Apa Itu Iman? Bagaimana Mengembangkan Iman?
Apa itu iman? Banyak saudara-saudari di dalam Tuhan berpikir bahwa selama mereka mengakui nama Tuhan, bertahan dalam membaca Alkitab, bersekutu dan berdoa, lebih jauh lagi mampu meninggalkan segalanya dan berkorban demi Tuhan, mereka adalah orang-orang percaya yang memiliki iman kepada Tuhan. Tapi, pemahaman ini sepihak. Faktanya, iman yang benar berarti bahwa ketika pikiran dan tubuh kita menanggung penderitaan besar selama pemurnian atau kesulitan, kita tetap tidak salah paham atau mengeluh tentang Tuhan, tetapi sebaliknya dapat menaati Tuhan dan bertekun dalam percaya serta mengikuti Tuhan.
Dari catatan Alkitab, kita melihat: Ketika Ayub dicobai oleh Iblis, ternaknya dirampok darinya oleh bandit, hamba-hambanya dibunuh, malapetaka menimpa anak-anaknya, sekujur tubuhnya penuh bisul, dan istrinya menertawakannya dan memintanya meninggalkan nama Tuhan. Menghadapi kemalangan yang tiba-tiba ini, dia menahan rasa sakit di tubuh dan jiwanya. Namun, dia tidak mengeluh tentang Tuhan Yahweh yang mengambil darinya, tetapi berkata, "Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" (Ayub 1:21). Dia memberikan kesaksian yang kuat dan gemilang bagi Tuhan, yang mempermalukan dan mengalahkan Iblis. Melihat iman Ayub kepada-Nya, Tuhan memberkati Ayub dua kali lipat, menganugerahkan kepadanya lebih banyak ternak, domba, dan anak-anak yang cantik. Dan akhirnya Ayub meninggal, sesudah tua dan lanjut umurnya. Ayub adalah model iman dan dia layak untuk ditiru oleh kita masing-masing yang percaya kepada Tuhan.
Dari kesaksian Ayub, kita dapat melihat bahwa ketika Tuhan memberkati dia, dia percaya bahwa semua yang dimiliki manusia adalah karena berkat Tuhan, jadi dia bersyukur dan menyembah Tuhan; ketika ujian Tuhan menimpanya, meskipun dia tidak mengerti dan merasakan sakit di dalamnya, dia tetap menaati Tuhan dan tidak memiliki keluhan. Hanya inilah yang disebut iman yang sejati kepada Tuhan, dan juga hati yang tulus dari manusia terhadap Tuhan. Sama seperti firman Tuhan yang berkata,"Apa maksud kata 'iman'? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan."
Lalu, bagaimana kita bisa mengembangkan iman yang benar kepada Tuhan? Ini membutuhkan kita untuk secara praktis mengalami dan menghargai pekerjaan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita dapat melihat penguasaan, pengaturan dan penataan Tuhan atas hidup kita, dan kita dapat memiliki pemahaman yang tulus tentang otoritas dan perbuatan Tuhan, maka tidak peduli bagaimana pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan konsepsi kita, kita akan tetap dapat menjaga iman kita kepada Tuhan. Sama seperti Ayub: Dia hanya mendengar tentang Tuhan tetapi dia tidak pernah melihat Tuhan. Namun, dia dapat mengetahui kedaulatan Tuhan dan melihat kebenaran Tuhan di antara segala sesuatu. Sebagai contoh: Keberuntungan dan kemalangan manusia, berapa banyak uang yang akan dimiliki seseorang, dan berapa banyak anak yang akan dimiliki seseorang dalam hidup—ia tahu semua ini berada di bawah kedaulatan Tuhan, terlepas dari rencana dan perhitungan manusia sendiri. Dia melihat siapa yang jahat dan dihukum oleh Tuhan, siapa yang baik hati dan menerima rahmat dan berkat Tuhan, dan seterusnya. Karena pemahaman tentang Tuhan ini, ia mengembangkan iman yang benar kepada Tuhan. Jadi ketika godaan Iblis datang kepadanya, meskipun dia menderita, dia tahu semua hal yang dia nikmati berasal dari Tuhan dan tidak diperoleh melalui kerja kerasnya sendiri, dan bahwa jika Tuhan ingin mengambilnya kembali, dia tidak boleh mengeluh atau salah paham tentang Tuhan tetapi harus menaati Tuhan. Dengan demikian, dia tidak menuntut Tuhan, dan menerima serta menaati pengaturan dan penataan Tuhan, memberikan kesaksian yang bergema tentang Tuhan di hadapan Iblis dan diterima oleh Tuhan. Contoh lain adalah Musa. Dia tinggal di padang gurun selama empat puluh tahun. Tidak ada seorang pun di sana, dan satu-satunya sahabatnya adalah domba di siang hari dan bintang di malam hari. Akhirnya, dia selamat dari empat puluh tahun yang sulit dengan mengandalkan Tuhan. Melalui pengalamannya, dia benar-benar memahami bahwa semuanya diatur oleh tangan Tuhan, dan bahwa tidak ada yang tidak bisa Tuhan lakukan. Pemahaman tentang Tuhan seperti itu membantunya mengembangkan iman yang benar kepada Tuhan. Jadi, ketika Tuhan memintanya untuk memimpin orang Israel keluar dari Mesir, dia bersujud di hadapan Tuhan dan menerima amanat-Nya tanpa ragu-ragu. Dia tidak khawatir tentang bagaimana mengalahkan tentara Mesir seorang diri tetapi hanya taat, karena dia percaya bahwa segala sesuatu ada di tangan Tuhan dan diatur oleh Tuhan. Pada akhirnya, dengan mengandalkan imannya yang sejati kepada Tuhan, ia berhasil memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
Oleh karena itu, jika kita ingin mengembangkan iman yang benar kepada Tuhan seperti yang dilakukan Ayub dan Musa, kita harus secara praktis mengalami pekerjaan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Terutama ketika beberapa kesulitan dan situasi menyedihkan menimpa kita, pertama-tama kita harus memiliki niat untuk taat, dan kemudian berpaling kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan dan mencari kehendak Tuhan. Ketika kita, melalui ini, mencapai ketaatan sejati kepada Tuhan, kita pasti akan melihat perbuatan-Nya yang menakjubkan dan mengembangkan iman yang sejati kepada-Nya. Pada titik ini, saya teringat akan pengalaman seorang saudari baru. Tidak lama setelah dia menerima pekerjaan baru Tuhan, sebuah penyakit menimpanya. Kemudian kondisinya semakin memburuk, dan dia bahkan dalam bahaya terkena lumpuh. Saat itu dia sangat lemah dan kesakitan. Namun, melalui berdoa dan membaca firman Tuhan, dia menjadi mengerti bahwa Iblis menggunakan penyakit itu untuk mengganggunya. Penyakit itu adalah pencobaan Iblis dan juga ujian Tuhan. Setelah memahami maksud Tuhan, dia berdoa kepada Tuhan, mengatakan bahwa dia bersedia menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan bertekad untuk menjadi kesaksian. Setelah itu, luar biasanya, dia pulih dengan sangat cepat. Jadi, dia tidak hanya meninggalkan Tuhan karena penyakit itu, tetapi dia benar-benar memperkuat tekadnya untuk mengikuti Tuhan bahkan melihat perbuatan Tuhan yang luar biasa. Ada juga seorang saudara, ketika dia pertama kali mulai percaya pada Tuhan, dia sangat bersemangat. Namun, kemudian dia diburu oleh PKT karena keyakinannya kepada Tuhan, jadi dia harus meninggalkan rumah dan menjalani kehidupan gelandangan, kehidupannya sangat sulit, jadi dia menjadi lemah. Setelah itu, hanya dengan membaca firman Tuhan, dia menyadari ketidakmurniannya sendiri dalam mempercayai Tuhan, dan bahwa imannya kepada Tuhan adalah untuk menerima berkat dan anugerah Tuhan. Jadi, dia membalikkan pandangannya yang salah tentang iman kepada Tuhan. Setelah itu, karena dia, di lingkungan yang keras, mengandalkan Tuhan setiap saat untuk memenuhi tugasnya menyebarkan Injil, berkali-kali dia berhasil melarikan diri dari PKT. Dari sini, dia secara pribadi mengalami perlindungan Tuhan yang luar biasa dan juga melihat kemahakuasaan dan kebijaksanaan Tuhan. Oleh karena itu, ia semakin beriman kepada Tuhan.
Pengalaman praktis ini memungkinkan kita untuk melihat bahwa di lingkungan kita yang sebenarnya, selama kita dengan hati-hati mengalami bimbingan, dukungan, bantuan, atau teguran dan disiplin Tuhan, kita akan memahami bahwa apa yang Tuhan lakukan di dalam kita semuanya adalah kasih dan keselamatan-Nya bagi kita. Kemudian kita akan memiliki pemahaman yang benar tentang-Nya, menghargai kemahakuasaan dan kebijaksanaan-Nya, dan bahkan lebih mengetahui bahwa watak-Nya yang benar yang tidak dapat diganggu gugat oleh manusia. Pada waktu itu, kita akan memiliki hati yang menghormati Tuhan dan selanjutnya kita akan mengembangkan iman yang benar kepada Tuhan.
Hubungi kami