Menyelesaikan 3 masalah dalam doa dan Tuhan akan mendengarkan doa kita
Oleh Guo Shi, Tiongkok
- Navigasi cepat
- Pertama, berdoa dengan hati yang tulus, dan menghindar dari mengucapkan perkataan yang penuh kepalsuan, perkataan yang muluk, dan omong kosong
- Kedua, berdoa dengan hati yang tenang, dan menghindari doa yang asal-asalan
- Ketiga, berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan dan melepaskan keinginan pribadi yang berlebihan
Kita semua berharap bahwa doa kita bisa didengar dan diterima Tuhan. Namun ada banyak teman gereja merasa resah karena Tuhan tidak mendengar doa mereka. Jadi, bagaimana seharusnya kita berdoa agar sesuai dengan kehendak Tuhan dan agar Tuhan mendengarkan doa kita?
Pertama, berdoa dengan hati yang tulus, dan menghindar dari mengucapkan perkataan yang penuh kepalsuan, perkataan yang muluk, dan omong kosong
Tuhan Yesus berfirman: "Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24). Kita bisa melihat dari kalimat Alkitab ini bahwa Tuhan menuntut kita untuk menjadi orang yang jujur; ketika berbicara kepada Tuhan, mengucapkan perkataan secara praktis, tidak boleh menggunakan nada moral tinggi, dan tidak mengatakan sesuatu yang tidak praktis untuk menipu Tuhan, yang membuat Tuhan benci. Dalam kehidupan harian, ketika kita berdoa kepada Tuhan, kita akan mengucapkan beberapa dusta, perkataan sombong, dan perkataan kosong. Oleh karena itu, Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita. Misalnya: kita selalu berdoa "Oh Tuhan, aku tahu segala sesuatu di dunia ini tidak lebih dari kotoran, dan kita hanyalah pendatang dan perantau di bumi. Aku bersedia mengasihi-Mu dan memuaskan-Mu." Tetapi dalam kehidupan nyata, kita tidak mampu melepaskan uang, ketenaran, status, dll., dan bahkan kita masih terus mengejarnya. Kadang-kadang kita berdoa kepada Tuhan dan berkata, "Oh Tuhan, aku ingin menjadi pelayan yang setia dan melayani-Mu dengan segenap hati, pikiran, dan kekuatanku." Tetapi ketika ketika kita menghadapi kesulitan dalam pekerjaan kita dan tidak tahu bagaimana menyelesaikannya, kita akan mengeluh, dll. Doa seperti itu tidak praktis, bukan kata-kata dalam hati, dan tidak dapat menyenangkan hati Tuhan. Saat kita berdoa, kita harus berlatih untuk mengucapkan kata-kata dalam hati kita dan kata-kata yang praktis; jangan mengucapkan kata-kata yang mengandung unsur sanjungan kosong dan kemunafikan. Tidak penting berapa banyak kata yang kita ucapkan dalam doamu atau mengatakan sesuatu yang terdengar manis, yang terpenting adalah apakah kita berdoa kepada Tuhan dengan tulus. Jika kita mengalami kesulitan, maka kita harus memberitahu Tuhan dengan jujur: "Oh Tuhan, aku mengalami kesulitan sekarang dan aku merasa lemah. Aku ingin mengasih-Mu tetapi tidak bisa. Kiranya Engkau menyentuh hatiku agar aku tidak negatif karena kesulitan." Sesudahnya, kita masih perlu mengandalkan Tuhan untuk mengatasi semua kesulitan ini. Saat kita berbuat dosa, menyinggung Tuhan atau salah paham terhadap Tuhan ketika ujian menimpa kita, kita terlebih lagi harus memberitahu Tuhan tentang pengungkapan kerusakan kita, pikiran kita yang sebenarnya, atau kesulitan kita, dll. Singkatnya, ketika kita berdoa kepada Tuhan, kita mengucapkan kata-kata yang tulus dan kata-kata yang praktis, dan tujuan kita berdoa adalah untuk dekat dengan Tuhan dalam hati, maka Tuhan akan mendengarkan doa kita. Dengan ini, pemahaman kita tentang Tuhan akan menjadi semakin dalam, dan kehidupan kita akan bertumbuh.
Kedua, berdoa dengan hati yang tenang, dan menghindari doa yang asal-asalan
Tuhan Yesus memberitahu kita: "Namun kamu, ketika berdoa, masuklah ke kamarmu, dan setelah menutup pintu, berdoalah kepada Bapamu secara rahasia; dan Bapamu yang melihat yang rahasia, akan memberi upah kepadamu secara terbuka" (Matius 6:6). Firman Tuhan Yesus menyatakan bahwa ketika kita berdoa di hadapan Tuhan, kita harus memiliki hati yang tenang, dan tidak dipengaruhi oleh orang, perkara, atau apa pun, barulah Tuhan Yesus akan mendengarkan doa kita. Sekarang banyak saudara-saudari hanya berfokus pada mengikuti tata cara yang dangkal ketika mereka berdoa, daripada berdoa kepada Tuhan dengan hati yang tenang di hadapan Tuhan. Misalnya, ketika kita sibuk dengan pekerjaan, kita khawatir akan terlambat bekerja di pagi hari; karena terburu-buru ingin pergi bekerja, ketika berdoa kepada Tuhan, kita akan bergumam dan mengucapkan beberapa perkataan secara acak. Doa-doa seperti itu adalah doa yang asal-asalan, dan itu berarti berurusan dengan Tuhan secara acuh tak acuh. Selain itu, ketika dalam sebuah persekutuan, kita mendengar bahwa orang lain dapat berdoa untuk waktu yang lama dan mengucapkan banyak perkataan, sementara kita tidak memiliki banyak perkataan untuk diucapkan dalam doa kita; karena kita takut orang lain akan memandang rendah kita jika isi doa kita tidak sebanyak orang lain, maka ketika tiba giliran kita untuk berdoa, kita juga berusaha untuk mengucapkan banyak perkataan, terkadang bahkan mengulangi apa yang telah kita katakan. Doa-doa seperti itu dilakukan untuk dilihat orang lain, dan itu bukan sungguh-sungguh menenangkan hati untuk berdoa kepada Tuhan. Jadi bagaimana seharusnya kita berdoa? Misalnya kita sedang terburu-buru berangkat kerja; ketika menunggu bus, kita bisa menenangkan hati di hadapan Tuhan dan berdoa; atau ketika kita duduk di dalam bus, atau ketika kita sedang bekerja di perusahaan, kita bisa berdoa kepada Tuhan di dalam hati kita tanpa mengikuti formalitas atau prosedur, dan hanya memohon agar hati kita menjadi dekat dengan Tuhan dan tidak menjauh dari Tuhan; dan juga, ketika kita berdoa di persekutuan, jangan berusaha untuk berdoa dengan baik untuk dipandang tinggi oleh orang lain, juga jangan pedulikan bagaimana orang lain memandang kita, tetapi hanya berusaha untuk menenangkan hati kita di hadapan Tuhan, membuka hati kita kepada Tuhan, dan menerima jamahan Roh Kudus. Hanya doa semacam ini yang akan mencapai hasil, dan itu bukan mengikuti suatu prosedur tertentu, dan Tuhan juga akan mendengarkan doa kita.
Ketiga, berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan dan melepaskan keinginan pribadi yang berlebihan
Tuhan Yesus memberitahu kita: "Karena itu jangan cemas dan berkata, 'Apa yang akan kita makan?', atau, 'Apa yang akan kita minum?', atau, 'Apa yang akan kita pakai?' Karena semua ini dicari orang-orang bukan Yahudi, dan Bapamu yang di surga tahu kamu membutuhkan semua ini. Namun, carilah terlebih dahulu kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya; dan semuanya ini akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:31-33). Tuhan Yesus mengajar kita bahwa jangan mempertimbangkan makanan dan pakaian untuk tubuh fisik, dan jangan menuntut dari Tuhan, karena Tuhan akan menyediakan dan mengatur segala kebutuhan materiel bagi kita. Tuhan Yesus menuntut kita: "Namun, carilah terlebih dahulu kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya; dan semuanya ini akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Firman Tuhan Yesus ini memberitahu kita bahwa kita harus berdoa untuk kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya. Hanya doa seperti ini yang diterima oleh Tuhan.
Sebagai umat Kristen, kita semua tahu bahwa kita tidak boleh memiliki tuntutan yang berlebihan terhadap Tuhan, tetapi karena kita memiliki niat untuk memperoleh berkat, kita selalu tidak mampu menahan diri untuk menuntut dari Tuhan dalam doa kita, dan memohon kepada Tuhan untuk keinginan-keinginan kita yang berlebihan. Misalnya: untuk anak mereka yang melanjutkan studi, mereka berdoa dengan cara ini, "Oh Tuhan, anakku akan mengikuti tes dalam beberapa hari ini. Aku menyerahkan anakku kepada-Mu. Kumohon berilah anakku hikmat dan kebijaksanaan, agar dia bisa mendapat nilai bagus dalam ujian dan sukses di masa depan." Mereka yang menjalankan bisnis berdoa, "Oh Tuhan, aku mempercayakan bisnisku kepada-Mu. Aku mohon kepada-Mu untuk melindungi dan memberkatiku agar bisnisku berjalan dengan baik, sehingga mereka yang tidak percaya dapat melihat perbuatan-Mu yang ajaib, dan kebutuhan materielku juga dapat terpenuhi." Doa-doa seperti ini tercemar dengan keinginan pribadi kita yang berlebihan, dan menuntut Tuhan untuk bertindak sesuai dengan kehendak kita sendiri. Kita adalah makhluk ciptaan, jadi kita harus bersikap rasional di hadapan Tuhan, dan memiliki hati yang menghormati Tuhan. Kita tidak boleh meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan maksud kita, sebaliknya kita harus berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan. Misalnya, kita mengetahui bahwa sekarang ini adalah akhir zaman, dan Tuhan menubuatkan bahwa Dia akan datang kembali. jadi kita harus banyak berdoa, memohon agar kerajaan Tuhan segera datang ke bumi, seperti yang dinyatakan dalam Doa Bapa Kami, "Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu terjadilah di bumi, seperti di surga" (Matius 6:10), memohon agar Tuhan membimbing kita untuk menjadi gadis yang bijaksana, sehingga kita bisa menyambut Tuhan tepat pada waktunya ketika ada seseorang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan kembali mempelai laki-laki. Selain itu, kita juga harus berdoa untuk berusaha membuang kerusakan, mencapai penyucian, dan lain-lain. Hanya doa yang bertujuan untuk memperoleh kebenaran dan kehidupan yang akan didengar oleh Tuhan.
Sebagai penutup, aku ingin berbagi dengan semua orang dua bagian perkataan yang kubaca di situs web Injil: "Apa arti doa yang benar? Itu berarti menyampaikan isi hatimu kepada Tuhan, bersekutu dengan Tuhan setelah memahami kehendak-Nya, berkomunikasi dengan Tuhan lewat firman-Nya, merasa sangat dekat dengan Tuhan, merasa bahwa Dia ada di depanmu, dan bahwa ada sesuatu yang akan engkau katakan kepada-Nya. Hatimu merasa penuh dengan terang dan engkau merasakan betapa indahnya Tuhan itu. Engkau merasa sangat terinspirasi, dan mendengar kata-katamu, saudara-saudarimu merasa bersyukur. Mereka akan merasa bahwa kata-kata yang engkau ucapkan adalah kata-kata di dalam hati mereka, kata-kata yang ingin mereka ucapkan, seakan-akan perkataanmu mewakili apa yang akan mereka katakan. Inilah arti doa yang benar. Setelah engkau memanjatkan doa yang benar, di dalam hatimu engkau akan merasa damai dan bersyukur. Kekuatan untuk mengasihi Tuhan akan bangkit, dan engkau akan merasa bahwa tidak ada apa pun dalam hidup ini yang lebih berharga atau lebih penting daripada mengasihi Tuhan. Semua ini membuktikan bahwa doamu efektif."
"Saat berdoa, hatimu harus damai di hadapan Tuhan, dan engkau harus memiliki hati yang tulus. Engkau sungguh-sungguh bersekutu dan berdoa dengan Tuhan—engkau tidak boleh berusaha membodohi Tuhan dengan kata-kata yang terdengar bagus. Doa harus berpusat pada apa yang Tuhan ingin selesaikan saat ini. Mintalah Tuhan untuk memberimu pencerahan dan penerangan yang lebih besar, bawalah keadaan dan masalahmu yang sebenarnya ke hadapan Tuhan saat berdoa, termasuk tekad yang kaubuat di hadapan Tuhan. Doa bukanlah mengikuti suatu prosedur tertentu, melainkan mencari Tuhan dengan hati yang tulus. Mintalah agar Tuhan melindungi hatimu, sehingga sering merasakan damai di hadapan Tuhan; sehingga dalam lingkungan tempat Dia menempatkanmu, engkau mampu mengenal diri sendiri, merendahkan dirimu sendiri, dan meninggalkan dirimu, sehingga memungkinkan engkau menjalin hubungan yang normal dengan Tuhan dan menjadi orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan." (Dikutip dari "Tentang Penerapan Doa")
Hubungi kami