15 Ayat alkitab tentang cinta: Tuhan itu kasih
Kasih adalah kekuatan, kasih adalah kasih karunia, Tuhan Yesus mengasihi manusia dan menyalibkan diri-Nya untuk manusia, dan Tuhan itu kasih. Tuhan Yesus juga mengajarkan kita untuk hidup dengan kasih. Tuhan Yesus berkata:"Sebuah perintah baru Kuberikan kepadamu, agar engkau saling mengasihi; sebagaimana Aku telah mengasihimu, engkau juga saling mengasihi. Dengan begitu semua orang akan tahu bahwa engkau adalah murid-Ku, jika engkau saling mengasihi" (Yohanes 13:34-35) Bacalah ayat-ayat alkitab katolik tentang kasih untuk memahami bagaimana Tuhan mengasihi kita dan bagaimana melakukan kehendak Tuhanagar hidup dalam kasih.
- Navigasi cepat
- 1. Cinta Tuhan
- 2. Bagaimana Tuhan menuntut kita untuk mencintai Tuhan
- 3. Saudara dan saudari harus saling mengasihi
1. Cinta Tuhan
Tuhan adalah kasih, untuk menebus kita manusia dari dosa-dosa, Dia sendiri berinkarnasi menjadi Anak Manusia dan dipakukan di kayu salib sebagai korban penghapus dosa bagi umat manusia dan mengampuni dosa-dosa manusia, sehingga orang-orang menjauhi dari hukuman, kutukan dan memberi kita kasih karunia yang limpah, berkat dan perjanjian hidup kekal. Kasih Tuhan tidak dimiliki siapa pun. Kemudian bacalah ayat kitab suci berikut dan artikel terkait tentang kasih Tuhan:
Ayat Alkitab untuk Referensi:
“Karena Tuhan begitu mengasihi dunia ini, Dia menyerahkan Anak Laki-Lakinya yang tunggal, sehingga barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan memiliki kehidupan kekal” (Yohanes 3:16).
Kita telah mengetahui dan percaya akan kasih yang Tuhan miliki bagi kita. Tuhan adalah kasih, dan siapa pun yang tinggal dalam kasih tinggal di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam mereka. Beginilah kasih disempurnakan di antara kita agar kita memiliki keyakinan pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, demikian juga kita di dunia ini. Tidak ada ketakutan dalam kasih, tetapi kasih yang sempurna mengusir rasa takut, karena rasa takut berkaitan dengan hukuman. Orang yang takut belum dibuat sempurna dalam kasih. Kita mengasihi karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita. (1 Yohanes 4:16-19)
Firman Tuhan yang Relevan:
Meskipun Yesus di dalam inkarnasi-Nya sama sekali tanpa emosi, Dia selalu menghibur murid-murid-Nya, memenuhi kebutuhan mereka, membantu dan menopang mereka. Sebanyak apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya, atau sebesar apa pun penderitaan yang ditanggung-Nya, Dia tidak pernah mengajukan tuntutan yang berlebihan terhadap manusia, melainkan selalu sabar dan berlapang hati terhadap dosa-dosa mereka, sehingga orang-orang pada Zaman Kasih Karunia dengan penuh kasih menyebut-Nya “Yesus Juruselamat yang patut dikasihi”. Bagi orang-orang pada masa itu—bagi semua orang—apa yang Yesus miliki dan siapa diri-Nya, sepenuhnya adalah belas kasihan dan kasih setia. Dia tidak pernah mengingat pelanggaran manusia dan perlakuan-Nya terhadap mereka tidak pernah didasarkan pada pelanggaran mereka. Karena masa itu adalah zaman yang berbeda, Dia sering menganugerahkan makanan dan minuman yang berlimpah, sehingga orang-orang bisa makan sampai kenyang. Dia memperlakukan semua pengikut-Nya dengan penuh kasih karunia, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan-setan, membangkitkan orang mati. Agar orang-orang dapat percaya kepada-Nya dan melihat bahwa semua perbuatan-Nya itu dilakukan dengan tulus dan sepenuh hati, Dia bahkan sampai membangkitkan mayat yang telah membusuk, demi menunjukkan kepada mereka bahwa di tangan-Nya, bahkan orang mati pun dapat hidup kembali. Dengan cara inilah, tanpa bersuara Dia menanggung dan melakukan pekerjaan penebusan-Nya di tengah-tengah mereka. Bahkan sebelum dipakukan ke kayu salib, Yesus telah menanggung dosa manusia dan menjadi korban penghapus dosa bagi umat manusia. Bahkan sebelum disalibkan, Dia telah membuka jalan ke kayu salib untuk menebus manusia. Pada akhirnya Dia disalibkan, mengorbankan diri-Nya demi salib, dan Dia menganugerahkan semua belas kasihan, kasih setia, dan kekudusan-Nya kepada umat manusia. Terhadap manusia, Dia selalu panjang sabar, tidak pernah mendendam, mengampuni dosa-dosa mereka, mendorong mereka untuk bertobat, dan mengajar mereka untuk memiliki kesabaran, kelapangan hati dan kasih, untuk mengikuti jejak langkah-Nya dan mengorbankan diri mereka demi salib. Kasih-Nya kepada saudara-saudari sekalian melebihi kasih-Nya kepada Maria. Pekerjaan yang Dia lakukan pada prinsipnya menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, semuanya adalah demi penebusan-Nya. Ke mana pun Dia pergi, Dia memperlakukan semua orang yang mengikuti-Nya dengan kasih karunia. Dia membuat orang miskin menjadi kaya, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan orang tuli mendengar. Dia bahkan mengundang orang-orang yang paling hina, yang miskin, orang-orang berdosa, untuk duduk semeja dengan-Nya, tidak pernah mengabaikan mereka, tetapi selalu bersabar, bahkan mengatakan: Jika seorang gembala mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, dia pasti akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor itu untuk pergi mencari yang sesat itu, dan ketika dia menemukannya, dia akan sangat bersukacita. Dia mencintai para pengikut-Nya seperti induk domba mencintai anak-anaknya. Meskipun mereka bodoh dan bebal, dan merupakan orang-orang berdosa di mata-Nya, dan lebih dari itu, merupakan anggota masyarakat yang paling rendah, Dia menganggap orang-orang berdosa ini—yang dihina sesama mereka—sebagai jantung hati-Nya. Karena kasih-Nya pada mereka, Dia menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka, seperti seekor domba dipersembahkan di atas mezbah. Dia berada di antara mereka seolah-olah Dia adalah pelayan mereka, membiarkan mereka memanfaatkan diri-Nya dan membantai-Nya, menyerahkan diri-Nya kepada mereka tanpa syarat. Bagi para pengikut-Nya, Dia adalah Yesus Sang Juruselamat yang patut dikasihi, tetapi terhadap orang-orang Farisi, yang mengajari orang demi mencari kehormatan, Dia tidak menunjukkan belas kasihan ataupun kasih setia, melainkan kebencian dan kemarahan. Dia tidak banyak melakukan pekerjaan di antara orang-orang Farisi, hanya sesekali mengajar dan menegur mereka; Dia tidak banyak melakukan pekerjaan penebusan di antara mereka, juga tidak mengadakan tanda-tanda dan mukjizat. Dia menganugerahkan semua belas kasihan dan kasih setia-Nya kepada para pengikut-Nya, bertahan demi orang-orang berdosa ini sampai kesudahannya, ketika Dia disalibkan, dan menanggung semua penghinaan sampai Dia telah sepenuhnya menebus semua manusia. Inilah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan-Nya.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Fakta Sebenarnya di Balik Pekerjaan pada Zaman Penebusan”
2. Bagaimana Tuhan menuntut kita untuk mencintai Tuhan
Tuhan menuntut kita untuk mengejar dan mencintai Tuhan, ini adalah peninggian Tuhan kepada kita, dan juga yang harus kita kejar sepanjang hidup kita. Lalu bagaimana Tuhan menuntut kita untuk mengasihi Tuhan? Silakan baca konten di bawah ini.
Ayat Alkitab untuk Referensi:
Tuhan Yesus berfirman: “Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu” (Matius 22:37).
“Dan menunjukkan belas kasihan kepada ribuan orang yang mengasihi Aku dan yang berpegang kepada perintah-perintah-Ku” (Ulangan 5:10).
Karena inilah kasih Tuhan, bahwa kita menaati perintah-perintah-Nya. Dan perintah-perintah-Nya tidaklah berat (1 Yohanes 5:3).
Tuhan Yesus berfirman: “Jika Tuhan adalah Bapamu, engkau akan mengasihi Aku: karena Aku keluar dan datang dari Tuhan; dan Aku tidak datang dari diri-Ku sendiri, melainkan Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 8:42).
Tuhan Yesus berfirman:
Tuhan Yesus berkata: "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Orang yang mengasihi-Ku akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku juga akan mengasihi mereka dan menyatakan diri-Ku kepada mereka.” (Yohanes 14: 21 )
Tuhan Yesus berfirman: “Jika seseorang mengasihi-Ku, ia akan memelihara firman-Ku: dan Bapa-Ku akan mengasihinya, dan Kami akan datang kepadanya, dan tinggal bersamanya. Dia yang tidak mengasihi-Ku, tidak memelihara perkataan-Ku” (Yohanes 14:23-24).
Tuhan Yesus berfirman: “Jika ada orang datang kepada-Ku dan tidak membenci ayahnya, dan ibunya, dan istrinya, anak-anaknya, dan saudara-saudaranya laki-laki dan perempuan, dan bahkan nyawanya sendiri, ia tidak bisa menjadi murid-Ku” (Lukas 14:26).
Firman Tuhan yang Relevan:
Engkau semua harus berusaha sekuat tenaga untuk mengasihi Tuhan dalam lingkungan yang damai ini. Di masa depan, engkau tidak akan punya kesempatan lagi untuk mengasihi Tuhan, karena manusia hanya punya kesempatan mengasihi Tuhan di dalam daging; ketika mereka hidup di dunia lain, tidak ada orang yang akan berbicara tentang mengasihi Tuhan. Bukankah ini adalah tanggung jawab makhluk ciptaan? Jadi, bagaimana seharusnya engkau semua mengasihi Tuhan selama hari-hari hidupmu? Pernahkah engkau memikirkannya? Apakah engkau menunggu sampai engkau meninggal untuk mengasihi Tuhan? Bukankah ini omong kosong? Hari ini, mengapa engkau tidak berusaha mengasihi Tuhan? Bisakah mengasihi Tuhan sementara sibuk menjadi kasih yang sejati bagi Tuhan? Alasan mengapa dikatakan bahwa langkah pekerjaan Tuhan ini akan segera berakhir adalah karena Tuhan sudah memiliki kesaksian di hadapan Iblis. Jadi, tidak perlu manusia melakukan apa pun; manusia hanya diminta untuk berusaha mengasihi Tuhan di tahun-tahun kehidupannya—inilah kuncinya. Karena tuntutan Tuhan tidak tinggi, dan terlebih lagi, karena ada kecemasan yang membara di hati-Nya, Dia telah menyatakan ringkasan langkah berikut dari pekerjaan-Nya sebelum langkah pekerjaan ini selesai, yang jelas menunjukkan berapa banyak waktu yang ada; jika hati Tuhan tidak cemas, akankah Dia menyampaikan firman ini sedemikian awalnya? Oleh karena waktunya singkat, maka Tuhan bekerja dengan cara seperti ini. Diharapkan, engkau semua dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu, segenap pikiranmu, dan segenap kekuatanmu, sama seperti engkau semua menghargai hidupmu sendiri. Bukankah inilah hidup yang paling bermakna? Di mana lagi engkau bisa menemukan makna hidup? Bukankah engkau sangat buta? Apakah engkau mau mengasihi Tuhan? Apakah Tuhan layak mendapat kasih manusia? Apakah manusia layak mendapat pengagungan dari manusia? Jadi, apa yang harus engkau lakukan? Kasihilah Tuhan dengan berani, tanpa keraguan, dan lihat apa yang akan Tuhan lakukan kepadamu. Lihatlah apakah Dia akan membinasakanmu. Singkat kata, tugas mengasihi Tuhan lebih penting daripada menyalin dan menulis bagi Tuhan. Engkau harus memberikan tempat utama bagi yang terpenting, sehingga hidupmu bisa menjadi lebih bernilai dan dipenuhi dengan kebahagiaan, dan setelah itu, engkau harus menantikan “putusan” Tuhan bagimu. Aku ingin tahu apakah rencanamu termasuk mengasihi Tuhan. Aku ingin rencana semua orang menjadi rencana yang akan disempurnakan oleh Tuhan, dan semua rencana itu menjadi kenyataan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Penafsiran Rahasia ‘Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta’, Bab 42”
Manusia harus berupaya hidup dalam kehidupan yang bermakna dan tidak boleh puas dengan keadaannya saat ini. Untuk hidup dalam gambaran Petrus, ia harus memiliki pengetahuan dan pengalaman Petrus. Manusia harus mengejar hal-hal yang lebih tinggi dan lebih mendalam. Ia harus mengejar kasih kepada Tuhan yang lebih dalam dan lebih murni, dan kehidupan yang memiliki nilai dan makna. Hanya inilah sesungguhnya kehidupan; hanya dengan demikian manusia akan sama seperti Petrus. Engkau harus berfokus untuk bersikap proaktif dalam memasuki sisi positif dan tidak pasrah membiarkan dirimu kembali murtad demi kenyamanan sesaat dan mengabaikan kebenaran yang lebih mendalam, lebih spesifik, dan lebih nyata. Kasihmu harus praktis dan engkau harus menemukan cara untuk membebaskan dirimu dari kehidupan yang bejat dan tanpa beban yang tidak ada bedanya dengan kehidupan binatang ini. Engkau harus hidup dalam kehidupan yang bermakna, kehidupan yang bernilai, dan jangan sampai membodohi dirimu sendiri, atau menganggap hidupmu seperti mainan yang engkau mainkan. Bagi semua orang yang bercita-cita untuk mengasihi Tuhan, tidak ada kebenaran yang tidak dapat dicapai, dan tidak ada keadilan yang tidak dapat mereka tegakkan. Bagaimana seharusnya engkau menjalani hidupmu? Bagaimana seharusnya engkau mengasihi Tuhan, dan mencurahkan kasih ini untuk memuaskan keinginan-Nya? Tidak ada perkara yang lebih besar dalam hidupmu. Di atas segalanya, engkau harus memiliki cita-cita dan ketekunan seperti itu, janganlah seperti orang-orang yang tak punya nyali, orang-orang yang lemah. Engkau harus belajar bagaimana menghayati kehidupan yang berarti dan mengalami kebenaran yang bermakna, dan tidak seharusnya memperlakukan dirimu sendiri secara sembrono dengan cara seperti itu. Tanpa engkau sadari, hidupmu akan berlalu begitu saja; setelah itu, masih adakah kesempatan lain bagimu untuk mengasihi Tuhan? Bisakah manusia mengasihi Tuhan setelah dia mati? Engkau harus memiliki cita-cita dan hati nurani yang sama seperti Petrus; hidupmu harus bermakna, dan jangan main-main dengan dirimu sendiri. Sebagai manusia, dan sebagai orang yang mengejar Tuhan, engkau harus mampu dengan saksama mempertimbangkan bagaimana engkau memperlakukan hidupmu, bagaimana engkau harus mempersembahkan dirimu bagi Tuhan, bagaimana engkau harus memiliki iman yang lebih bermakna dalam Tuhan, dan bagaimana, karena engkau mengasihi Tuhan, engkau harus mengasihi-Nya dengan cara yang lebih murni, lebih indah, dan lebih baik.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman”
3. Saudara dan saudari harus saling mengasihi
Tuhan pernah bernubuat:“Kasihilah satu sama lain, sama seperti Aku mengasihi kalian。”(Yohanes 15:12)Tuhan mengasihi kita, dan kita juga harus saling mengasihi sesama, ini adalah perintah Tuhan dan kita harus menaatinya. Jadi bagaimana seharusnya kita mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri? Ayat tulisan suci yang mana ada mengajarkan kita untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri? Silakan baca konten di bawah ini.
Ayat Alkitab untuk Referensi:
Tuhan Yesus berfirman: “Sebuah perintah baru Kuberikan kepadamu, agar engkau saling mengasihi; sebagaimana Aku telah mengasihimu, engkau juga saling mengasihi. Dengan begitu semua orang akan tahu bahwa engkau adalah murid-Ku, jika engkau saling mengasihi” (Yohanes 13:34-35).
“Hai anak-anakku, janganlah kita mengasihi dengan perkataan atau dengan lidah, melainkan dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1 Yohanes 3:18).
Engkau telah menyucikan dirimu dengan menaati kebenaran sehingga engkau memiliki kasih persaudaraan yang tulus. Oleh karena itu, hendaklah engkau mengasihi satu sama lain dengan segenap hatimu. (1 Petrus 1:22)
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi: karena kasih berasal dari Tuhan; dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Tuhan, dan mengenal Tuhan. (1 Yohanes 4:7)
Tidak seorang pun pernah melihat Tuhan; tetapi jika kita saling mengasihi, Tuhan tinggal di dalam kita dan kasih-Nya menjadi sempurna di dalam kita. (1 Yohanes 4:12)
“Akhirnya, hendaklah engkau sekalian sepikir, saling berbelas kasihan, mengasihi sesama saudara, penyayang, berbudi” (1 Petrus 3:8).
Firman Tuhan yang Relevan:
Tuhan mengangkat orang yang membutuhkan dari debu; orang yang rendah hati haruslah ditinggikan. Aku akan menggunakan hikmat-Ku dalam segala bentuknya untuk memerintah jemaat di seluruh dunia, untuk memerintah semua negara dan semua bangsa, sehingga mereka semua ada di dalam diri-Ku, dan agar engkau semua yang ada di dalam jemaat dapat tunduk kepada-Ku. Mereka yang tidak patuh sebelumnya sekarang harus patuh di hadapan-Ku, harus tunduk satu sama lain, bersabar satu sama lain; kehidupanmu haruslah saling berhubungan, dan engkau semua harus saling mengasihi, semuanya memanfaatkan kekuatan satu sama lain untuk mengimbangi kelemahanmu sendiri, dan melayani dalam kerja sama. Dengan cara inilah jemaat akan dibangun, dan Iblis tidak akan mendapat kesempatan untuk memanfaatkan. Baru pada saat itulah rencana pengelolaan-Ku tidak akan gagal. Izinkan Aku memberimu peringatan lain di sini. Jangan biarkan kesalahpahaman muncul dalam dirimu karena ada orang tertentu yang seperti ini atau itu, atau bertindak dengan cara begini atau begitu, yang mengakibatkanmu merosot dalam kerohanianmu. Menurutku, ini tidak semestinya, dan tidak berharga. Bukankah Pribadi yang engkau percayai itu adalah Tuhan? Bukan manusia tertentu. Fungsinya tidak sama. Ada satu tubuh. Masing-masing melakukan tugasnya, masing-masing berada di tempatnya dan melakukan yang terbaik—untuk setiap percikan api ada satu kilatan cahaya—dan mencari kedewasaan dalam hidup. Dengan demikian, Aku akan puas.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 21”
- Catatan Editor
-
Setelah membaca ayat-ayat kitab suci tentang cinta di atas, saya yakin Anda telah menyadari bahwa cinta Tuhan itu nyata dan selalu ada di sisi kita. Tuhan Yesus menubuatkan bahwa Dia akan datang kembali, menyelamatkan kita sepenuhnya dari belenggu dosa, dan menuntun kita umat manusia ke tempat tujuan yang indah, inilah kasih Tuhan yang lebih besar. Apakah Anda ingin menyambut Tuhan dan mendapatkan cinta yang hebat ini? Sila tinggalkan pesan di bawah ini atau hubungi kami melalui messenger atau whatsapp.
Hubungi kami