Inspirasi Dari Bagaimana Tuhan Memperlakukan Ayub Dan Tiga Sahabat Ayub
Oleh Chunzhen
Alkitab mencatat, "Dan kemudian, setelah Yahweh mengucapkan firman itu kepada Ayub, Yahweh berkata kepada Elifas orang Teman: 'Murka-Ku menyala-nyala terhadap engkau dan kedua temanmu: karena engkau tidak mengatakan yang benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Karena itu sekarang kalian ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah korban bakaran bagi dirimu; dan hamba-Ku Ayub akan mendoakan engkau sekalian: karena Aku akan menerima permintaannya: supaya Aku tidak berurusan dengan engkau karena kebodohanmu, sebab engkau tidak mengatakan yang benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.' Lalu Elifas, orang Teman, dan Bildad orang Suah dan Zofar, orang Naama pergi dan melakukan seperti yang diperintahkan Yahweh kepada mereka: Yahweh juga menerima permintaan Ayub. Maka Yahweh memulihkan keadaan Ayub, ketika ia mendoakan teman-temannya: dan Yahweh juga memberikan kepada Ayub dua kali lipat lebih banyak daripada segala yang dimilikinya sebelumnya" (Ayub 42:7-10). Dari ayat Alkitab ini, aku melihat bahwa Ayub memiliki hati yang takut akan Tuhan dalam ujian. Dia tidak berbuat dosa dengan mulutnya, dan sering merenungkan dan mencari kehendak Tuhan. Jadi, ketika dia dikepung oleh Iblis, dia dapat mempertahankan integritasnya dan menjadi saksi bagi Tuhan dengan tindakannya yang menakjubkan serta kata-kata klasik yang diucapkan olehnya, yang membuat Iblis merasa malu dan kemudian melarikan diri. Kesaksian Ayub sebenarnya mengagumkan dan patut ditiru. Tetapi ada sesuatu yang tidak dapat aku mengerti: Ketika Ayub menjalani cobaan, ketiga temannya mengatakan beberapa kata penghakiman dan serangan terhadapnya. Mereka tidak memahami kehendak Tuhan, mereka juga tidak tahu apa yang Tuhan ingin capai melalui cobaan seperti itu; ini menyebabkan mereka sembarangan menghakimi Tuhan. Namun, mengapa Tuhan tidak menangani mereka sesuai dengan kebodohan mereka? Mengapa Tuhan tidak secara langsung meminta mereka untuk menebus dosa mereka dengan mempersembahkan korban bakaran, melainkan menyuruh mereka pergi ke rumah Ayub untuk mempersembahkan korban bakaran bagi diri mereka sendiri? Dan mengapa Tuhan meminta Ayub untuk berdoa bagi mereka? Apa sebenarnya kehendak Tuhan di balik ini?
Aku tidak mengerti pertanyaan-pertanyaan ini sampai aku melihat bab firman Tuhan "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II" Baru pada saat itulah aku mendapatkan jawaban dan mengetahui alasan mengapa Tuhan meminta ketiga sahabat Ayub untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Ayub. Ternyata ada makna di balik ini.
Firman Tuhan: "Tuhan pertama-tama berfirman kepada Elifas orang Teman: 'Murka-Ku menyala-nyala terhadap engkau dan kedua temanmu: karena engkau tidak mengatakan yang benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.' Firman ini adalah pertama kalinya Tuhan secara terbuka memberitahukan kepada orang-orang bahwa Dia menerima semua yang dikatakan dan dilakukan oleh Ayub setelah ujian yang Tuhan berikan kepadanya, dan pertama kalinya Dia secara terbuka meneguhkan keakuratan dan kebenaran dari semua yang telah Ayub lakukan dan katakan. Tuhan marah kepada Elifas dan yang lainnya karena perkataan mereka yang keliru dan tidak masuk akal, karena, seperti halnya Ayub, mereka tidak dapat melihat penampakan Tuhan atau mendengar firman yang Dia ucapkan dalam hidup mereka, tetapi Ayub memiliki pengetahuan begitu akurat tentang Tuhan, sedangkan mereka hanya bisa menebak secara membabi buta tentang Tuhan, melanggar kehendak Tuhan dan menguji kesabaran-Nya dalam semua yang mereka lakukan. Akibatnya, Tuhan menerima semua yang dilakukan dan dikatakan oleh Ayub, dan di saat yang sama Dia menjadi murka terhadap yang lainnya, karena di dalam diri mereka, Dia bukan hanya tidak dapat melihat kenyataan takut akan Tuhan sedikit pun, tetapi juga tidak mendengar apa pun tentang rasa takut akan Tuhan dalam ucapan mereka. Karena itu selanjutnya Tuhan memerintahkan mereka untuk melakukan hal berikut ini: 'Karena itu sekarang kalian ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah korban bakaran bagi dirimu; dan hamba-Ku Ayub akan mendoakan engkau sekalian: karena Aku akan menerima permintaannya: supaya Aku tidak berurusan dengan engkau karena kebodohanmu.' Dalam ayat ini Tuhan menyuruh Elifas dan yang lainnya untuk melakukan sesuatu yang akan menebus dosa mereka, karena kebodohan mereka adalah dosa terhadap Tuhan Yahweh, dan karena itu mereka harus mempersembahkan korban bakaran untuk memperbaiki kesalahan mereka. Korban bakaran sering dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi hal yang tidak biasa tentang korban bakaran ini adalah bahwa mereka dipersembahkan kepada Ayub. Ayub diterima oleh Tuhan karena dia menjadi kesaksian bagi Tuhan selama ujiannya. Sementara itu, teman-teman Ayub ini tersingkap selama masa ujian Ayub; karena kebodohan mereka, mereka dikutuk oleh Tuhan, dan mereka memicu murka Tuhan, dan harus dihukum oleh Tuhan—dihukum dengan mempersembahkan korban bakaran di hadapan Ayub—di mana setelah itu Ayub berdoa bagi mereka untuk menghilangkan hukuman dan murka Tuhan terhadap mereka. Maksud Tuhan adalah mempermalukan mereka, karena mereka bukanlah orang-orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan mereka telah mengutuk kesalehan Ayub. Di satu sisi, Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa Dia tidak menerima tindakan mereka, tetapi sangat menerima dan menyukai Ayub; di sisi l ain, Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa diterima oleh Tuhan mengangkat manusia di hadapan Tuhan, bahwa manusia dibenci Tuhan karena kebodohannya, dan menyinggung Tuhan karena hal itu, dan rendah serta hina di mata Tuhan. Ini adalah definisi yang diberikan oleh Tuhan tentang dua jenis manusia, ini adalah sikap Tuhan terhadap dua jenis orang ini, dan semua itu adalah ungkapan Tuhan melalui kata-kata tentang nilai dan kedudukan kedua jenis orang ini. Meskipun Tuhan menyebut Ayub sebagai hamba-Nya, di mata Tuhan, hamba ini dikasihi, dan dianugerahkan otoritas untuk berdoa bagi orang lain dan mengampuni kesalahan mereka. Hamba ini dapat berbicara langsung kepada Tuhan dan datang langsung ke hadapan Tuhan, dan statusnya lebih tinggi dan lebih terhormat daripada orang lain. Inilah arti sebenarnya dari kata 'hamba' yang diucapkan oleh Tuhan. Ayub diberikan kehormatan istimewa ini karena rasa takutnya akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan alasan mengapa orang lain tidak disebut hamba oleh Tuhan adalah karena mereka tidak takut akan Tuhan dan tidak menjauhi kejahatan. Kedua sikap Tuhan yang sangat berbeda ini adalah sikap-Nya terhadap dua jenis manusia: mereka yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan diterima oleh Tuhan dan dipandang berharga di mata-Nya, sedangkan mereka yang bodoh, tidak takut akan Tuhan dan tidak mampu menjauhi kejahatan, serta tidak dapat menerima kebaikan Tuhan; mereka sering dibenci dan dikutuk oleh Tuhan, dan rendah di mata Tuhan."
"Ayub berdoa untuk teman-temannya, dan setelah itu, karena doa Ayub, Tuhan tidak menangani mereka sesuai dengan kebodohan mereka—Dia tidak menghukum mereka atau membalas perbuatan mereka. Mengapa demikian? Itu karena doa-doa yang dinaikkan kepada mereka oleh hamba Tuhan, Ayub, telah sampai ke telinga-Nya; Tuhan mengampuni mereka karena Dia menerima doa-doa Ayub. Jadi, apa yang kita lihat di sini? Ketika Tuhan memberkati seseorang, Dia memberi kepada mereka banyak upah, dan bukan hanya upah materi: Tuhan juga memberi mereka otoritas, dan hak untuk berdoa bagi orang lain, dan Tuhan melupakan, serta mengabaikan pelanggaran orang-orang tersebut, karena Dia mendengar doa-doa ini. Inilah otoritas yang Tuhan berikan kepada Ayub. Melalui doa-doa Ayub untuk menghentikan hukuman bagi mereka, Tuhan Yahweh mempermalukan orang-orang bodoh itu—yang tentu saja merupakan hukuman khusus-Nya bagi Elifas dan yang lainnya."
Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti: Karena takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, Ayub dipandang berharga di mata Tuhan, dan dengan demikian Tuhan Yahweh memanggilnya dengan istilah hamba dan menganugerahkan otoritas kepadanya. Adapun ketiga sahabat Ayub, mereka bukanlah orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Meskipun mereka dapat berbicara begitu banyak tentang doktrin rohani, namun ketika menghadapi hal-hal, mereka melihat hal secara harfiah, dan membuat penilaian dan kesimpulan yang sewenang-wenang. Mereka tidak mencari kehendak Tuhan, apalagi mengenal pekerjaan Tuhan. Jadi, Tuhan mengutuk mereka sebagai orang-orang bodoh yang menentang Tuhan. Mereka dipandang rendah oleh Tuhan dan dibenci oleh-Nya. Sebaliknya, Tuhan senang dengan Ayub. Maka Ia meminta ketiga sahabat Ayub untuk mempersembahkan korban bakaran kepadanya. Ini juga ditentukan oleh watak Tuhan yang benar. Tuhan ingin membuat mereka tahu bahwa Ayub, yang mereka kutuk dan tinggalkan, adalah orang yang disukai-Nya, dan untuk membuat mereka melihat bahwa mereka yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan adalah orang-orang yang Tuhan hargai dan ingin Dia sempurnakan serta yang harus mereka hormati dan tiru. Tuhan senang dengan Ayub, jadi Dia meminta Ayub untuk berdoa bagi ketiga temannya dan kemudian memaafkan mereka dan mengabaikan pelanggaran mereka. Ini adalah otoritas yang Tuhan anugerahkan kepada Ayub. Tanpa doa Ayub untuk mereka, Tuhan akan marah dan menghukum mereka. Jelas, Ayub sangat penting di hati Tuhan. Bagi mereka yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan seperti Ayub, Tuhan menganugerahkan otoritas kepada mereka serta mendengarkan doa-doa mereka. Bagi mereka yang hanya mengucapkan huruf-huruf tertulis dan doktrin, dan hanya mengetahui doktrin rohani, tetapi tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, Tuhan tidak mendengarkan doa mereka karena mereka sering menilai pekerjaan Tuhan, tidak mencari Tuhan sama sekali, dan hanya mengikuti aturan yang ditetapkan. Mereka adalah orang-orang yang menentang Tuhan dan dibenci oleh Tuhan; mereka sangat mudah menyinggung watak Tuhan. Tuhan menganugerahkan otoritas kepada orang-orang yang dikasihi-Nya dan mampu datang langsung ke hadapan-Nya, sehingga mereka memiliki hak untuk berdoa bagi orang lain dan dengan demikian mengampuni pelanggaran mereka. Sementara itu, Tuhan mempermalukan orang-orang bodoh itu dengan cara ini, dan ini juga adalah hukuman khusus bagi mereka. Melalui ini, Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa hanya mereka yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan yang dapat dipandang tinggi oleh-Nya; sebaliknya, orang-orang bodoh yang tidak takut akan Tuhan itu dipandang rendah oleh-Nya. Ini adalah sikap Tuhan yang berbeda terhadap kedua jenis orang tersebut. Itu juga maksud Tuhan meminta ketiga sahabat Ayub mempersembahkan korban bakaran kepada Ayub.
Dari sini, aku melihat bahwa watak Tuhan yang benar tidak toleran terhadap pelanggaran manusia. Dan aku juga melihat Tuhan mengamati bagian terdalam dari hati manusia dan yang Dia pedulikan adalah hati kita. Semua pikiran dan ide kita tidak bisa lepas dari pandangan Tuhan. Demikian, Tuhan berharap kita dapat menerima pengamatan-Nya dalam berbicara dan bertindak. Ketika menghadapi segala macam cobaan atau hal-hal yang tidak sesuai dengan pemikiran kita, kita harus mengikuti teladan Ayub dan mencari kehendak Tuhan melalui doa; alih-alih berbuat dosa dengan mulut kita, dipengaruhi oleh orang-orang, peristiwa, atau hal-hal di sekitar kita, mengikuti arus, dan melakukan apa yang dilakukan orang lain, kita harus memegang teguh integritas kita di hadapan Tuhan dan menjadi saksi bagi Dia untuk mempermalukan Iblis. Jika ketika menghadapi hal-hal, kita berperilaku seperti ketiga sahabat Ayub, dan tidak mencari dan memahami kehendak Tuhan, tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, tetapi secara sewenang-wenang menghakimi dan sampai mengambil kesimpulan yang sewenang-wenang, dan mengutuk pekerjaan Tuhan, maka kita akan gagal walau percaya sampai akhir. Melalui dua jenis ini, kita mengetahui tipe orang seperti apa yang Tuhan sukai, tipe orang seperti apa yang Dia benci, tipe orang seperti apa yang Dia kasihi, dan tipe orang seperti apa yang Dia singkirkan. Jika kita tidak menempuh jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dan jika, apapun yang kita hadapi, kita tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan dan tidak mencari serta berdoa, tetapi berbicara sembarangan dan membuat penilaian buta sebelum kita memahami kehendak Tuhan dengan akurat, maka kita akan sangat mudah menyinggung watak Tuhan.
Hubungi kami