai contoh, setiap kali aku melihat seorang teman gereja yang mengejar kesenangan daging yang tampaknya bahagia dan bebas sedangkan aku menghadapi segala macam kesulitan dan kesengsaraan, aku tidak bisa tidak menyalahkan Tuhan. Ketika aku melakukan kesalahan dan dimarahi oleh keluargaku, aku biasanya akan membuat alasan untuk membenarkan diri, dan aku akan marah kalau ditegur mereka. Kadang-kadang ibuku menegur aku, mengatakan, "Tuhan mengajari kita untuk rendah hati dan pemaaf tetapi kamu tidak mematuhi firman-Nya!" Kata-katanya seperti tamparan di wajahku; aku menyadari bahwa aku tidak benar-benar menjunjung tinggi firman Tuhan dan aku merasa banyak mencela diri sendiri, bahwa aku hanya percaya pada nama Tuhan. Mau tak mau aku mulai merenung, "Mengapa aku tidak bisa menang atas dosa? Meskipun aku selalu mengaku dosa di depan pastor setelah berbuat dosa dan melakukan banyak perbuatan baik untuk menebusnya, ternyata aku masih melakukan dosa yang sama. Memiliki iman dengan cara ini, dapatkah aku benar-benar memperoleh berkat Tuhan?" Tetapi kemudian aku memikirkan bagaimana pastor telah mengajar kita: "Jika kita mengaku dosa kepada pastor setelah berbuat dosa, dosa kita akan diampuni. Selama kita mengabdikan diri dan bekerja untuk Tuhan serta melakukan banyak perbuatan baik, kita dapat sekali lagi mendapatkan rahmat dan berkat-Nya. Seperti yang dikatakan dalam Alkitab, 'Aku sudah melakukan pertandingan yang baik. Aku sudah menyelesaikan perlombaanku, aku sudah menjaga imanku: Mulai dari sekarang sudah tersedia bagiku mahkota kebenaran, yaitu Tuhan, Sang Hakim yang adil itu, yang akan mengaruniakan kepadaku pada hari itu; dan bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang sangat merindukan penampakan-Nya' (2 Timotius 4:7-8)." Aku kemudian akan merasa agak terhibur—selama aku sering membuat pengakuan dosa dan terus bekerja dan mengabdikan diriku untuk Tuhan, aku masih memiliki harapan untuk masuk ke kerajaan. Jadi, aku terus sibuk melakukan perbuatan baik, bekerja keras dan berkorban.
Sebuah Postingan Facebook Membuatku Merenung
Suatu hari di tahun 2017, aku membuka Facebook untuk melihat apa yang baru hari itu dan menelusuri informasi seperti biasa. Tiba-tiba aku melihat seorang saudari yang bernama Betty telah membuat postingan ini: "Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan kehendak Tuhan. ... 'Percaya kepada Tuhan' berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi kehendak Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut 'iman kepada Tuhan'. Namun orang sering menganggap kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sederhana dan tidak penting. Orang-orang yang memercayai Tuhan dengan cara seperti ini telah kehilangan makna percaya kepada Tuhan, dan meskipun mereka mungkin terus percaya sampai akhir, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan Tuhan, karena mereka menempuh jalan yang salah. Saat ini, masih ada orang yang percaya kepada Tuhan menurut huruf-huruf yang tertulis, dan dalam doktrin yang kosong. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki esensi kepercayaan kepada Tuhan, dan mereka tidak dapat menerima perkenanan Tuhan. Mereka tetap berdoa kepada Tuhan meminta berkat keamanan dan anugerah yang cukup. Marilah kita berhenti, menenangkan hati kita, dan bertanya kepada diri kita sendiri: mungkinkah percaya kepada Tuhan benar-benar adalah hal yang termudah di bumi? Mungkinkah percaya kepada Tuhan semata-mata berarti menerima banyak anugerah dari Tuhan? Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tanpa mengenal-Nya atau yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang-Nya benar-benar bisa memenuhi kehendak Tuhan?" (Kata Pengantar). Kata-kata ini benar-benar baru dan berbeda, dan langsung menguasai hatiku. Aku belum pernah mendengar kata-kata seperti itu sebelumnya, dan terutama beberapa kalimat terakhir adalah hal-hal yang belum pernah aku pertimbangkan sebelumnya. Aku berpikir, "Kata-kata ini luar biasa! Siapa yang mengatakan ini? Perkataan ini mengungkapkan pentingnya iman dan tujuan kita untuk percaya kepada Tuhan dalam perikop yang begitu singkat!" Aku merenungkan kata-kata ini, dan untuk pertama kalinya aku menenangkan hatiku dan mempertimbangkan imanku sendiri. Aku memikirkan bagaimana selama bertahun-tahun menjadi seorang Katolik, meskipun aku sering berpartisipasi dalam segala macam kegiatan dan ritual yang diselenggarakan oleh gereja, secara proaktif bekerja untuk gereja, melakukan perbuatan baik di masyarakat, telah sedikit menderita dan membayar harga, aku melakukan semua itu agar aku dan keluargaku diberkati dan dilindungi oleh Tuhan. Terlebih lagi, itu agar aku bisa masuk ke kerajaan surga di masa depan. Aku selalu berpikir bahwa percaya Tuhan dengan cara itu adalah benar dan bahwa iman seperti itu diterima oleh Tuhan dan aku akan memperoleh berkat dan persetujuan-Nya. Tetapi setelah membaca bagian ini, aku mulai memiliki perasaan yang samar bahwa makna dari percaya kepada Tuhan sangat mendalam, dan bahwa bekerja keras, menyerahkan segalanya, dan mengorbankan diriku hanya sebagai imbalan atas berkat kerajaan surga tidak berarti benar-benar mencintai Tuhan. Bagaimana iman semacam itu dapat memperoleh perkenanan Tuhan? Ini seperti panggilan untuk membangunkan hatiku—mau tidak mau aku mengembangkan keraguan tentang impianku sendiri tentang kerajaan surga. Tapi kemudian aku berpikir kembali mengenai kepercayaanku kepada Tuhan selama lebih dari 20 tahun, aku berkomitmen untuk bekerja di gereja; dapatkah semua penderitaan yang telah aku tanggung dan harga yang telah aku bayarkan semuanya menjadi sia-sia?
Semakin aku merenungkan apa yang telah diposting Saudari Betty, semakin aku berharap dia akan mengucapkan lebih banyak kata-kata seperti ini untuk menyelesaikan keraguan di hatiku. Aku memutuskan untuk mengiriminya permintaan obrolan dan menjalin hubungan persahabatan dengannya. Dia menanggapi dengan sangat cepat dan memperkenalkan aku kepada Saudari Lily juga, mengatakan bahwa kami dapat mengadakan pertemuan online, dan aku setuju dengan sangat senang.
Mencari Tahu Hubungan Antara Kerja Keras dan Memasuki Kerajaan Surga
Sementara kami bersekutu, pertama-tama kami berbagi pengalaman iman kami, dan kemudian aku membagikan perasaanku setelah membaca apa yang diposting Betty. Aku berkata, "Perkataan dari bagian ini sangat baik dan sangat praktis. Aku menyadari bahwa imanku kepada Tuhan hanya untuk mendapatkan berkat, bukan karena cinta sejati kepada Tuhan. Tapi aku masih agak bingung, karena di dalam Alkitab tertulis, 'Aku sudah melakukan pertandingan yang baik. Aku sudah menyelesaikan perlombaanku, aku sudah menjaga imanku: Mulai dari sekarang sudah tersedia bagiku mahkota kebenaran ...' dan pastor sering mengatakan kepada kita bahwa selama kita terus bekerja dan mengorbankan diri kita untuk Tuhan serta melakukan banyak perbuatan baik, di masa depan kita akan diberkati oleh Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan surga. Selama bertahun-tahun aku menjadi orang percaya, aku terus bekerja keras dan memberikan apa yang kumiliki; mungkinkah semua itu tidak akan diperingati oleh Tuhan?"
Saudari Lily berkata, "Benar-benar tidak mudah bagi kita untuk menyadari bahwa kita percaya kepada Tuhan untuk mendapatkan berkat, bukan karena cinta sejati kepada-Nya. Ini adalah pencerahan dan bimbingan Tuhan—terima kasih Tuhan! Hanya karena kita tidak sepenuhnya memahami kebenaran tentang orang seperti apa yang benar-benar dapat masuk ke dalam kerajaan surga, itulah sebabnya kebingungan semacam ini muncul. Kenyataannya, banyak orang percaya berpikir bahwa meskipun kita sering berbuat dosa dan tidak dapat menegakkan ajaran Tuhan, selama kita mengaku dosa kepada pastor, melakukan banyak perbuatan baik, dan terus bekerja, menyerah, serta berkorban untuk Tuhan, kita akan diterima oleh Tuhan. Kemudian ketika Dia datang, kita akan masuk ke dalam kerajaan surga. Tetapi apakah perspektif ini benar? Apakah ada dasar untuk ini dalam firman Tuhan? Sebenarnya, dengan menyelidiki Alkitab, kita dapat dengan mudah menemukan bahwa baik Yahweh maupun Tuhan Yesus tidak mengatakan hal seperti itu, begitu pula Roh Kudus. Itu adalah kata-kata Paulus; itu adalah kata-kata manusia, dan itu hanya mewakili pendapat Paulus pribadi. Satu-satunya bagian dalam Alkitab yang merupakan firman Tuhan, dan yang merupakan kebenaran adalah yang diucapkan oleh Yahweh, yang diucapkan oleh Yahweh melalui para nabi, dan yang dari Tuhan Yesus. Kata-kata para murid dan rasul bukanlah kebenaran, dan meskipun kata mereka dicatat dalam Alkitab, itu hanyalah perkataan manusia dan hanya mewakili pengalaman dan pemahaman pribadi mereka tentang firman Tuhan, dan pandangan mereka sendiri. Meskipun kata-kata mereka mengandung pencerahan Roh Kudus, itu tidak dapat disebut sebagai firman Tuhan. Inilah sebabnya mengapa kita harus mengikuti firman Tuhan untuk hal yang begitu penting seperti memasuki kerajaan surga. Jika kita bertindak sesuai dengan perkataan manusia, kemungkinan besar kita akan menyimpang dari jalan Tuhan.
Jadi, orang seperti apa yang sebenarnya bisa masuk ke dalam kerajaan surga? Tuhan memberi tahu kita dengan sangat jelas: 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa ketika Tuhan menimbang apakah orang memenuhi standar untuk memasuki kerajaan surga, itu bukan berdasarkan seberapa banyak mereka menyerah atau mengorbankan diri, tetapi menurut apakah mereka mengikuti kehendak Bapa Surgawi. Artinya, mereka yang masuk kerajaan surga haruslah orang-orang yang membuang dosa dan mencapai penyucian, yang berpegang pada jalan Tuhan, dan mampu menaati, mencintai, dan menyembah-Nya. Jika kita bekerja keras, meninggalkan segala sesuatu, dan mengorbankan diri tetapi tidak menaati firman Tuhan, malah sering berbuat dosa dan menentang Tuhan, maka kita adalah orang yang berbuat jahat dan tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Sama seperti orang-orang Farisi Yahudi yang menentang Tuhan—mereka selalu berada di bait suci untuk melayani Tuhan dan mereka melakukan perjalanan ke ujung bumi untuk menyebarkan Injil Yahweh. Di mata orang-orang, mereka bekerja sangat keras, banyak menyerahkan diri, dan memberikan semua yang mereka miliki. Oleh karena itu, mereka seharusnya paling layak untuk mendapatkan persetujuan Tuhan. Namun, Tuhan mengutuk mereka sebagai orang munafik, mengutuk bahwa mereka adalah sejenis ular berbisa dan anak-anak neraka. Orang-orang Farisi memiliki kesudahan seperti itu terutama karena, meskipun mereka bekerja keras, di balik itu semua mereka melakukan transaksi dengan Tuhan, untuk mendapatkan berkat sebagai imbalan, terlebih lagi untuk mempertahankan status dan mata pencaharian mereka sendiri. Orang Farisi pada dasarnya sombong dan kurang menghormati Tuhan. Mereka tidak meninggikan atau menyaksikan Tuhan dalam khotbah mereka, tetapi sebaliknya mereka selalu memamerkan diri mereka sendiri dan menggunakan perilaku baik mereka yang dangkal untuk menipu orang percaya. Mereka membawa orang percaya ke hadapan mereka untuk membuat mereka disembah, dipandang tinggi, dan mengikuti mereka alih-alih Tuhan. Ketika Tuhan Yesus bekerja, orang-orang Farisi menjadi musuh Tuhan secara terang-terangan. Untuk melindungi status dan mata pencaharian mereka, orang Farisi dengan gila-gilaan mengutuk dan menghujat Tuhan Yesus. Mereka melakukan segala daya mereka untuk mencegah orang percaya mengikuti Tuhan Yesus, dan akhirnya bahkan bersekongkol dengan pemerintah Romawi untuk memakukan Dia di kayu salib. Ini sangat menyinggung watak Tuhan dan membuat mereka mendapat hukuman dari Tuhan. Ini membuktikan bahwa meskipun orang bisa bekerja keras dan menyerahkan diri, bukan berarti mereka adalah orang yang mengikuti kehendak Tuhan. Tanpa disucikan dari dosa-dosa mereka, bahkan jika mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengorbankan diri mereka sendiri, mereka mungkin masih melakukan kejahatan dan menentang Tuhan. Jika membandingkan dengan diri kita, kita melihat bahwa meskipun kita tampaknya bekerja keras di luar dan kita senang melakukan perbuatan baik, membantu dan mendukung saudara-saudari kita, tujuan kita adalah agar diberkati dan masuk ke dalam kerajaan surga. Ketika Tuhan memberkati kita, kita bersyukur dan memuji-Nya, tetapi ketika kita menghadapi kesulitan atau bencana, kita salah paham dan menyalahkan Tuhan, atau bahkan mengkhianati-Nya. Kita bombastis dalam pekerjaan dan khotbah kita, membual tentang berapa banyak yang telah kita derita dan berapa banyak pekerjaan yang telah kita lakukan, sehingga orang percaya lainnya menyetujui kita, memandang tinggi kita, dan memuja kita; bukan untuk membalas kasih Tuhan atau membiarkan orang percaya memahami kehendak dan tuntutan Tuhan, tetapi untuk mencari nama dan status. Ketika kita bertemu dengan orang, peristiwa, atau hal yang tidak diinginkan dalam hidup kita, kita kehilangan kesabaran, tidak dapat mematuhi firman Tuhan, dll. Dari sini kita dapat melihat bahwa kerja keras, pengorbanan, dan upaya kita bukanlah untuk mencintai atau memuaskan Tuhan, tetapi bersifat transaksional, untuk mengeksploitasi dan menipu Tuhan untuk memuaskan ambisi dan keinginan kita sendiri. Bagaimana mungkin orang seperti kita yang terus-menerus hidup dalam dosa dianggap sebagai orang yang mengikuti kehendak Bapa Surgawi? Tuhan itu kudus dan Dia menuntut kita untuk benar-benar melepaskan diri dari ikatan dosa dan mencapai pemurnian—itulah satu-satunya cara kita untuk melihat wajah Tuhan. Tapi kita saat ini dipenuhi dengan dosa, jadi bagaimana kita bisa dibawa ke kerajaan surga oleh Tuhan? Hanya dengan membuang dosa dan menjadi orang yang menjalankan kehendak Tuhan, kita dapat memperoleh perkenanan Tuhan dan layak memasuki kerajaan surga."
Saat mendengarkan ini, aku berpikir, "Itu benar. Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa orang yang bekerja keras dan banyak menderita akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Sebaliknya, Dia mengatakan bahwa hanya mereka yang mengikuti kehendak Bapa Surgawi yang akan masuk ke dalam kerajaan surga. Ternyata, kata-kata Timotius yang kita pegang selama bertahun-tahun adalah salah, dan itu sepenuhnya bertentangan dengan apa yang Tuhan minta. Ketika aku memikirkan tahun-tahun terakhir ini, meskipun aku telah bekerja keras di gereja dan melakukan banyak perbuatan baik, itu semua untuk mendapatkan berkat dan masuk ke kerajaan surga — itu hanya untuk melakukan transaksi dengan Tuhan, bukan sama sekali demi mencintai dan memuaskan-Nya. Selain itu, aku masih menyalahkan Tuhan ketika aku menghadapi kesulitan dan setelah aku melakukan kesalahan, aku masih berdebat dan membenarkan diri. Bahkan setelah mengaku dosa, aku terus sering berbuat dosa. Bagaimana aku bisa dianggap sebagai seseorang yang melakukan kehendak Tuhan?" Pada titik ini, aku berkata kepada Saudari Lily, "Dulu aku selalu berpikir bahwa bekerja keras akan memberiku tiket ke kerajaan surga, tetapi melalui persekutuan hari ini tentang Kitab Suci ini, aku menyadari bahwa iman semacam ini tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, aku juga melihat bahwa hanya dengan membuang keberdosaan dan disucikan, dan menjadi orang yang dapat melakukan kehendak Tuhan, barulah dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Tapi aku masih terikat oleh dosa dan aku tidak tahu bagaimana bisa lepas dari ini dan disucikan. Bisakah Anda berbagi lebih banyak persekutuan denganku?"
Jalan Menuju Disucikan dan Memasuki Kerajaan Surgawi
Saudari Lily berkata, "Syukur kepada Tuhan! Anda benar sekali. Jika kita ingin masuk ke dalam kerajaan surga, kita mutlak harus menyelesaikan masalah keberdosaan kita. Jadi bagaimana kita bisa lepas dari sifat dosa kita dan disucikan? Untuk ini, kita harus memahami pekerjaan Tuhan Yesus dan dampak yang dicapainya, serta jalan untuk sepenuhnya membuang dosa. Mari kita membaca dulu beberapa bagian dari firman Tuhan: 'Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuha' (Mengenai Sebutan dan Identitas). 'Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup' (Kata Pengantar).
Saudari Lily membagikan persekutuan ini: "Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa Tuhan Yesus bekerja untuk menyelamatkan umat manusia berdasarkan rencana pengelolaan-Nya dan kebutuhan umat manusia. Sama seperti pada periode akhir dari Zaman Hukum Taurat ketika orang-orang semakin banyak berbuat dosa, mereka tidak dapat menaati hukum atau perintah, dan mereka dihadapkan pada bahaya dihukum mati oleh hukum-hukum Taurat. Oleh karena itu, Tuhan berinkarnasi sebagai Tuhan Yesus sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat itu. Dia disalibkan demi umat manusia dan menebus umat manusia dari dosa sehingga mereka dapat dibebaskan dari kutukan hukum-hukum Taurat. Dengan menerima keselamatan Tuhan Yesus, selama kita mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan dan bertobat, dosa akan diampuni dan kita akan dapat menikmati kasih karunia dan berkat yang dianugerahkan oleh Tuhan. Ini adalah dampak yang dicapai oleh pekerjaan Tuhan Yesus. Meskipun Dia menebus kita dari dosa-dosa kita, Dia tidak mengampuni watak rusak atau sifat dosa kita. Sejak kita dirusak oleh Iblis, watak kita menjadi sangat arogan, bengkok dan licik, egois dan tercela, jahat dan serakah, benci dengan kebenaran dan mencintai ketidakbenaran. Kita dikendalikan oleh watak yang rusak ini, dan kita sering berbuat dosa dan menentang Tuhan, merebut keuntungan dengan orang lain, cemburu dan kompetitif, berbohong dan menipu, meninggikan dan menyaksikan diri sendiri, dan seterusnya. Misalnya, kita dikendalikan oleh sifat egois kita dan dalam segala hal, kita hanya menjunjung tinggi kepentingan kita sendiri. Saat orang lain melanggar kepentingan kita, kita mengalami konflik dan kehilangan kesabaran, atau bahkan mulai membenci mereka. Kita tidak memiliki toleransi atau kesabaran sedikit pun terhadap orang lain, dan bahkan pekerjaan dan pengorbanan kita hanya dilakukan sebagai imbalan atas berkat Tuhan, untuk mendapatkan upah dan masuk ke dalam kerajaan surga. Didominasi oleh sifat sombong, kita selalu ingin berada di atas, ingin orang lain mengikuti apa yang kita katakan, berpegang teguh pada pandangan diri sendiri, tidak mau menerima saran orang lain, cemburu dan tidak puas ketika kita melihat orang lain lebih unggul dari kita, dan bahkan menegur orang lain demi mempertahankan status diri sendiri. Dikendalikan oleh sifat licik, kita sering tidak jujur, membuat pernyataan palsu, dan menutupi kesalahan diri sendiri untuk melindungi kepentingan, wajah, dan status kita. Kita dapat melihat dari sini bahwa sifat-sifat Iblis ini adalah akar dari apa yang membuat kita berbuat dosa, dan jika kita tidak menyingkirkannya, kita tidak akan pernah berhenti berbuat dosa dan menentang Tuhan; kita tidak akan pernah layak masuk ke dalam kerajaan surga. Tujuan Tuhan dalam mengembangkan pekerjaan pengelolaan-Nya adalah untuk sepenuhnya menyelamatkan kita dari keberdosaan, sehingga kita dapat memperoleh berkat dan janji Tuhan. Inilah sebabnya mengapa di akhir zaman Tuhan melakukan tahap pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan di atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus untuk secara menyeluruh mengubah dan menyucikan kita dari watak Iblis, sehingga kita dapat melepaskan diri dari ikatan dosa dan diperoleh oleh Tuhan, dan sehingga impian kita tentang kerajaan surgawi terwujud. Seperti yang pernah Tuhan nubuatkan: 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman' (Yohanes 12:48). Dia dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa di akhir zaman Dia akan kembali dan mengungkapkan banyak kebenaran, dan menyelesaikan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia dengan firman, menunjukkan jalan bagi kita untuk mentahirkan diri kita dari watak rusak. Ini akan membuat kita untuk benar-benar disucikan dan menjadi orang yang benar-benar menaati Tuhan dan takut akan Tuhan. Jadi hanya jika kita menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman, watak rusak kita dapat disucikan; itulah satu-satunya harapan kita untuk masuk ke dalam kerajaan surga."
Setelah mendengar persekutuan Saudari Lily, aku akhirnya mengerti bahwa pekerjaan Tuhan Yesus yang lakukan adalah pekerjaan penebusan, dan bahwa karena iman kita kepada-Nya, kita telah diampuni dari dosa-dosa kita, tetapi sifat dosa batiniah kita belum disucikan. Inilah sebabnya mengapa kita masih hidup dalam lingkaran setan, yakni berbuat dosa dan mengakui dosa. Jika kita ingin lepas dari dosa, kita harus menerima pekerjaan penghakiman dan penyucian yang dilakukan oleh Tuhan di akhir zaman, karena ini adalah satu-satunya cara watak rusak kita dapat disucikan, dan kita dapat menjadi orang yang benar-benar mencintai dan menaati Tuhan, dan kita dapat menjadi memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Aku sangat senang mendengar bahwa Tuhan akan kembali untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman karena Tuhan akan memberi tahu kita bagaimana melepaskan diri dari belenggu dosa, dan itu akan memberiku harapan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Terima kasih kepada Tuhan! Hari semakin larut, jadi aku tidak melanjutkan persekutuan, tetapi mengatur waktu untuk bersekutu dengan mereka lagi keesokan harinya.
Tuhan Telah Datang Kembali
Dalam persekutuan kami pada hari berikutnya, Saudari Lily memutar rekaman pembacaan firman Tuhan untukku, berjudul "Juruselamat Telah Kembali Di Atas 'Awan Putih.'" Setelah mendengar, benar-benar mengharukan bagiku; aku merasa bahwa kata-kata ini benar-benar berotoritas. Kata-kata ini dengan jelas menjelaskan bagaimana Tuhan akan kembali di atas awan dan memberitahu kita bahwa harapan kita agar Dia turun dari langit di atas awan sepenuhnya berasal dari gagasan dan imajinasi kita sendiri; awan putih yang Tuhan bicarakan bukanlah awan material yang bisa kita lihat di langit, tetapi mengacu pada firman yang diucapkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia datang kembali di akhir zaman. Kemudian, Saudari Lily berkata kepadaku dengan penuh semangat, "Sheila, sebenarnya Tuhan Yesus yang telah lama kita nantikan sudah kembali. Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Dia telah mengungkapkan banyak kebenaran dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Kata-kata yang aku bacakan untuk Anda dalam pertemuan kemarin serta rekaman yang Anda dengar hari ini adalah kata-kata yang diucapkan secara pribadi oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa telah datang dan membuka tujuh meterai, membuka gulungan kitab itu dan menyingkapkan misteri yang tidak pernah kita pahami selama ini. Dia juga telah menganugerahkan kepada kita semua kebenaran agar kita memperoleh keselamatan dan disucikan. Ini adalah Roh Kudus yang berbicara kepada semua gereja. Sekarang, pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman telah menyebar ke seluruh dunia, dan firman-Nya telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa dan diterbitkan secara online, sehingga orang-orang dari seluruh dunia yang lapar untuk mencari penampakan Tuhan dapat menyelidikinya. Banyak dari semua denominasi yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan haus akan kebenaran telah mengenali suara Tuhan dari membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mereka telah berbondong-bondong menerima pekerjaan-Nya di akhir zaman, kembali ke hadapan takhta-Nya dan mengikuti jejak Tuhan. Saat ini kita dapat mendengar suara Tuhan, ini sepenuhnya adalah tuntunan-Nya—kita semua sangat diberkati!"
Mendengar berita bahwa Tuhan telah kembali, aku merasa gembira dan sangat bersemangat. Ternyata audio pembacaan firman Tuhan yang baru saja diputarkan, ditambah kata-kata yang telah kami baca sehari sebelumnya semuanya adalah firman Tuhan—tidak heran jika begitu berotoritas! Aku tidak pernah membayangkan aku akan dapat menyambut kedatangan Tuhan kembali, aku sangat senang!
Saudari Lily kemudian berbagi lebih banyak persekutuan denganku tentang bagaimana Tuhan menggunakan firman untuk melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman, dan dia membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa ini: "Pekerjaan Tuhan dalam inkarnasi saat ini adalah untuk mengungkapkan watak-Nya terutama melalui hajaran dan penghakiman. Dengan membangun di atas dasar ini, Dia membawa lebih banyak kebenaran kepada manusia dan menunjukkan kepadanya lebih banyak jalan penerapan, dengan demikian mencapai tujuan-Nya untuk menaklukkan dan menyelamatkan manusia dari wataknya yang rusak. Inilah yang ada di balik pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan" (Kata Pengantar). "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran).
Setelah membaca firman Tuhan, Saudari Lily membagikan persekutuan ini: "Firman Tuhan sangat jelas. Di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan penghakiman dan pemurnian atas manusia dengan firman. Tuhan berinkarnasi dalam daging, dan telah mengungkapkan semua kebenaran, sehingga umat manusia dapat diselamatkan sepenuhnya—kebenaran ini berlimpah dan mengungkapkan watak Tuhan yang benar, megah, dan tidak dapat diganggu gugat kepada kita, memperlihatkan watak Iblis kita serta sifat dan esensi kita yang menentang Tuhan. Kebenaran-kebenaran ini telah menghakimi dan mengungkapkan perspektif kita yang salah tentang iman kepada Tuhan serta gagasan dan imajinasi kita tentang Tuhan; juga memberitahu kita bagaimana menjadi orang yang jujur, pelayanan seperti apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan, dan bagaimana tunduk dan mencintai Tuhan dalam segala macam lingkungan. Kebenaran-kebenaran ini memberitahu kita bagaimana mencapai rasa takut sejati akan Tuhan, bagaimana menghindari kejahatan, dan bagaimana menjadi selaras dengan Kristus. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, mengalami pekerjaan-Nya dan melalui apa yang terungkap dalam berbagai peristiwa yang menimpa kita, kita melihat bahwa watak Iblis kita yang arogan, egois, tercela, bengkok, dan curang sudah tertanam sangat dalam, dan tidak peduli apa yang kita lakukan, kita selalu memiliki motif dan tujuan diri sendiri. Bahkan dalam pekerjaan dan khotbah kita, demi nama dan status, kita selalu pamer di depan orang lain agar orang-orang memandang tinggi kepada kita. Sama sekali bukan untuk meninggikan atau menyaksikan Tuhan. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan gagasan kita, kita membatasi dan menghakimi-Nya. Kita sama sekali tidak memiliki ketundukan yang sejati kepada Tuhan. Dalam melaksanakan tugas kita, kita mendambakan kenyamanan daging, sering kali berurusan dengan Tuhan dengan cara yang acuh tak acuh, dan menipu Tuhan; kita sama sekali tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan. Baru pada saat itulah kita melihat betapa dalam Iblis telah merusak kita, bahwa kita sama sekali tidak memiliki hati nurani, akal budi, karakter, dan martabat, dan bahwa kita tidak layak disebut manusia. Kemudian kita juga mulai membenci watak rusak kita sendiri dan menjadi rela meninggalkan daging dan menerapkan firman Tuhan. Dengan menjalani penghakiman dan hajaran Tuhan, kita menjadi tahu bahwa Tuhan menyukai orang-orang yang jujur dan mereka yang mempraktikkan kebenaran, sementara Dia muak dan benci dengan orang-orang yang curang dan mereka yang tahu benar bahwa itu adalah kebenaran tetapi terus memberontak dan menentang Tuhan dengan mengandalkan sifat rusak mereka. Kita menjadi memahami kehendak dan tuntutan Tuhan, dan memperoleh pemahaman yang sejati tentang watak-Nya yang benar; penghormatan kita kepada Tuhan secara bertahap meningkat dan kita melihat bahwa penghakiman dan hajaran-Nya atas kita adalah kasih dan keselamatan-Nya. Dengan terus mengalami cara ini, kita meninggalkan daging dan semakin banyak mempraktekkan firman Tuhan, dan watak jahat kita berangsur-angsur memudar. Kita mulai hidup dalam keserupaan orang yang jujur. Semua ini adalah buah dari penghakiman dan hajaran Tuhan."
Setelah mendengar persekutuannya, aku merasa bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman benar-benar sangat praktis, benar-benar dapat mengubah dan menyucikan manusia, dan impianku tentang kerajaan surga akhirnya memiliki harapan untuk terwujud! Aku juga merasakan niat Tuhan yang sungguh-sungguh untuk menyelamatkan umat manusia—aku sangat tersentuh. Aku menantikan untuk membaca lebih banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa dan memahami pekerjaan penghakiman Tuhan.
Dalam persekutuan selanjutnya, Saudari Lily berbagi lebih banyak persekutuan denganku tentang kebenaran seperti misteri inkarnasi Tuhan, bagaimana Iblis merusak umat manusia, bagaimana Tuhan menyelamatkan umat manusia selangkah demi selangkah, kisah sebenarnya di balik Alkitab, dan tempat tujuan serta kesudahan umat manusia. Ini semua adalah kebenaran yang belum pernah aku dengar sebelumnya dalam imanku kepada Tuhan selama lebih dari 20 tahun. Semakin aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, semakin aku merasa yakin dalam hatiku bahwa ini adalah suara Tuhan, karena hanya Tuhan yang berinkarnasi dalam daging yang dapat mengungkapkan firman dengan otoritas dan kuasa seperti itu. Selain Tuhan, siapakah yang bisa mengungkapkan kebenaran tentang kerusakan kita oleh Iblis? Siapa yang bisa menunjukkan kesalahan dalam iman kita kepada Tuhan dan mengarahkan kita ke jalan iman yang benar? Dan siapa yang dapat mengungkapkan misteri rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan dan memberi tahu kita apa kesudahan dan tempat tujuan manusia di masa depan? Hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan kita dari kekuatan Iblis, sehingga kita dapat melepaskan diri dari ikatan dosa, dan mengarahkan kita ke jalan menuju pemurnian dan mencapai keselamatan penuh. Hanya Dia yang bisa membawa kita ke tempat tujuan akhir yang indah. Aku menegaskan dari hatiku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali, dan bahwa Dia adalah penampakan Kristus di akhir zaman. Aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.
Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah memilihku; aku sangat beruntung telah mendengar firman-Nya di akhir zaman, menerima pekerjaan penghakiman-Nya, dan memiliki kesempatan untuk mewujudkan impianku tentang kerajaan surga. Aku harus dengan sungguh-sungguh mengejar kebenaran dan perubahan watak, dan menjadi seseorang yang melakukan kehendak Tuhan, sehingga aku dapat membalas kasih-Nya yang besar!
Hubungi kami