Aku Telah Menyambut Kembalinya Tuhan
Aku berusia 67 tahun dan lahir dalam keluarga Katolik yang telah percaya kepada Tuhan selama beberapa generasi. Dua bulan setelah aku lahir, aku dibawa oleh orang tuaku untuk dibaptis dan dikembalikan kepada Tuhan. Sejak aku masih kecil, aku berdoa setiap pagi dan sore hari serta berdoa rosario, dan pada hari Jumat aku menyembah jalan Salib bersama orang tuaku. Pada usia 16 tahun, aku tiba-tiba terkena meningitis yang merupakan wabah yang umum saat itu. Banyak orang meninggal karenanya, dan beberapa dari mereka yang selamat memiliki efek sampingan setelah penyakit itu—menjadi keterbelakangan mental. Orang tuaku berdoa untukku, dan secara ajaib, aku menjadi lebih baik setelah diberikan hanya satu suntikan, tanpa gejala sampingan. Aku tahu dengan jelas dalam hatiku bahwa Tuhanlah yang memberiku kesempatan kedua dalam hidup. Setelah menikah, keluarga suamiku tidak percaya kepada Tuhan dan memaksaku untuk meninggalkan Tuhan. Namun, aku tetap memutuskan bahwa aku akan mengikuti Tuhan. Saat aku berjalan di jalan ini, aku mengalami banyak perbuatan ajaib dari Tuhan. Itu adalah perlindungan-Nya yang luar biasa yang membantuku bertahan dari bahaya beberapa kali. Oleh karena itu, aku membuat resolusi untuk tetap berjalan di jalan percaya kepada Tuhan untuk membalas kasih karunia-Nya bagiku.
Pada tahun 1992, aku bermigrasi ke Amerika, negeri dengan kebebasan berkeyakinan. Lebih nyaman bagiku untuk pergi ke gereja untuk Misa dan pengakuan dosa di negara ini. Belakangan, tanpa sadar, ketika aku lelah bekerja dan berada dalam suasana hati yang buruk, aku selalu mengeluh; ketika anak-anakku tidak mematuhiku, aku akan marah; ketika aku diganggu dan difitnah oleh rekan kerjaku yang nakal, aku akan mencoba untuk membalas dendam kepada mereka. Pada hari-hari itu, aku sering berbuat dosa dan menghina Tuhan, dan kemudian aku mengaku dosa. Situasiku terus berulang seperti ini selama bertahun-tahun, dan aku merasa masih banyak dosa yang harus kuakui. Aku berpikir: aku mengaku dosa setelah melakukan dosa, dan melakukan dosa lagi sesudahnya. Bagaimana aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga kalau aku seperti ini? Aku merasa berhutang budi kepada Tuhan. Tetapi ketika aku berpikir tentang Tuhan Yesus yang menyelamatkanku dari ambang kematian lagi dan lagi, aku tergerak dan termotivasi, berpikir: Tuhan Yesus dipakukan di kayu salib dan dengan demikian mengampuni dosa-dosa kita, dan tidak menganggap kita sebagai orang berdosa. Aku telah menikmati begitu banyak kasih karunia Tuhan, jadi aku harus lebih banyak lagi mempraktekkan firman-Nya dan memuliakan Dia! Selain itu, aku harus lebih mendengarkan pastor dan lebih banyak melayani teman-teman gerejaku di gereja. Pastor akan mengatakan ini kepada Tuhan untukku. Setelah aku mati, aku akan mengalami lebih sedikit penderitaan api penyucian sebelum masuk ke dalam kerajaan surga. Kemudian, aku terpikir akan firman Tuhan yang mengatakan: "Kamu adalah terang dunia. Sebuah kota yang terletak di atas bukit tidak dapat disembunyikan. Lagipula orang juga tidak menyalakan lampu, dan meletakkannya di bawah gantang, tetapi di atas kaki pelita dan menerangi semua yang ada di dalam rumah. Biarlah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu yang di surga" (Matius 5:14-16). Sejak saat itu, aku mulai fokus untuk menerapkan sesuai dengan firman Tuhan, seperti mengunjungi orang tua dan teman-teman gereja yang sakit, serta mendukung mereka yang kehilangan iman dan kasih. Aku melakukan hal-hal ini selama bertahun-tahun dalam segala cuaca dan tidak pernah mundur tidak peduli seberapa keras atau melelahkannya itu. Aku menganggap gereja sebagai rumahku, dan memperlakukan teman-teman gereja sebagai keluargaku. Aku akan mencoba yang terbaik untuk mendukung dan membantu mereka yang memiliki kebutuhan. Aku juga sering keluar uang sendiri menguduskan Misa untuk teman-teman gereja yang sakit dan yang berada dalam kesulitan, dan memohon kepada pastor untuk menguduskannya bagi mereka. Aku memikirkan kata-kata dalam Alkitab: "Tetapi Aku berkata kepadamu, Kasihilah musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiayamu" (Matius 5 :44). "Dengan kesabaranmu, kamu akan beroleh jiwamu" (Lukas 21:19). Setelah itu, ketika beberapa orang menindas dan mengutukku, aku akan menoleransi dan menanggungnya. Aku juga berdoa untuk mereka, memohon kepada Tuhan untuk mengampuni mereka. Di rumah, ketika aku diganggu oleh anak-anak dan suamiku, aku tidak lagi mempermasalahkannya.
Upayaku selama bertahun-tahun tidak sia-sia. Pastor kami sering mengatakan bahwa aku adalah orang yang "sempurna". Selain itu, di mata teman-teman gereja lainnya, aku adalah orang yang paling saleh. Selama tahun-tahun ini setelah aku pensiun, aku mengabdikan seluruh waktuku untuk Tuhan. Aku selalu merasa bahwa aku tidak memiliki dosa, dan tidak tahu apa yang harus kuakui ketika aku pergi ke Misa. Selain itu, pastor kami mengatakan bahwa aku telah melakukan banyak hal dengan baik, dan uang yang kupersembahkan sama dengan sebuah vila kecil di surga, jadi aku cukup memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Karena itu, aku sering merasa gembira. Pastor kami juga sering memujiku dan mengangkatku sebagai contoh untuk diikuti orang lain. Dia berkata, "Dia enggan menghabiskan uang untuk makan dengan baik, berpakaian bagus, dan bahkan naik bus, melainkan menabung untuk memberi persembahan. Dia memperlakukan gereja kami sebagai keluarganya. Kalian semua harus belajar darinya." Aku sangat tersanjung dengan pujiannya, merasa bahwa Tuhan sangat mengasihiku. Terlebih lagi, pastor kami berkata kepadaku, "Ketika saatnya tiba bagi Anda untuk pergi ke surga, Anda harus membawaku bersamamu. Bagikan denganku rahmat Anda, dan aku akan menjadi sayap Anda. Mari kita masuk ke surga bersama-sama!" Teman-teman gerejaku juga berkata, "Ketika Anda pergi ke surga, kami akan memegang pakaian Anda. Ayo pergi bersama!" Kata-kata ini membuatku terbawa oleh kegembiraan. Aku bahkan lupa bahwa aku hanyalah seorang pendosa, aku dengan bersemangat setuju, "Tidak masalah! Ketika aku sampai di surga, aku akan menarik pintu untuk Anda sehingga Anda semua bisa masuk." Seperti ini, aku terpesona oleh kata-kata sanjungan, sering memuji diriku sendiri dan mengagumi diriku sendiri. Saat itu, dikelilingi oleh pujian orang lain, aku seperti berjalan di udara, aku secara alami menempatkan gelar "seorang Katolik yang saleh" dan lingkaran "umat paroki yang paling Tuhan kasihi" pada diriku sendiri, merasa bahwa aku dijamin masuk kerajaan surga.
Pada bulan Oktober 2017, teman gereja Xie memintaku untuk bersama-sama mengunjungi teman gereja lain, Xiaorong, dan aku dengan senang hati setuju. Bersyukurlah atas pengaturan Tuhan yang luar biasa, aku bertemu dengan Saudara Liu di sana. Pada hari-hari berikutnya, ia menyaksikan kepada kita semua aspek kebenaran, seperti rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, inkarnasi Tuhan, bagaimana membedakan antara Kristus yang benar dan yang palsu, bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan menyatukan semua denominasi ketika Dia kembali. Saudara Liu juga mengatakan bahwa ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia pertama-tama akan berinkarnasi dan mengungkapkan kebenaran untuk melaksanakan pekerjaan penghakiman dan hajaran, dan kemudian akan menampakkan diri secara terbuka dengan awan untuk melakukan pekerjaan-Nya dalam memberi pahala kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Aku belum pernah mendengar persekutuan seperti itu. Pada masa itu, aku belajar lebih banyak dari Saudara Liu dibandingkan gerejaku, aku memahami banyak kebenaran yang tidak kupahami sebelumnya, aku merasa terbebaskan dalam rohku dan jiwaku yang haus memperoleh makanan.
Tapi aku masih merasa agak bingung: Tuhan Yesus sudah menebus kita dan tidak lagi memandang kita sebagai orang berdosa. Bukankah aku tidak memiliki dosa setelah mengaku dosa? Bukankah aku hanya perlu menunggu untuk menjalani api penyucian dan kemudian masuk ke dalam kerajaan surga? Apa artinya bahwa Tuhan akan melakukan pekerjaan menghapus dosa sepenuhnya? Ketika kami bersekutu lagi, aku memberi tahu Saudara Liu tentang pikiranku. Dia berkata, "Saudari, pekerjaan penebusan Tuhan Yesus telah menghasilkan buah di dalam diri kita. Kita tampaknya tidak melakukan dosa sekarang, tetapi ketika hal itu ada hubungannya dengan kepentingan pribadi kita, kita masih akan berbohong dan menipu. Kita masih memiliki watak yang rusak, seperti keserakahan, kecurangan, kejahatan, dan sebagainya. Saat melakukan sesuatu, kita memiliki tuntutan pribadi yang berlebihan. Ketika firman dan pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan kita, kita akan memberontak dan melawan Tuhan, dan tidak dapat benar-benar menaati dan mengasihi Dia. Meskipun Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita, tanpa sadar kita mengungkapkan watak kita yang arogan, mementingkan diri sendiri, dan licik. Jadi hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman dan penyucian yang dilakukan oleh Tuhan yang kembali di akhir zaman, kita dapat melepaskan diri dari ikatan dan kendali watak Iblis." Aku berpikir: "Terikat oleh dosa? Bagaimana itu mungkin? Bukankah Tuhan telah mengampuni dosa-dosaku? Selain itu, biasanya aku menerapkan sesuai dengan firman Tuhan untuk menjadi terang dan garam dunia, toleran dan sabar serta mencintai musuh. Aku memang telah berubah. Mengapa Anda mengatakan aku masih terikat oleh dosa?"
Saudara Liu melanjutkan persekutuannya, "Tuhan Yesus telah mengampuni dosa-dosa kita dengan dipakukan di kayu salib, tetapi ini tidak berarti bahwa kita tidak memiliki dosa, atau bahwa kita telah melepaskan diri dari belenggu dan kendali dosa. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan 'dosa' yang telah diampuni Tuhan Yesus?" Aku menjawab, "Ini mengacu pada memukul orang, mengutuk orang, mencuri, melakukan perzinahan, menyembah berhala, dan semua yang bertentangan dengan Sepuluh Perintah Tuhan. Tetapi aku tidak melakukan satu pun dari dosa-dosa ini." Saudara Liu berkata, "Pembunuhan, perzinahan, pencurian, dll., apapun yang melanggar hukum, perintah atau firman Tuhan adalah dosa. Setiap tindakan yang melawan, mengutuk atau menghakimi Tuhan juga adalah dosa. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus disalibkan sebagai korban penghapus dosa bagi umat manusia. Jika kita berdoa kepada Tuhan dan mengakui dosa-dosa kita, Tuhan tidak akan lagi memandang kita sebagai orang berdosa. Meskipun dosa-dosa kita telah diampuni, bukan berarti kita tidak akan lagi berbuat dosa atau melawan Tuhan. Ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan imajinasi dan gagasan kita, kita tetap akan menghakimi dan melawan Tuhan. Bagaimana orang-orang seperti itu dapat memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan surga?" Apa yang dikatakan Saudara Liu sangat masuk akal. Jelas, orang berdosa tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga, tetapi aku telah mengakui semua dosaku dan tidak melakukan dosa lagi! Bagaimana mungkin aku masih akan melakukan dosa lagi untuk melawan Tuhan?
Saudara Liu membacakan kepada kami firman Tuhan: "Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan." "Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan."
Mendengar firman Tuhan, kami saling memandang dan mengangguk, merasa bahwa kata-kata ini bukanlah sesuatu yang dapat diucapkan oleh manusia biasa. Perkataan ini sangat berotoritas. Aku mengerti: Ketika Adam dan Hawa, nenek moyang kita, tergoda untuk memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, kita manusia memiliki sifat dosa di dalamnya, sehingga kita sering hidup dalam keadaan berbuat dosa dan mengaku dosa. Meskipun aku tidak dapat memahami kata-kata ini sepenuhnya, tidak ada pilihan selain diyakinkan dalam hatiku. Memang benar bahwa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus semuanya hidup dalam keadaan melakukan dosa dan kemudian mengakuinya.
Saudara Liu melanjutkan persekutuan, "Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa pengampunan dosa tidak berarti bahwa kita tidak akan lagi melakukan dosa. Kita masih memiliki kesombongan, keegoisan, keserakahan, tipu daya, dan aspek lain dari watak rusak Iblis, yang merupakan sesuatu yang lebih dalam dan lebih keras kepala daripada dosa lahiriah. Misalnya, ketika beberapa orang merundung kita, secara eksternal, kita tidak bertengkar atau berkelahi dengan mereka, tetapi kita memiliki ide untuk membalas dendam pada mereka, bukan? Ketika kita melihat orang lain lebih baik dari kita, kita akan iri dan bahkan berharap mereka buruk. Apakah kita tidak jahat? Meskipun di luar, kita tidak angkuh dan rendah hati, jika kita memiliki sesuatu yang lebih baik daripada orang lain, kita akan memamerkan dan meninggikan diri kita sendiri, serta menyaksikan diri kita sendiri, bahkan merasa bahwa kita adalah yang terbaik. Kita sangat sombong. Perilaku-perilaku ini menunjukkan bahwa kita masih hidup dalam dosa dan belum bebas dari dosa-dosa kita. Kita masih bisa melakukan dosa dan melawan Tuhan. Tuhan Yesus berkata: 'Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang wanita dan menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya' (Matius 5:28). Dari ayat tersebut, kita dapat melihat bahwa secara lahiriah, kita tidak lagi melakukan dosa yang jelas, tetapi dapatkah hati kita bertahan terhadap pemeriksaan Tuhan? Apakah terlihat baik di luar berarti kita berhenti berbuat dosa dan melawan Tuhan? Kami semua berkata, 'Tidak, tidak.'" Aku berpikir: "Itu benar. Meskipun kita secara lahiriah menunjukkan toleransi dan kesabaran kepada orang lain dan tidak berdebat atau berkelahi dengan mereka, kita menyimpan dendam terhadap mereka di dalam hati kita, dan bahkan berharap sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka. Apa yang dipersekutukan oleh Saudara Liu adalah fakta. Tahun-tahun ini aku dengan penuh semangat mengorbankan diriku untuk Tuhan dan memiliki beberapa perilaku baik yang dangkal. Jadi, aku berpikir bahwa diriku percaya kepada Tuhan lebih baik daripada orang lain dan ingin mereka memandang tinggi dan mengagumiku. Aku percaya bahwa orang sepertiku pasti bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Sekarang aku melihat bahwa aku masih hidup dalam dosa!
Saudara Liu melanjutkan persekutuan, "Di Zaman Hukum Taurat, orang Farisi melayani Tuhan Yahweh di bait suci selama beberapa generasi. Mereka bahkan memasuki bait suci tanpa alas kaki di musim dingin. Dari luar, mereka terlihat sangat saleh. Di mata orang-orang, mereka juga mematuhi hukum-hukum dalam Alkitab dengan ketat. Tetapi ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, mereka tidak mencari atau menyelidikinya. Sebaliknya, mereka melawan dan mengutuk Dia dengan keras, dan bahkan memakukan Dia di kayu salib bersama dengan pemerintah Romawi untuk melindungi status dan mata pencaharian mereka sendiri. Ini membuat kita melihat bahwa orang-orang Farisi tampak saleh dari luar, tetapi pada esensinya, mereka berbahaya dan licik. Mereka adalah orang-orang munafik yang sangat ahli dalam berpura-pura, dan menipu orang lain. Dari kegagalan mereka, kita dapat melihat bahwa jika watak Iblis kita yang rusak tidak disucikan, kita akan tetap melawan Tuhan. Oleh karena itu, menurut rencana pengelolaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dan kebutuhan kita umat manusia yang rusak, Tuhan mengungkapkan banyak aspek kebenaran yang berbeda dan melaksanakan pekerjaan-Nya yang menggenapi nubuat dalam Alkitab, 'Penghakiman dimulai dari rumah Tuhan.'"
"Penghakiman dimulai dari rumah Tuhan?" Aku mengulangi dalam hatiku, "... mengungkapkan banyak aspek kebenaran dan melaksanakan..." Mungkinkah pekerjaan penghakiman telah dimulai? Aku sangat terkejut! Sku melihat bahwa teman-teman gereja lainnya tertarik dengan persekutuan Saudara Liu dan mendengarkannya dengan seksama.
Dia terus bersekutu dengan kita tentang pekerjaan penghakiman dan hajaran yang dilakukan Tuhan di akhir zaman. Dia juga menyelidiki ayat berikut bersama kami: "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24-25). Kemudian saudara itu bertanya kepada kami apa arti "kilat" dan membacakan kepada kami sebuah bagian dari firman Tuhan. Ketika aku melihat kata "kilat", aku memikirkan desas-desus tentang "Kilat dari Timur" yang sering disebarkan oleh pendeta kami. Dengan kaget, aku berpikir: "Apakah Saudara Liu dari Kilat Timur?" Jadi aku segera bertanya kepadanya, "Dari gereja mana Anda berasal?" Saudara Liu menjawab, "Kami dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa." Mendengar ini, aku menjadi lemas, dan desas-desus buruk yang disebarkan oleh pastor kami di gereja terus muncul di benakku. Aku tidak lagi mendengarkannya, tetapi kemudian aku berpikir, "Apa yang disampaikan Saudara Liu akhir-akhir ini semuanya berdasarkan Alkitab dan sesuai dengan kebenaran." Tetapi begitu aku memikirkan kata-kata pastor kami, hatiku menjadi kacau. Ada pertarungan sengit jauh di dalam diriku: "Aku telah percaya kepada Tuhan Yesus sepanjang hidupku. Hidupku diberikan oleh-Nya. Jika aku berjalan di jalan yang salah, aku akan tamat! Tetapi jika Tuhan memang telah kembali, namun aku tidak mendengarkan atau menyelidiki, bukankah aku melawan Tuhan?" Aku berada dalam dilema yang cukup besar dan tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Dalam perjalanan pulang, teman gerejaku bertanya kepadaku bagaimana perasaanku setelah mendengarkan persekutuan Saudara Liu. Aku berkata, "Aku agak bingung." Teman gereja itu berkata, "Dalam hal percaya kepada Tuhan, kita tidak boleh bingung. Sekarang pastor kita tidak punya apa-apa untuk dikhotbahkan. Setiap kali kita pergi ke gereja untuk Misa, kita tidak mendapatkan apa-apa. Aku merasa Saudara Liu mengomunikasikan kebenaran dengan sangat jelas, yang menyelesaikan banyak kebingunganku, apalagi firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat berotoritas dan berkuasa. Aku berpikir itu adalah suara Tuhan. Besok kita pergi dan dengarkan persekutuan dia lagi. Kami juga dapat bertanya kepada Saudara Liu jika kami memiliki pertanyaan. Jika Tuhan benar-benar kembali dan kita menolak untuk mendengarkan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menyambut kedatangan-Nya kembali, dan sudah terlambat bagi kita untuk menyesal!" Ketika aku mendengar ini, aku sedikit tidak senang dan berkata, "Aku tidak ingin mendengarkan lagi. Hari Natal akan datang, dan aku harus pergi ke gereja untuk membantu."
Tanpa diduga, keesokan harinya, aku tiba-tiba masuk angin, aku menderita batuk parah sehingga aku tidak bisa tidur di malam hari, jadi aku tidak bisa pergi ke gereja untuk membantu sama sekali. Selama ini, hanya saudara dan saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang peduli padaku. Mereka datang berkunjung dan mendoakanku. Terlebih lagi, mereka membagikan resep, membeli obat, dan membuatkan sup bagiku, dan bahkan membasuh kakiku. Mereka juga bersekutu denganku tentang firman Tuhan dan menyarankan aku untuk mencari kehendak Tuhan untuk penyakitku. Aku benar-benar tersentuh. Melalui berkontak dengan mereka untuk jangka waktu ini, aku melihat bahwa saudara dan saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa sama sekali tidak seperti yang dikatakan rumor itu. Sebaliknya, masing-masing dari mereka bermartabat dan jujur serta memiliki kasih kepada orang lain. Ketika sesuatu terjadi pada mereka, mereka akan merenungkan dan mengenal diri mereka sendiri sesuai dengan firman Tuhan. Jadi aku mulai meragukan rumor itu dan menghadiri pertemuan dengan mereka lagi.
Setelah itu di sebuah pertemuan, Saudara Liu bersekutu, "Saudari, kita semua tahu bahwa sejak zaman kuno, jalan yang benar selalu menghadapi penganiayaan. Setiap kali Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, Dia dikutuk dan dianiaya oleh umat manusia. Jika kita hanya percaya rumor dan tidak mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan dan mengikuti para pemimpin agamawi untuk menentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman, maka kita akan disingkirkan oleh pekerjaan Tuhan pada akhirnya. Tuhan itu kudus dan benar. Dia memutuskan kesudahan kita bukan berdasarkan pada seberapa banyak kita telah menderita atau memberi persembahan kepada-Nya, tetapi pada apakah kita dapat menaati-Nya dan mengikuti jejak langkah-Nya." Meskipun aku tidak dapat menerima persekutuannya sepenuhnya, aku berpikir apa yang dikatakan Saudara Liu itu masuk akal. Dia berkata, "Ketika aku percaya kepada Tuhan di masa lalu, aku juga sangat menyembah orang. Penghakiman dan hajaran Tuhanlah yang membuatku melihat esensi dan konsekuensi dari mengikuti orang dalam kepercayaan kepada Tuhan." Dia membuka kitab firman Tuhan dan membaca yang berikut: "Apa yang engkau kagumi bukanlah kerendahhatian Kristus, melainkan gembala-gembala palsu yang berkedudukan menonjol. Engkau tidak memuja keindahan ataupun hikmat Kristus, melainkan memuja orang-orang cabul yang bersekutu dengan dunia yang keji. Engkau menertawakan penderitaan Kristus yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya, tetapi mengagumi mayat-mayat yang berburu persembahan dan hidup dalam pesta pora. Engkau tidak bersedia menderita bersama Kristus, tetapi dengan senang hati pergi ke pelukan para antikristus yang sembrono itu, meskipun mereka hanya memberimu daging, kata-kata, dan kendali. Bahkan sekarang pun, hatimu masih mengarah kepada mereka, pada reputasi mereka, status mereka, dan pengaruh mereka. Dan lagi engkau terus memiliki sikap yang menganggap pekerjaan Kristus terlalu berat untuk dipahami dan engkau tidak bersedia menerimanya. Inilah mengapa Aku berkata bahwa engkau tidak memiliki iman untuk mengakui Kristus. Alasanmu mengikut Dia sampai hari ini hanyalah karena engkau tidak punya pilihan lain. Di dalam hatimu, selamanya menjulang banyak gambaran mulia; engkau tidak dapat melupakan setiap kata dan perbuatan mereka, juga perkataan serta tangan mereka yang berpengaruh. Di dalam hatimu, mereka selamanya agung dan selamanya pahlawan."
Kemudian Saudara Liu bersekutu, "Aku sangat menyembah Yohanes Paus generasi II, Paus sebelumnya. Ketika aku percaya kepada Tuhan, aku merasa bahwa adalah suatu kehormatan dalam hidupku untuk bertemu dengannya selama sisa hidupku. Apalagi ketika aku melihatnya menyapa teman-teman gereja di seluruh dunia dengan lambaian di Basilika Santo Petrus, aku merasa dia sangat agung dan merupakan pembimbing yang akan membawa kita masuk ke dalam kerajaan surga. Setelah itu, aku melihat firman Tuhan berikut ini: 'Alasanmu mengikut Dia sampai hari ini hanyalah karena engkau tidak punya pilihan lain. Di dalam hatimu, selamanya menjulang banyak gambaran mulia; engkau tidak dapat melupakan setiap kata dan perbuatan mereka, juga perkataan serta tangan mereka yang berpengaruh. Di dalam hatimu, mereka selamanya agung dan selamanya pahlawan.' Firman Tuhan Yang Mahakuasa membuatku malu. Aku menyadari bahwa aku percaya kepada Tuhan secara nama saja, tetapi sebenarnya aku mengikuti para pemimpin agamawi. Aku mendengarkan perkataan pastor dalam segala hal. Aku juga menetapkan kata-kata pastor sebagai standar dalam imanku kepada Tuhan, percaya bahwa aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga jika aku mendapat pujian dari pastor. Aku menyadari bahwa aku tidak memiliki tempat bagi Tuhan di hatiku.dalam Sebenarnya, aku sedang menyembah dan berpaling kepada manusia. Intinya, aku mengikuti Iblis. Mengikuti Tuhan berarti kita dapat menaati Tuhan, mengagungkan-Nya di dalam hati kita dan mempraktekkan firman-Nya dalam segala hal. Setelah memahami perbedaan antara mengikuti Tuhan dan mengikuti manusia, aku mencoba membedah dan mengidentifikasi esensi pemimpin agamawi sesuai dengan firman Tuhan, dan berjalan di jalan yang benar untuk percaya kepada Tuhan. Pengalaman Saudara Liu benar, dan pengejaran serta pikirannya sangat mirip denganku, yang sangat menggerakkan dan mencerahkanku. Aku belum pernah mendengar para pastor dan uskup membuka kerusakan mereka sendiri kepada kami. Aku sangat mengagumi Saudara Liu, dan merasa bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar dapat mengubah dan menyucikan manusia.
Sejak saat itu, aku mulai menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, aku menonton film-film Injil dan video musik serta membaca salinan buku Gulungan yang Dibuka oleh Anak Domba, dll... di situs web Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Semakin aku membaca atau menonton, semakin aku merasa diterangi di dalam hatiku. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku akhirnya mengerti bahwa perubahan perilaku lahiriah tidak berarti bahwa manusia telah dibebaskan dari dosa, juga tidak berarti kita mengenal Tuhan dan menjadi selaras dengan Tuhan. Hanya dengan mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan dan mengembangkan hati yang menghormati Tuhan, barulah manusia dapat melepaskan diri dari belenggu dosa dan benar-benar menyembah Tuhan! Selain itu, melalui pencerahan firman Tuhan, aku memperoleh beberapa pemahaman tentang esensi antikristus dari pastor kami bahwa mereka mengarang desas-desus, mengikat teman-teman gereja serta menghalangi teman-teman gereja dari menerima Injil Tuhan di akhir zaman demi posisi dan mata pencarian mereka, dan bahwa mereka adalah orang yang munafik dan melawan Tuhan. Firman Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar adalah kebenaran, yang tidak hanya mengungkapkan semua misteri Alkitab, tetapi juga memecahkan kebingungan yang kumiliki tentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Aku sepenuhnya menegaskan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah penampakan Tuhan!
Firman Tuhan Yang Mahakuasa membuatku, orang religius lama, membebaskan diri dari penipuan dan belenggu antikristus religius serta gembala palsu, sehingga aku dapat menjalani kehidupan gereja yang sejati. Firman Tuhan Yang Mahakuasalah yang menggerakkan hatiku yang mati rasa dan tumpul serta membangunkan jiwaku yang tertidur, sehingga aku kembali ke rumah Tuhan dan mengikuti pekerjaan-Nya di akhir zaman. Semakin aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, semakin aku merasa bersalah dan malu. Mengingat kembali apa yang kukatakan di masa lalu, "Ketika aku masuk surga, aku akan menarik pintu untuk Anda sehingga Anda semua bisa masuk," aku merasa malu. Betapa arogan dan tidak masuk akalnya aku! Jika bukan karena belas kasihan dan kasih karunia Tuhan, aku akan menempuh jalan orang-orang Farisi yang munafik. Memikirkan hal ini, aku tidak bisa menahan diri untuk menangis. Pada saat yang sama, aku merasakan niat Tuhan yang sungguh-sungguh untuk menyelamatkan umat manusia, lalu aku jatuh ke tanah dan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk mengaku dan bertobat. Aku bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena Dia telah menyelamatkanku dan sekali lagi membawa aku kembali ke rumah-Nya.
Sekarang aku menjalani kehidupan gereja yang benar di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, aku menghadiri pertemuan dengan saudara dan saudariku, bersekutu tentang firman Tuhan, menyanyikan himne dan memuji Tuhan, yang membuat aku merasa sangat bebas dan merdeka dalam rohku dan aku telah menikmati air sungai kehidupan yang mengalir dari takhta. Aku berterima kasih kepada Tuhan Yang Mahakuasa dari lubuk hatiku atas penyelamatan-Nya. Aku bersedia memberikan sisa hidupku kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan pada saat yang sama, membawa orang-orang gereja kami yang memiliki iman yang benar kepada Tuhan untuk bertemu dengan-Nya, sehingga mereka juga dapat menyambut kedatangan Tuhan kembali. Aku akan menghibur hati Tuhan melalui tindakan praktis! Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa! Segala kemuliaan dan pujian bagi Tuhan Yang Mahakuasa!
Hubungi kami