3 Poin Kunci agar Tuhan Mendengar Doa Anda

Oleh Cindy, Amerika Serikat

Doa adalah bagaimana kita sebagai orang Kristen mendekatkan diri kepada Tuhan, sekaligus syarat yang diperlukan bagi kita untuk digerakkan oleh Roh Kudus, diterangi dan dicerahkan oleh Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan, dan memahami prinsip dan praktik doa, ketika kita menghadapi kesulitan atau dilema dalam hidup kita, kita akan dapat menghadapinya dengan mudah.

Bagaimana orang Kristen dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus dan menghadapi tantangan hidup dengan mudah? Melalui doa dan pencarian, membaca firman Tuhan, dan mencari ayat-ayat Alkitab yang relevan, aku baru-baru ini menemukan beberapa cara.

Navigasi cepat
1. Doa yang Tulus Bisa Membawa Perubahan
2. Alasan Kita Tidak Bisa Mendapatkan Pekerjaan Roh Kudus Melalui Doa Kita
a. Ketika Kita Berdoa, Apakah Kita Benar-Benar Memanggil Tuhan?
b. Apakah ada rasionalitas dan ketaatan dalam doa kita?
c. Apakah Isi Doa Kita Sesuai Dengan Kehendak Tuhan?

3 Poin Kunci agar Tuhan Mendengar Doa Anda

1. Doa yang Tulus Bisa Membawa Perubahan

Tuhan Yahweh berfirman, "Maka apabila engkau berseru, lalu datang dan berdoa kepada-Ku, Aku akan mendengarkan engkau" (Yeremia 29:12). Tuhan telah dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa selama kita benar-benar berseru kepada-Nya dalam doa, Dia akan membantu kita melalui masa-masa sulit. Ada banyak cerita yang dicatat dalam Alkitab tentang terjadinya perubahan besar dalam suatu hal dan masalah yang diselesaikan melalui doa. Misalnya, ketika Yosua memimpin orang Israel berperang dengan orang Amori, dia berdoa kepada Tuhan Yahweh dan Tuhan mendengar doanya dan berperang untuk orang Israel. Pada akhirnya, orang Amori dikalahkan (Lihat Yosua 10:1-14). Dan ada orang Niniwe, yang menjadi rusak dan jahat sampai menyinggung watak Tuhan, tetapi ketika nabi Yunus menyampaikan peringatan Tuhan kepada mereka, mereka mengenakan kain kabung dan abu, berpuasa dan berdoa selama 40 hari, serta sepenuhnya melepaskan jalan-jalan jahat di dalam hati mereka. Ketika Tuhan melihat orang Niniwe benar-benar bertobat, Dia menunjukkan belas kasihan kepada mereka dan membiarkan mereka terus hidup (Lihat Yunus 3). Kisah lain terjadi setelah bangsa Israel runtuh; orang-orang Yahudi di negeri asing dijebak oleh seorang bangsawan jahat dan berada dalam bahaya dibunuh. Dalam krisis ini Ester membimbing sesama orang Yahudi untuk berpuasa dan berdoa selama tiga hari tiga malam dan rela mempertaruhkan kematian untuk pergi menemui raja. Yahweh mendengar doa mereka dan akhirnya orang jahat itu dihukum mati. Orang-orang Yahudi menghindari bencana besar. Di negeri asing itu mereka juga lolos menjadi budak dan mendapatkan rasa hormat dan kebaikan orang lain (Lihat Ester 3-8). Kita dapat melihat dari peristiwa-peristiwa ini bahwa ketika kita dengan sungguh-sungguh memandang kepada Tuhan dan memanjatkan doa yang tulus kepada-Nya, hal-hal yang tidak terbayangkan akan terjadi.

2. Alasan Kita Tidak Bisa Mendapatkan Pekerjaan Roh Kudus Melalui Doa Kita

Mungkin saudara-saudari akan berkata, "Kami juga berdoa kepada Tuhan ketika kami menghadapi kesulitan, tetapi setelah berdoa beberapa saat, masih belum ada penyelesaian. Sepertinya Tuhan tidak mendengar doa kita." Tuhan adalah Tuhan yang setia, dan selama kita dengan tulus berdoa kepada-Nya, Dia akan mendengarkan. Jika doa kita tidak diterima oleh Tuhan, sudah pasti ada masalah dengan doa kita. Di saat-saat seperti itu, kita harus segera menghadap Tuhan dan merenungkan alasan mengapa doa kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, kemudian mencari jalan yang benar. Di bawah ini kami telah secara singkat membagikan beberapa alasan mengapa kita tidak dapat memperoleh bimbingan Roh Kudus dalam doa.

a. Ketika Kita Berdoa, Apakah Kita Benar-Benar Memanggil Tuhan?

Sering kali, karena kita tidak memiliki pemahaman yang benar tentang kedaulatan dan kemahakuasaan Tuhan, ketika kita menghadapi kesulitan dalam hidup di dalam hati kita, kita mengandalkan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita, meskipun kita berdoa dan mempercayakan segala sesuatunya kepada Tuhan. Doa semacam itu hanya melakukan sesuatu demi penampilan, dan itulah sebabnya Tuhan tidak mungkin mendengarnya. Misalnya, ada seorang saudari di gerejaku—ada pinjaman yang diambil keluarganya yang harus segera dilunasi, dan pokok serta bunganya berjumlah lebih dari 500.000 yuan. Mereka hanya punya waktu tiga hari untuk membayarnya kembali, jika tidak mereka akan dibawa ke pengadilan. Dalam menghadapi kesulitan ini, meskipun dia berdoa kepada Tuhan, dia tidak pernah merasa benar-benar yakin di dalam hatinya. Dia dan suaminya bergegas memanfaatkan koneksi mereka, meminjam uang di mana pun mereka bisa, tetapi mereka tidak dapat mengumpulkan uang yang cukup. Dalam kecemasan dan ketidakberdayaannya, saudari ini datang ke hadapan Tuhan dan dengan sungguh-sungguh berdoa dan berseru kepada Tuhan, ditambah lagi dia mencari kehendak Tuhan dalam firman-Nya. Dengan membaca firman Tuhan, dia mengerti bahwa segala sesuatu ada di tangan-Nya, Tuhan punya waktu-Nya kapan pinjaman itu akan dilunasi, dan bahwa dia harus menyerahkannya di tangan Tuhan dan mematuhi kedaulatan dan pengaturan-Nya. Begitu dia mengubah sikapnya, benar-benar mengandalkan Tuhan, dan bersedia untuk mematuhi kedaulatan dan pengaturan-Nya, seorang penyewa yang tinggal di rumahnya mengambil inisiatif untuk mencarinya dan membayar sewa selama setahun serta meminjamkannya uang. Pada akhirnya, krisis keluarga itu secara ajaib dapat dihindari. Dia mengerti akan kehendak Tuhan dari itu dan melihat bahwa meskipun dia percaya pada Tuhan, dia tidak pernah mengenal Dia. Ketika masalah menimpanya, meskipun dia telah berdoa kepada Tuhan, dia hanya mengikuti prosedur. Kenyataannya adalah dia masih berusaha mengandalkan pemikiran dan kemampuannya sendiri untuk menangani masalah. Dia tidak bisa merasakan dan mengalami kedaulatan Tuhan di lingkungan seperti itu. Akibatnya dia menjadi seseorang yang mengaku percaya pada Tuhan, tetapi tidak memiliki tempat untuk Tuhan di dalam hatinya. Tuhan telah mengizinkan lingkungan itu menimpanya sehingga dia belajar untuk benar-benar mengandalkan Tuhan dan mengalami pekerjaan-Nya dengan cara yang sangat nyata. Itu agar dia bisa mendapatkan pemahaman yang benar tentang kedaulatan dan kemahakuasaan Tuhan, dan benar-benar mempercayai-Nya dalam kesulitan di masa depan.

Jelas bahwa upaya yang kita manusia curahkan tidak menentukan hasil suatu hal, tetapi semuanya ditentukan oleh kedaulatan Tuhan. Seperti yang Tuhan Yahweh katakan dalam Alkitab, "Bukan dengan kegagahan, bukan dengan kekuatan, tetapi dengan roh-Ku, firman Yahweh semesta alam" (Zakharia 4:6). Tuhan berkata, "Terkadang, berpaling kepada Tuhan tidak berarti meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu menggunakan perkataan yang spesifik, atau meminta bimbingan atau perlindungan khusus kepada-Nya. Sebaliknya, ketika orang menghadapi suatu masalah, mereka dapat berseru kepada-Nya dengan tulus. Jadi, apa yang Tuhan lakukan ketika orang berseru kepada-Nya? Ketika hati seseorang tergerak dan mereka berpikir: 'Ya Tuhan, aku tidak dapat melakukan ini sendiri. Aku tidak tahu bagaimana melakukannya, dan aku merasa lemah dan negatif...,' ketika semua pemikiran ini muncul di dalam diri mereka, bukankah Tuhan tahu akan hal itu? Ketika semua pemikiran ini muncul di dalam diri manusia, apakah hati mereka tulus? Ketika mereka berseru kepada Tuhan dengan tulus seperti ini, apakah Tuhan berkenan untuk membantu mereka? Meskipun kenyataannya mereka mungkin tidak mengucapkan sepatah kata pun, mereka menunjukkan ketulusan, dan karena itu Tuhan berkenan untuk membantu mereka. Ketika seseorang menghadapi masalah yang sangat sulit, ketika mereka tidak memiliki siapa pun untuk berpaling, dan ketika mereka merasa sangat tidak berdaya, mereka menaruh satu-satunya harapan mereka kepada Tuhan. Seperti apa doa mereka? Bagaimana keadaan pikiran mereka? Apakah mereka tulus? Apakah ada kepalsuan pada saat itu? Ketika engkau memercayai Tuhan seolah-olah Dia adalah orang terakhir yang kauharapkan untuk menyelamatkan hidupmu, berharap bahwa Dia akan membantumu, barulah itu berarti hatimu tulus. Meskipun engkau mungkin tidak banyak bicara, hatimu telah tergerak. Artinya, engkau memberikan hatimu yang tulus kepada Tuhan, dan Tuhan mendengar. Ketika Tuhan mendengar, Dia melihat kesulitanmu, dan Dia akan mencerahkan, membimbing, dan membantumu." (Orang Beriman Pertama-tama Perlu Memahami yang Sebenarnya Mengenai Tren Kejahatan di Dunia). Dengan membaca firman Tuhan dengan saksama, kita dapat melihat bahwa perubahan dalam suatu peristiwa adalah perwujudan sejati dari kedaulatan dan kemahakuasaan Tuhan. Karena Tuhan adalah Sang Pencipta, dan Dia memerintah atas segala sesuatu dan memiliki segalanya dalam genggaman-Nya; dengan Dia, segala sesuatu akan terjadi. Sama seperti ketika Yosua pergi berperang dengan lima raja Amori (raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon), ketika dia menghadapi pasukan musuh yang besar, dia dengan tulus berdoa dan berseru kepada Tuhan Yahweh. Tuhan Yahweh mendengar doanya dan menyertai orang Israel, menyebabkan tentara Amori runtuh dan jatuh ke dalam kekacauan di hadapan orang Israel. Akhirnya, Yosua memimpin rakyatnya menuju kemenangan atas orang Amori. Dari sini kita dapat melihat bahwa ketika kita menghadapi kesulitan, kita harus berdoa dan berseru kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan sikap yang tulus, mengatakan kepada-Nya apa kekurangan dan kesulitan kita, dan mencari kehendak, pencerahan, dan bimbingan-Nya. Roh Tuhan dapat melihat segala sesuatu; jika Dia melihat bahwa hati kita tulus, Dia akan memberi kita iman dan kekuatan, dan membimbing kita untuk mengatasi kesulitan dan masalah kita.

b. Apakah ada rasionalitas dan ketaatan dalam doa kita?

Kita semua berpikir bahwa karena kita percaya kepada Tuhan, tidak peduli apa kekurangan kita, apa yang kita butuhkan, atau kesulitan apa yang kita hadapi, selama kita berdoa dan berseru kepada Tuhan, Dia akan mengabulkan permintaan kita. Kita menganggap Tuhan sebagai sesuatu yang tumpah ruah, sebagai peti harta karun, dan apapun permintaan kita, akan dipenuhi Tuhan. Misalnya, ketika kita belajar di sekolah, kita meminta Tuhan untuk memberikan kita kecerdasan dan kebijaksanaan, sehingga kita dapat mengerjakan ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang baik; ketika mencari pekerjaan, kita memohon kepada Tuhan untuk mengatur kita mendapatkan pekerjaan yang baik dan memungkinkan kita untuk mendapatkan penghasilan yang baik tanpa terlalu banyak usaha; ketika mencari pasangan, kita meminta Tuhan untuk membantu kita menemukan pasangan yang baik sehingga kita dapat memiliki keluarga yang bahagia; ketika seseorang dalam keluarga kita jatuh sakit atau sesuatu yang tidak terduga terjadi, kita meminta lebih banyak lagi perhatian dan perlindungan Tuhan, dan agar Dia dapat menyingkirkan kesulitan itu sesegera mungkin. Kita memohon kepada Tuhan untuk melindungi keluarga kita dari penyakit dan bencana agar semua yang ada di rumah damai dan berjalan lancar. Kita selalu berdoa kepada Tuhan dengan cara ini, tetapi apakah doa kita sejalan dengan kehendak-Nya?

Firman Tuhan berkata, "...Ada orang yang lupa posisinya segera setelah mereka mulai berdoa; mereka bersikeras agar Tuhan memberi mereka sesuatu, tanpa memedulikan apakah itu sesuai dengan kehendak-Nya atau tidak, dan, akibatnya, doa-doa mereka kering. Ketika engkau berdoa, apa pun yang kauminta di dalam hatimu, apa pun yang kaurindukan; atau, mungkin, ada masalah yang ingin kautangani, tetapi engkau tidak memiliki wawasan, dan engkau meminta agar Tuhan memberimu hikmat atau kekuatan, atau agar Dia mencerahkanmu—apa pun permohonanmu, engkau harus bijaksana dalam mengucapkannya. Jika engkau tidak bijaksana, lalu berlutut dan berkata, 'Tuhan, berilah aku kekuatan; biarlah aku memahami naturku; kumohon kepada-Mu untuk bekerja; kumohon kepada-Mu untuk melakukan ini dan itu; kumohon kepada-Mu untuk menjadikanku ini dan itu .... ' 'Permohonan'-mu itu bersifat memaksa; ini adalah upaya untuk menekan Tuhan, untuk memaksa Dia melakukan apa yang kauinginkan—yang syarat-syaratnya telah kautentukan secara sepihak sebelumnya, tidak kurang dari itu. Dari sudut pandang Roh Kudus, efek apa yang dapat dihasilkan dari doa seperti itu, ketika engkau telah menetapkan syarat-syarat dan memutuskan apa yang ingin kaulakukan? ... Ketika orang datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa, mereka harus mempertimbangkan bagaimana mereka dapat melakukannya dengan masuk akal, dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan keadaan batin mereka untuk mencapai kesalehan dan mampu untuk tunduk. Setelah melakukannya, kemudian tidak masalah bagimu untuk melanjutkan dan berdoa; engkau akan merasakan hadirat Tuhan." (Makna Penting dan Praktik Doa).

Tuhan adalah Tuhan atas ciptaan—Dia adalah Pencipta dan Penguasa segala sesuatu di seluruh alam semesta, sementara kita manusia hanyalah makhluk kecil yang diciptakan. Meskipun kita telah diangkat oleh Tuhan dan kembali ke hadapan-Nya, menerima penyiraman dan penggembalaan-Nya, status kita tetap adalah manusia yang rusak. Jadi ketika kita berdoa, kita harus berdiri dalam posisi makhluk ciptaan, hanya berbagi kesulitan kita dengan Tuhan, dan membiarkan Dia bertindak seperti yang Dia kehendaki. Kita tidak bisa begitu saja menuntut Tuhan secara membabi buta, meminta Dia untuk bertindak menurut kehendak kita sendiri, dan untuk memuaskan keinginan daging kita yang berlebihan. Jika kita tidak tahu posisi kita sendiri tetapi sebaliknya selalu membuat tuntutan yang tidak masuk akal kepada-Nya, terus-menerus menuntut kasih karunia dan berkat dari-Nya, dan ketika Dia mengabulkan apa yang kita minta, kita bersyukur dan memuji Tuhan, tetapi jika kondisi saat itu tidak seperti yang kita inginkan, kita menyalahkan Tuhan atau bahkan mencoba untuk bernalar dengan-Nya, maka bukankah itu sangat arogan dan tidak masuk akal? Seperti halnya seorang anak yang tidak pernah peduli atau memberi perhatian kepada orang tuanya, tidak pernah memenuhi tugas dan tanggung jawab seorang anak, tetapi hanya selalu menuntut barang dari mereka. Saat orang tua mereka tidak memenuhi tuntutan mereka, mereka menyalahkan dan menegur orang tua mereka. Orang tua mereka pasti akan mengatakan bahwa anak itu tidak memiliki hati nurani, dan mereka tidak akan senang dengan anak itu. Sama halnya ketika kita menghadap Sang Pencipta, jika kita kurang memiliki sikap yang menghormati Tuhan, selalu meminta ini dan menuntut itu, tentu saja Tuhan tidak akan merasa senang dengan kita, dan Dia tidak akan mengabulkan doa kita.

Inilah sebabnya mengapa kita harus datang ke hadapan Tuhan dalam doa dan mencari dengan hati yang hormat kepada Tuhan ketika kita menghadapi kesulitan. Tidak peduli apa hasil akhirnya, kita harus berdiri di posisi makhluk ciptaan dan tunduk pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Kita tidak bisa mengeluh kepada Tuhan. Ini adalah satu-satunya jenis doa yang diterima oleh Tuhan.

c. Apakah Isi Doa Kita Sesuai Dengan Kehendak Tuhan?

Kita sering berdoa kepada Tuhan untuk hal-hal daging, seperti memakan makanan yang enak, memakai pakaian yang baik, dan kenikmatan materi. Misalnya, terkadang kita berdoa agar Tuhan memberkati kita agar kita mendapatkan lebih banyak uang dan menjadi kaya; terkadang kita berdoa agar anak-anak kita masuk ke universitas yang bagus sehingga mereka bisa maju dalam kehidupan dan membawa kehormatan bagi keluarga; terkadang kita berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan di tempat kerja bagi kita dan keluarga kita. Namun pernahkah kita berpikir apakah doa semacam ini diperkenan oleh Tuhan? Tuhan Yesus pernah mengajar kita, "Karena itu jangan cemas dan berkata, Apa yang akan kita makan? atau, Apa yang akan kita minum? atau, Apa yang akan kita pakai? (Karena semua ini dicari orang-orang bukan Yahudi:) karena Bapamu yang di surga tahu kamu membutuhkan semua ini" (Matius 6:31-32). Kita dapat memahami dari firman Tuhan Yesus bahwa selalu meminta kepada Tuhan akan hal-hal daging—apa yang kita makan dan apa yang kita kenakan—tidak ada artinya. Itu karena Tuhan sudah tahu apa kebutuhan fisik kita dan Dia sudah menyiapkan segalanya untuk kita. Kenyamanan kedagingan seperti makanan, pakaian, dan kesenangan semuanya bersifat sementara. Tidak peduli seberapa banyak kita menikmati hal-hal ini, tidak berarti bahwa kita telah memperoleh perkenanan Tuhan, dan terutama tidak berarti bahwa kita telah memperoleh kehidupan. Sebaliknya, jika kita selalu fokus pada kenikmatan materi, hati kita akan semakin menjauh dari Tuhan, dan kita akan menjadi semakin rusak. Dalam kasus yang serius, kita akan membuat Tuhan benci. Persis seperti Salomo dalam Alkitab—di usia senjanya ia menjadi semakin kaya dan menikmati kemakmuran tanpa batas, tetapi semakin nyaman dia, semakin dia menjadi bejat. Dia hidup dalam kebejatan tanpa batas, makan dan minum secara berlebihan, dan dia menikahi lebih dari seribu selir dan bahkan terlibat dalam penyembahan berhala bersama dengan seorang wanita bukan Yahudi. Pada akhirnya, dia ditolak oleh Tuhan.

Jadi apa yang harus kita doakan untuk mendapatkan pekerjaan Roh Kudus? Inilah yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita: "Namun, carilah terlebih dahulu kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya; dan semuanya ini akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). "Bapa kami yang di surga, kuduslah nama-Mu. Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu terjadilah di bumi, seperti di surga. Berikanlah kepada kami makanan yang kami perlukan hari ini. Dan ampunilah kesalahan kami, sama seperti kami juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah bawa kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat; karena punya-Mulah kerajaan dan kuasa, dan kemuliaan, sampai selamanya. Amin" (Matius 6:9-13).

Firman Tuhan berkata, "Dan bagaimana dengan isi doa? Doamu harus berkembang secara bertahap, sesuai dengan keadaan hatimu yang sebenarnya dan pekerjaan Roh Kudus; engkau datang untuk bersekutu dengan Tuhan sesuai kehendak-Nya dan tuntutan-Nya terhadap manusia. ... Engkau mengatakan: 'Ya Tuhan! Aku bersedia melaksanakan tugasku. Aku hanya mampu mempersembahkan seluruh hidupku kepada-Mu sehingga Engkau dapat memperoleh kemuliaan dari kami, sehingga Engkau dapat menikmati kesaksian yang kami berikan oleh kelompok kami. Kumohon agar Engkau bekerja di dalam diri kami sehingga aku dapat sungguh-sungguh mengasihi dan menyenangkan-Mu, serta menjadikan-Mu sebagai tujuan yang ingin kucapai.' Ketika engkau mengambil beban ini, Tuhan pasti akan membuatmu sempurna. Engkau seharusnya tidak hanya berdoa untuk keuntungan dirimu sendiri, tetapi juga berdoa untuk melakukan kehendak Tuhan dan mengasihi Dia. Inilah doa yang paling benar." (Makna Penting dan Praktik Doa).

Firman Tuhan sangat jelas. Sebagai orang Kristen, kita harus berdoa agar Injil Tuhan menyebar ke setiap sudut alam semesta, agar lebih banyak orang datang dengan segera ke hadapan Tuhan, agar kehendak Tuhan terjadi di dunia. Kita juga harus berdoa agar kita dapat mencari dan memahami kehendak Tuhan melalui firman-Nya dan memperoleh pemahaman yang benar tentang Dia; kita harus berdoa agar suatu hari nanti kita segera melepaskan belenggu dosa dan tidak lagi hidup dalam keadaan berbuat dosa dan kemudian mengakui dosa. Doa kita seharusnya untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali, untuk mempertimbangkan kehendak Tuhan, untuk benar-benar mencintai dan memuaskan Tuhan, dan untuk membalas kasih-Nya. Semua jenis doa ini mendapatkan perkenanan Tuhan. Misalnya, keinginan terbesar Daud seumur hidup adalah membangun bait suci bagi Tuhan sehingga rakyat Israel dapat datang ke hadapan Tuhan dan menyembah Dia. Dia dengan tulus berdoa kepada Tuhan untuk ini dan membuat segala macam persiapan untuk membangun bait suci. Karena doanya sejalan dengan kehendak Tuhan, Tuhan mengabulkan permintaan Daud, dan kemudian Salomo, putra Daud, berhasil mendirikan bait suci. Jelas, ketika doa kita sesuai dengan kehendak Tuhan, dan ketika kita berdoa dengan hati yang tulus, Tuhan akan mengabulkannya. Selain itu, dapat memungkinkan kita untuk membangun hubungan yang benar dengan Tuhan, memperoleh iman dan kekuatan dari-Nya, mengembangkan ketaatan dan kasih yang tulus kepada-Nya, dan menjadi orang yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Saudara dan saudari, aku percaya bahwa dari persekutuan ini, kalian telah memperoleh pemahaman tentang pentingnya doa, alasan mengapa tidak dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus melalui doa-doa kita, dan bagaimana berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketika kita menghadapi kesulitan dalam hidup, selama kita datang ke hadapan Tuhan dan mencari, kita pasti akan menuai panen yang tidak pernah kita bayangkan. Dan sejauh menyangkut pertumbuhan kehidupan rohani kita, jika kita dengan sadar berdoa dan memohon sesuai dengan kehendak dan persyaratan Tuhan, Dia pasti akan membimbing dan mencerahkan kita.

Semoga Tuhan memberkati kita dengan kemampuan untuk memasuki praktik doa kita dengan cara yang lebih praktis. Amin!

Hubungi kami

Apakah Anda ingin bebas dari penderitaan karena terikat oleh dosa? Bergabunglah dengan grup belajar kami sekarang.Membantu Anda menemukan jalan.