Apakah Anda Tahu Bagaimana Berdoa Sesuai Dengan Kehendak Tuhan?
Suatu hari aku bertanya kepada salah satu temanku yang beriman tentang masalah doa: "Sering kali aku berdoa kepada Tuhan, aku tidak melihat petunjuk dan bimbingan Tuhan, aku juga tidak tahu bagaimana berdoa menurut kehendak-Nya."
Mendengar ini, temanku berkata dengan serius: "Aku juga pernah mengalami situasi yang mirip dengan Anda di masa lalu. Selama periode ini, tidak peduli seberapa banyak aku berdoa kepada Tuhan, aku tidak dapat merasakan pencerahan Roh Kudus. Kemudian, ketika aku bertanya kepada saudara dan saudariku di Internet, Saudari Caiying memberitahuku prinsip-prinsip doa. Jadi aku menuliskannya dan merenungkannya dengan cermat. Dan setelah berdoa menurut prinsip-prinsip ini selama beberapa waktu, aku mendapat pimpinan Tuhan."
Setelah mengetahui prinsip berdoa kepada Tuhan, aku merasa sangat segar dan bahagia. Jadi aku dengan cepat meminta temanku untuk mengkomunikasikannya denganku.
1. Doa dilakukan untuk memahami kebenaran, memperoleh ketaatan kepada Tuhan dan menyembah-Nya. Dalam keadaan apa pun, kita tidak boleh terlibat dalam upacara keagamaan
Kita sering memandang doa sebagai upacara, berpikir bahwa kita perlu berdoa secara teratur setiap hari sejak kita mulai percaya kepada Tuhan. Namun, karena doa-doa kita sia-sia dan kita tidak tahu mengapa kita harus berdoa, kita tetap jauh dari Tuhan setelah berdoa.
Firman Tuhan berkata: "Doa bukanlah urusan menjalankan formalitas, mengikuti prosedur, atau melafalkan firman Tuhan. Artinya, doa tidak berarti mengulang kata-kata dan meniru orang lain. Dalam doa, engkau harus mencapai kondisi di mana engkau dapat menyerahkan hatimu kepada Tuhan, membuka hatimu sehingga engkau dapat dijamah oleh Tuhan. Agar doamu efektif, maka doamu harus didasarkan pada pembacaan firman Tuhan. Hanya dengan berdoa berdasarkan firman Tuhan, engkau dapat menerima lebih banyak pencerahan dan penerangan. Perwujudan dari doa yang benar adalah memiliki hati yang merindukan segala hal yang Tuhan minta, dan terlebih lagi, memiliki hasrat untuk memenuhi tuntutan-Nya, membenci semua yang dibenci Tuhan, dan kemudian, dengan landasan ini, engkau memperoleh pemahaman tentangnya, serta memiliki pengetahuan dan kejernihan tentang kebenaran yang dijelaskan oleh Tuhan. Jika ada tekad, iman, pengetahuan, dan jalan penerapan setelah berdoa, barulah ini bisa disebut doa yang benar, dan hanya doa seperti ini yang bisa efektif."
Ini menunjukkan bahwa jika doa kita hanya untuk mengikuti ritual, mematuhi aturan yang dangkal, menggunakan kata-kata kosong dan berulang-ulang, dan menggumamkan kata-kata kebiasaan setiap hari, atau meniru cara doa orang lain, maka itu bukanlah doa yang sejati. Tuhan tidak mendengarkan doa-doa ini, karena kita tidak mengatakan kepada-Nya apa yang ada di dalam hati kita. Ini adalah jenis doa yang mengikuti ritual keagamaan. Doa kita harus dibuat untuk memahami kebenaran dan memperoleh ketaatan serta penyembahan kepada Tuhan. Doa yang benar harus berpusat pada bagaimana masuk ke dalam kebenaran, bagaimana masuk ke dalam realitas firman Tuhan, yang melaluinya kita dapat menerima penerangan dan bimbingan Roh Kudus.
Misalnya, ketika kita membaca firman Tuhan: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). Bagaimana kita memahami ungkapan ini sehingga kita dapat memahami maksud Tuhan? Kita perlu berdoa dan mencari kehendak Tuhan saat kita membacanya. Setelah berdoa dan mencari berkali-kali, kita akan menerima penerangan dan bimbingan Tuhan, yang memungkinkan kita untuk memahami bahwa ungkapan ini merujuk pada persyaratan untuk memasuki kerajaan surga: hanya dengan mengikuti kehendak Tuhan dan jalan-Nya barulah kita dapat masuk. Dengan kata lain, untuk memasuki kerajaan surga, kita perlu mempraktikkan firman Tuhan dan bertindak sesuai dengan tuntutan firman-Nya, daripada sekadar bekerja keras bagi Tuhan. Setelah memahami semua ini, kita memperoleh pengetahuan baru tentang syarat memasuki kerajaan surga dan berhenti percaya kepada Tuhan sesuai dengan konsepsi dan imajinasi kita. Inilah efek dari doa ketika kita menggunakan firman Tuhan dan memahami kebenaran.
2. Kita harus berbicara tentang kesulitan dan masalah praktis kita ketika kita berdoa kepada Tuhan. Kita tidak boleh melupakan kenyataan dan mengatakan kata-kata kosong serta berbicara tentang doktrin
Dalam hidup kita, kita selalu menghadapi segala macam masalah dan kesulitan, yang merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam situasi seperti ini, bagaimana seharusnya kita berdoa kepada Tuhan? Tuhan berkata: "Doa bukan tentang seberapa baik kata-kata engkau saat engkau berdoa, engkau hanya perlu mengucapkan kata-kata dalam hati, jujur, sesuai dengan kesulitan yang engkau hadapi. Berbicara dari sudut pandang makhluk ciptaan dan dari sudut pandang ketaatan: 'Ya Tuhan, Engkau tahu hatiku terlalu keras. Oh, Tuhan, tuntunlah aku dalam hal ini; Engkau tahu bahwa aku memiliki kelemahan, aku memiliki terlalu banyak kekurangan, dan aku tidak layak untuk digunakan oleh-Mu, aku memberontak terhadap-Mu dan mengganggu pekerjaan-Mu ketika aku melakukan sesuatu; tindakanku tidak sesuai dengan kehendak-Mu, aku meminta Engkau untuk melakukan pekerjaan-Mu sendiri, dan kami hanya tunduk serta bekerja sama...' Jika engkau tidak bisa mengucapkan kata-kata itu, maka tamatlah riwayatmu "
Kita semua, umat manusia, suka mendengar kata-kata yang manis di telinga kita. Namun, Tuhan tidak peduli apakah kata-kata doa kita bagus atau manis, sebaliknya Dia suka mendengar hal-hal yang tulus dan sepenuh hati. Jadi ketika kita berdoa, kita harus jujur kepada Tuhan dan menceritakan kepada-Nya kesulitan dan masalah praktis yang kita hadapi dalam kehidupan kita sehari-hari, daripada meninggalkannya untuk mengucapkan banyak kata, doktrin, dan kata-kata kosong kepada Tuhan.
Misalnya, kita telah berkorban dalam proses menyelesaikan pekerjaan bagi Tuhan. Namun, penyakit tiba-tiba menyerang kita dan kita mengeluh kepada Tuhan: bagaimana aku bisa sakit, karena aku mengorbankan diriku dan membayar harga yang tinggi untuk Tuhan? Pada saat ini, kita harus tenang di hadapan Tuhan dan berdoa kepada-Nya sebagai berikut: "Ya Tuhan, aku tahu bahwa semuanya ada di bawah kedaulatan-Mu. Penyakitku mengandung niat baik Engkau, tetapi aku tidak dapat memahaminya sekarang. Mohon Engkau memimpin dan mencerahkanku untuk memahami niat-Mu." Melalui doa, kita akan menemukan: kita percaya kepada Tuhan hanya untuk menerima berkat dan kedamaian, berpikir bahwa Tuhan harus memberi kita berkat sementara kita membayar harga dan berkorban untuk-Nya; ketika kita tidak mendapatkan berkat, tetapi sebaliknya tertimpa penyakit, kita tidak bisa menaati Tuhan dan menyimpan kebencian serta perlawanan di dalam hati kita. Baru pada saat itulah kita menyadari bahwa kita tidak sungguh-sungguh menaati atau mengasihi Tuhan, tetapi justru dipenuhi dengan pemberontakan dan perlawanan terhadap-Nya. Pada titik ini, kita akan mengakui dosa dan bertobat kepada Tuhan, bersedia mengesampingkan niat untuk mendapatkan berkat dan bekerja hanya untuk membalas kasih Tuhan. Hasil ini dicapai melalui doa dan mencari kehendak Tuhan, serta refleksi diri dan pengenalan diri.
3. Doa kita harus berisi penghormatan kepada Tuhan, dan harus masuk akal. Kita tidak bisa menuntut Tuhan, atau mengambil keuntungan dari-Nya, apalagi melakukan tawar-menawar dengan Tuhan
Firman Tuhan berkata: "Engkau semua jarang berdoa dengan sungguh-sungguh, dan ada beberapa orang yang bahkan tidak tahu cara berdoa. Sebenarnya, berdoa pada dasarnya adalah mengatakan apa yang ada di hatimu, seolah-olah engkau sedang berbicara seperti biasanya. Namun, ada orang yang lupa posisinya segera setelah mereka mulai berdoa; mereka bersikeras agar Tuhan memberi mereka sesuatu, tanpa memedulikan apakah itu sesuai dengan kehendak-Nya atau tidak, dan, akibatnya, doa-doa mereka kering. Ketika engkau berdoa, apa pun yang kauminta di dalam hatimu, apa pun yang kaurindukan; atau, mungkin, ada masalah yang ingin kautangani, tetapi engkau tidak memiliki wawasan, dan engkau meminta agar Tuhan memberimu hikmat atau kekuatan, atau agar Dia mencerahkanmu—apa pun permohonanmu, engkau harus bijaksana dalam mengucapkannya."
Dari perikop firman Tuhan ini, kita mengerti bahwa pertama-tama kita harus menempatkan diri kita di posisi yang benar ketika kita berdoa. Kita hanyalah makhluk ciptaan, jadi kita perlu menempatkan diri kita sebagai makhluk ciptaan, memiliki rasa hormat dan ketaatan kepada Tuhan. Kita tidak boleh irasional dalam cara kita berbicara, tidak boleh meminta sesuatu dari Tuhan, dan kita juga tidak boleh meminta sesuatu yang irasional dari Tuhan, apalagi membuat kesepakatan dengan-Nya. Aku memikirkan kembali apa yang tercatat dalam Alkitab: Salomo berdoa dengan cukup masuk akal, dia tidak pernah meminta berkat atau umur panjang kepada Tuhan, tetapi hanya berusaha untuk memuaskan-Nya, untuk melayani umat-Nya dengan baik, dan untuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan. Contoh lain adalah Ayub, ia mengikuti jalan takut akan Tuhan dan menghindari kejahatan sepanjang hidupnya. Selama ujian berat, ketika dia kehilangan semua harta benda dan anak-anaknya, dan tubuhnya penuh dengan penyakit, dia tidak mengeluh kepada Tuhan, atau meminta Tuhan untuk membantunya memulihkan kekayaannya atau menyembuhkan penyakitnya, tetapi dia berdoa dan mencari kehendak Tuhan. Karena dia sangat masuk akal di hadapan Tuhan, takut akan Tuhan dan menaati Tuhan di dalam hatinya, Ayub mengucapkan kata-kata esensial ini: "Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" dan "Apakah kita mau menerima yang baik dari tangan Tuhan dan tidak mau menerima yang jahat?" Dia memberikan kesaksian yang indah tentang Tuhan. Doa-doa seperti itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena itu, kita harus, seperti Salomo dan Ayub, takut akan Tuhan ketika kita berdoa, apa pun yang kita hadapi.
Membandingkan doa-doaku dengan prinsip ini, aku menyadari bahwa doa-doaku itu tidak masuk akal atau penuh permintaan. Ketika aku berdoa kepada Tuhan, aku terus membuat berbagai tuntutan, seperti meminta Tuhan untuk memberkati semua anggota keluargaku dengan kedamaian dan kesehatan, meminta-Nya untuk memberkati keluargaku dengan pekerjaan yang sukses dan kenaikan upah, memohon kepada-Nya untuk memberkati anakku, supaya dia bisa mendapatkan nilai bagus dalam studinya dan masuk ke perguruan tinggi, atau meminta Dia untuk menyembuhkan penyakit. Dalam doa-doaku, aku terus-menerus meminta berkat dan rahmat dari Tuhan tanpa ketaatan, sehingga aku tidak dapat melihat bimbingan dan arahan-Nya. Sekarang aku menyadari bahwa doa-doaku yang irasional ini tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Terima kasih Tuhan. Karena kemurahan Tuhan maka temanku mengomunikasikan kebenaran doa kepadaku, yang memberiku petunjuk dan jalan penerapan bagiku untuk berdoa kepada Tuhan mulai hari ini. Aku perlu berlatih dan masuk ke dalam prinsip-prinsip ini agar doaku sesuai dengan kehendak Tuhan dan aku dapat memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
Hubungi kami