Eksplorasi: Apakah Tuhan Tritunggal Itu Ada?
Oleh Liu Jie, Tiongkok
Aku terlahir dalam keluarga Katolik. Dalam ingatanku, ibuku memberitahuku: "Kita harus menghormati Tuhan, dan sebelum kita membaca Kitab Suci, kita harus membuat tanda salib—Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Bapa adalah Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu, Tuhan di surga. Putra adalah Tuhan Yesus. Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Tuhan Tritunggal." Kata-kata ibuku seperti tanda yang terukir dalam hatiku. Setiap malam aku mengikuti orang tuaku bersujud dengan taat di hadapan gambar Tuhan, membaca kitab suci dan menyembah Tuhan. Setelah tumbuh dewasa, aku melihat Alkitab mengatakan: "Dan Yesus, ketika Dia dibaptis, segera keluar dari air: dan lihatlah, langit terbuka bagi-Nya, dan Dia melihat Roh Tuhan turun seperti burung merpati dan menyinarinya-Nya: Dan terdengarlah suara dari surga berkata: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan'" (Matius 3:16-17). Disebutkan di sini bahwa ketika Yesus dibaptis, Bapa sendiri yang bersaksi bahwa Tuhan adalah Anak-Nya yang terkasih; karena Dia adalah Anak-Nya yang terkasih, bukankah itu berarti Yesus adalah Anak-Nya, hal ini membuat aku menjadi semakin yakin bahwa Tuhan adalah Tuhan Tritunggal.
Suatu hari di bulan Juli tahun 2012, aku pergi ke rumah teman gereja Wang Mei, kemudian aku bertemu dengan sepupunya, dan aku senang sekali ketika mengetahui bahwa dia juga teman gereja. Setelah kami mengobrol, dia memberiku kesaksian tentang kabar baik bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali, dan memberitahu bahwa Tuhan telah mengungkapkan firman, Dia telah melakukan pekerjaan baru, membuka semua misteri, dan semua itu telah menggenapi nubuatan dalam Kitab Wahyu. Aku merasa sangat terkejut ketika mendengar, tapi melalui persekutuan teman gereja yang terperinci, aku merasa setiap kata-katanya masuk akal dan sesuai dengan nubuatan Tuhan dalam Alkitab, jadi aku memutuskan untuk menyelidiki, dan aku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyambut kembalinya kedatangan Tuhan. Ketika aku ingin pulang, teman gereja memberiku satu buku firman baru yang diungkapkan oleh Tuhan. Aku merasa seolah-olah telah menemukan harta karun, lalu aku menerima buku itu dengan gembira.
Begitu aku sampai di rumah, aku tidak sabar untuk mulai membaca dalam bab firman Tuhan yang berjudul "Pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat", "Kisah sebenarnya di Balik Pekerjaan pada Zaman Penebusan" "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman", "Segala Sesuatu Terlaksana oleh Firman Tuhan", "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan"... aku melihat bahwa misteri pekerjaan Tuhan di masa lalu serta misteri dalam Kitab Wahyu terungkap dalam buku itu. Meskipun aku percaya kepada Tuhan sejak masih kecil, aku tidak memahami pekerjaan Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hari ini, melalui membaca kata-kata dalam buku ini, aku menjadi paham bahwa Tuhan Yahweh telah memberikan hukum Taurat untuk membimbing bangsa Israel hidup di bumi, supaya orang-orang tahu apa itu dosa, bagaimana cara mempersembahkan korban setelah berbuat dosa, dan bagaimana cara menyembah Tuhan. Ketika sampai di akhir Zaman Hukum Taurat, manusia tidak mampu mengatasi dosa-dosa, dan berada dalam bahaya akan dihukum mati oleh hukum Taurat, jadi manusia membutuhkan korban penghapus dosa yang kekal. Demi menyelamatkan umat manusia, Tuhan Yesus mengorbankan diri-Nya dengan disalibkan di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Karena pekerjaan inilah maka pekerjaan di Zaman Kasih Karunia dimulai. Setelah manusia percaya pada Tuhan Yesus, mereka telah mendapatkan korban penghapus dosa yang kekal, tapi sifat dosa manusia belum disingkirkan, dan manusia masih terus hidup dalam keadaan berbuat dosa di siang hari dan kemudian mengakui dosa di malam hari. Oleh karena itu, di akhir zaman, Tuhan melakukan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan umat manusia, menghakimi dan menyucikan manusia dengan firman, untuk sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa, dan akhirnya Tuhan membawa kita masuk ke tempat tujuan yang indah. Tiga tahap pekerjaan Tuhan, saling melengkapi, dan terkait erat. Bila tahap pekerjaan Tuhan tidak lengkap, maka tidak bisa mencapai hasil untuk menyelamatkan manusia. Pastor tidak pernah mengucapkan kata-kata ini, begitu juga dengan teman-teman gerejaku, dan aku juga tidak pernah mendengarnya di gereja. Kata-kata ini tidak pernah ada dalam buku doa dan Alkitab, kata-kata ini telah memegang erat hatiku. Aku mulai membaca buku ini setiap hari setelah aku selesai sarapan pagi. Terkadang aku lupa waktu untuk menyiapkan makan siang. Aku juga sering membaca buku itu di malam hari, dan tidak mau meletakkan buku itu jika tidak sampai larut malam. Untuk memperdalam kesan dan mengingat firman Tuhan, aku juga mencatat poin-poin penting dalam buku catatan.
Suatu hari, aku melihat satu bab firman yang berjudul "Apakah Tritunggal itu ada?" Aku terkejut dan menjawab dengan pasti: "Tentu saja ada, dan hal itu tidak bisa diragukan!" Tapi kemudian aku berpikir kembali: Dalam buku bertanya seperti itu apa maksudnya? Kemudian aku segera membaca lagi untuk mencari tahu. Aku melihat satu kalimat dalam buku yang mengatakan: "Karena tiga-dalam-satu Tuhan itu sama sekali tidak ada. Artinya, Tritunggal Bapa, Anak, dan Roh Kudus sama sekali tidak ada. Semua ini adalah gagasan konvensional manusia, dan keyakinan manusia yang salah." Hatiku sangat tidak nyaman setelah membaca kata-kata ini, dan berpikir: Hampir seumur hidupku aku telah beriman pada Tuhan. Setiap hari sebelum atau sesudah membaca Kitab Suci, aku selalu membuat tanda salib "Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Amin", generasi kami juga beriman seperti itu, lalu bagaimana bisa buku itu mengatakan bahwa Tuhan Tritunggal itu tidak ada? Jika memang benar demikian, bukankah imanku pada Tuhan sudah menjadi sia-sia? Apakah imanku masih bisa salah? Aku tidak bisa menemukan jawabannya, aku juga tidak ingin membaca lagi kata-kata dalam buku itu, dan hatiku merasa sangat sedih. Kemudian aku segera bersujud di depan patung Tuhan Yesus dan menangis: "Oh Tuhan, apakah aku benar atau tidak, jika aku menerima tiga tahap pekerjaan Tuhan? Aku selalu menganggap bahwa Tuhan adalah Tuhan Tritunggal, tapi buku ini mengatakan bahwa Tuhan Tritunggal itu tidak ada. Aku tidak dapat menerima pernyataan semacam itu. Tapi kata-kata dalam buku ini memiliki otoritas, telah mengungkapkan kehendak-Mu dan misteri dalam Alkitab yang tidak kupahami, juga telah memecahkan banyak masalah yang tidak dapat kupecahkan di masa lalu, dan hatiku merasa sangat dicerahkan. Sekarang aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Jika Tuhan memang telah melakukan pekerjaan baru, kiranya Engkau mencerahkan dan membimbingku, dan menunjukkan padaku jalan yang benar!" Setelah berpikir berulang kali, aku tidak rela menyerah lalu aku mengambil buku untuk membacanya lagi, namun mengapa aku masih ragu setelah membacanya, kemudian aku membaca Kitab Suci, atau menangis di hadapan patung suci dan berdoa. Aku takut akan menaruh kepercayaan di tempat yang salah. Malam hari, aku sedang berguling ke sana kemari di tempat tidurku, aku tidak bisa tidur, dan merenung apakah Tuhan Tritunggal itu benar-benar tidak ada? Tapi bagaimana pun aku memikirkan hal itu, aku tidak punya jawaban, aku hanya bisa menunggu teman gerejaku datang dan bertanya padanya.
Beberapa hari kemudian, sepupu Wang Mei memercayakan Saudara Zhang untuk menemuiku. Saudara Zhang bertanya kepadaku dengan kepedulian: "Saudari Liu, apakah kau sudah membaca buku itu?" Aku berkata: "Bagiku kata-kata dalam buku itu cukup bagus, tapi dalam buku dikatakan bahwa Tuhan Tritunggal itu tidak ada, mengapa hal ini tidak sama dengan kepercayaanku? Alkitab dengan jelas menyatakan: 'Dan Yesus, ketika Dia dibaptis, segera keluar dari air: dan lihatlah, langit terbuka bagi-Nya, dan Dia melihat Roh Tuhan turun seperti burung merpati dan menyinarinya-Nya: Dan terdengarlah suara dari surga berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan"' (Matius 3:16-17). 'Sebab itu pergilah dan ajarlah segala bangsa, baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus' (Matius 28:19). Semua ayat-ayat ini berbicara tentang Bapa dan Anak, bukankah ini membuktikan bahwa Tuhan adalah Tritunggal Bapa, Anak, dan Roh Kudus? Ketika nenek moyang kami berdoa, mereka juga membuat tanda salib dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus; kami tidak pernah meragukan hal itu, tapi mengapa dalam buku dikatakan bahwa Tritunggal itu sama sekali tidak ada? Aku tidak paham, jika Tritunggal itu sama sekali tidak ada, bukankah berarti kepercayaanku kepada Tuhan seumur hidup telah menjadi sia-sia?"
Lalu Saudara Zhang tersenyum dan berkata: "Sebenarnya, apakah konsep 'Tuhan Tritunggal' benar atau tidak, kita harus mengetahui terlebih dahulu sejak kapan konsep 'Tritunggal' dimulai. Faktanya, kitab Perjanjian Lama tidak pernah menyebutkan pernyataan semacam ini bahwa Tuhan adalah Tritunggal. Sejak inkarnasi Tuhan Yesus datang ke bumi, baru ada penafsiran 'Bapa dan Anak'. Terutama ketika manusia melihat Tuhan Yesus berdoa dengan memanggil nama Bapa, lalu mereka berpikir bahwa masih ada Tuhan di surga yaitu Bapa Surgawi. Setelah kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus, generasi selanjutnya menyimpulkan kesimpulan dari 'Tritunggal' berdasarkan ayat-ayat di banyak tempat dalam Kitab Suci, jadi orang-orang memiliki pandangan yang berbeda tentang satu-satunya Tuhan yang benar dan 'Bapa, Anak, dan Roh Kudus'—tiga-dalam-satu Tuhan. Menurut catatan yang relevan, lebih dari 300 tahun setelah Masehi, para ahli agama dari berbagai negara memperdebatkan natur Tuhan yang tunggal dan beragam, sampai akhirnya mereka menetapkan konsep Tuhan Tritunggal, dan menganggap bahwa selain Tuhan Yesus adalah Anak, masih ada Bapa dan Roh Kudus di surga. Semenjak saat itulah konsep semacam ini diwariskan turun temurun, dan begitulah munculnya konsep 'Tuhan Tritunggal' yang sering kita bicarakan hari ini."
Saudara Zhang melanjutkan perkataannya: "Dapat dilihat bahwa konsep Tritunggal yang disimpulkan oleh orang-orang berdasarkan pada gagasan dan imajinasi mereka, dan itu tidak akurat. Faktanya, sejak lama Tuhan Yesus telah memberitahu kita bahwa konsep Tuhan Tritunggal ini tidak dapat dipertahankan. Tercatat dalam Alkitab bahwa Filipus, karena dia tidak mengenali esensi inkarnasi Tuhan, dia menganggap bahwa masih ada Bapa di surga, dan Tuhan Yesus yang datang di bumi adalah Anak, jadi Bapa dan Tuhan Yesus adalah dua Tuhan. Filipus ingin Tuhan Yesus memperlihatkan Bapa kepadanya, tetapi Tuhan Yesus meluruskan pemahamannya yang salah, dan berkata bahwa Bapa ada di dalam Dia, dan Tuhan Yesus ada di dalam Bapa. Dari sini kita dapat melihat bahwa Bapa adalah Anak, dan Anak adalah Bapa, Bapa dan Tuhan Yesus adalah satu, dan tidak dapat dipisahkan. Jika kita berpikir bahwa Tuhan Yesus adalah Anak, dan bahwa masih ada Bapa di surga, bukankah kita juga telah melakukan kesalahan yang sama dengan Filipus?"
Aku sepenuhnya diyakinkan setelah mendengar persekutuan Saudara Zhang. Aku setuju sambil menganggukkan kepalaku dan berkata: "Mendengar kau berbicara demikian, hari ini aku baru memahami bahwa Bapa dan Tuhan Yesus adalah satu, Tuhan Yesus sama sekali tidak mengakui pernyataan bahwa masih ada Tuhan di surga. Tapi aku masih kurang mengerti: Karena 'Bapa dan Anak' adalah satu Tuhan, mengapa Tuhan Yesus memanggil Tuhan yang di surga dengan nama Bapa pada ketika Dia berdoa?"
Saudara Zhang berkata: "Kau dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan ini dalam firman Tuhan. Mari kita lihat apa yang firman Tuhan katakan. Firman Tuhan mengatakan: 'Ketika Yesus memanggil Tuhan yang di surga dengan sebutan Bapa pada saat Dia berdoa, ini dilakukan hanya dari sudut pandang seorang manusia yang diciptakan, hanya karena Roh Tuhan telah mengenakan daging manusia yang biasa dan normal dan memiliki penampilan luar sebagai makhluk ciptaan. Walaupun di dalam diri-Nya adalah Roh Tuhan, penampilan lahiriah-Nya tetaplah penampilan manusia biasa; dengan kata lain, Dia telah menjadi "Anak manusia" yang dikatakan semua orang, termasuk dikatakan oleh Yesus itu sendiri. Mengingat bahwa Dia disebut Anak manusia, Dia adalah orang (bisa laki-laki atau perempuan, yang berarti Dia memiliki wujud lahiriah seorang manusia) yang dilahirkan dalam keluarga normal orang biasa. Oleh karena itu, Yesus yang memanggil Tuhan yang di surga dengan sebutan Bapa, adalah sama seperti bagaimana engkau semua pada awalnya memanggil Dia dengan sebutan Bapa; Dia melakukannya dari perspektif manusia ciptaan. Apakah engkau semua masih ingat Doa Bapa Kami yang Yesus ajarkan untuk engkau hafalkan? "Bapa kami yang di surga ...." Dia meminta semua manusia untuk memanggil Tuhan yang di surga dengan nama Bapa. Dan karena Dia juga memanggil-Nya Bapa, Dia melakukannya dari sudut pandang orang yang berdiri setara dengan engkau semua. ... Namun, Dia memanggil Tuhan (yaitu, Roh yang di surga) dengan cara demikian, tidak membuktikan bahwa Dia adalah Anak dari Roh Tuhan yang di surga. Sebaliknya, itu karena sudut pandang-Nya berbeda, bukan karena Dia adalah pribadi yang berbeda. Keberadaan pribadi-pribadi berbeda adalah suatu kesalahan berpikir! Sebelum penyaliban-Nya, Yesus adalah Anak manusia yang terikat oleh keterbatasan daging, dan Dia tidak sepenuhnya memiliki otoritas Roh. Itulah sebabnya Dia hanya bisa mencari kehendak Tuhan Sang Bapa dari perspektif makhluk ciptaan. Sama halnya ketika Dia tiga kali berdoa di Getsemani: "Bukan seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti kehendak-Mu." Sebelum Dia disalibkan, Dia hanyalah Raja orang Yahudi; Dia adalah Kristus, Anak manusia, dan bukan tubuh kemuliaan. Itulah sebabnya, dari sudut pandang makhluk ciptaan, Dia memanggil Tuhan Bapa.' Melalui firman Tuhan, kita memahami bahwa ketika Tuhan Yesus memanggil Tuhan di surga sebagai Bapa, Dia memanggil dari sudut pandang makhluk ciptaan, tetapi ini tidak membuktikan bahwa Dia adalah Anak Tuhan. Sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Dia adalah Kristus, Anak Manusia, dan bukan tubuh kemuliaan. Itulah sebabnya, dari sudut pandang makhluk ciptaan, Dia memanggil Tuhan Bapa. Artinya, dari sudut pandang inkarnasi Tuhan, Dia memanggil Roh yang ada dalam diri-Nya sebagai 'Bapa', itu karena kerendahhatian dan ketaatan-Nya."
Setelah mendengar persekutuan Saudara Zhang, hatiku tercerahkan dan berkata: "Ternyata ketika Tuhan Yesus memanggil Tuhan yang di surga dengan sebutan Bapa pada saat Dia berdoa, ini dilakukan hanya dari sudut daging manusia, yang artinya Dia berdoa kepada Tuhan dari sudut pandang orang yang berdiri setara dengan kita semua; Tuhan Yesus sangat rendah hati, Dia memanggil Tuhan (yaitu, Roh yang di surga) dengan cara demikian, tidak membuktikan bahwa Dia adalah Anak dari Roh Tuhan yang di surga. Aku masih ada pertanyaan yang tidak begitu kupahami, Mengapa Tuhan yang di surga memanggil Tuhan Yesus sebagai Anak-Nya yang Terkasih?"
Saudara Zhang menjawab dengan sabar dan berkata: "Mengenai masalah ini, firman Tuhan telah mengatakan dengan sangat jelas, mari kita membaca satu paragraf firman Tuhan: 'Ada orang-orang lainnya yang berkata, "Bukankah Tuhan secara tegas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih?" Yesus adalah Anak Tuhan yang terkasih, yang kepada-Nya Dia berkenan—ini tentu diucapkan oleh Tuhan itu sendiri. Itu adalah Tuhan yang sedang memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri, tetapi hanya dari perspektif yang berbeda, yaitu perspektif Roh yang di surga yang memberikan kesaksian mengenai inkarnasi-Nya sendiri. Yesus adalah inkarnasi-Nya, bukan Anak-Nya yang di surga. Apakah engkau paham? Bukankah perkataan Yesus, "Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku," menunjukkan bahwa Mereka adalah satu Roh? Dan bukankah karena inkarnasilah Mereka dipisahkan di antara surga dan bumi? Pada kenyataannya, Mereka tetap adalah satu; bagaimanapun, itu adalah semata Tuhan yang sedang memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri.' (Dikutip dari "Apakah Tritunggal Itu Ada?")
Di masa lalu, ketika kita melihat Alkitab mengatakan bahwa setelah Tuhan Yesus dibaptis, lalu terdengarlah suara dari surga, 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan', kita akan mengira bahwa Bapa sedang berkata bahwa Yesus adalah Anak-Nya, melalui membaca firman Tuhan ini, kita baru menyadari bahwa ini adalah gagasan dan imajinasi kita sendiri. Pada saat itu, ketika Tuhan Yesus datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan, yang orang-orang lihat pada saat itu adalah inkarnasi Tuhan Yesus. Jika Roh Kudus yang bersaksi secara langsung bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi, itu tidak mudah untuk diterima oleh orang-orang pada saat itu, karena mereka tidak tahu apa yang dimaksud dengan Tuhan yang berinkarnasi dalam daging. Mereka juga tidak mengenali bahwa Anak Manusia yang biasa ini adalah perwujudan dari Roh Tuhan, dan bahwa Dia adalah manifestasi Tuhan Yahweh dalam daging. Bahkan jika Tuhan Yesus berkata bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, dan Dia telah membawa jalan pertobatan kepada manusia, melakukan banyak mukjizat, dan dengan sepenuhnya mengungkapkan otoritas dan kuasa Tuhan, tetapi manusia masih belum bisa mengenali melalui kata-kata Tuhan Yesus bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan itu sendiri; manusia hanya mengakui Tuhan Yesus sebagai salah satu nabi, atau menyebut Tuhan Yesus sebagai Tuan. Karena itu, menurut tingkat pertumbuhan rohani manusia, dan tahap yang dapat dicapai oleh orang-orang pada zaman itu, Tuhan memberikan kesaksian dari sudut pandang Roh-Nya bahwa Tuhan Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih, supaya manusia dapat melihat bahwa Tuhan Yesus memang berasal dari Bapa. Ini sesuai dengan gagasan manusia, juga kondusif bagi manusia untuk menerima keselamatan Tuhan. Namun sebutan 'Bapa dan Anak' hanya berlaku untuk beberapa tahun selama periode inkarnasi Tuhan Yesus. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, gagasan tentang Bapa dan Anak ini tidak ada lagi."
Aku dengan senang hati mengatakan: "Persekutuan ini membuatku semakin jelas, Bapa memanggil Tuhan Yesus dengan sebutan Anak, itu didasarkan pada tingkat pertumbuhan rohani manusia pada zaman itu, agar manusia lebih mudah untuk menerima keselamatan Tuhan, jadi Tuhan bersaksi dengan cara seperti itu! Pemahamanku yang dulu sangat tidak masuk akal. Jika bukan karena Tuhan datang kembali untuk mengungkapkan firman-Nya, dan memperbaiki pemahamanku yang menyimpang, meskipun aku telah percaya kepada Tuhan seumur hidup, aku juga tidak akan memahami apa yang telah terjadi."
Saudara Zhang berkata: "Benar, mengenai aspek kebenaran apakah Tuhan Tritunggal itu ada, mari kita bersekutu lagi." Aku menganggukkan kepalaku dan berkata: "Baik, aku telah percaya pada Tritunggal selama bertahun-tahun, hal ini tidak bisa dipahami dalam sekejap, silakan bicarakan lagi."
Saudara Zhang membuka buku kemudian menyerahkannya kepadaku dan berkata: "Coba kau baca firman Tuhan Yang Mahakuasa." Aku mengambil buku itu dan membaca: "Apa itu Bapa yang Kudus? Apa itu Anak? Apa itu Roh Kudus? Apakah Yahweh itu Bapa yang Kudus? Apakah Yesus itu Anak? Lalu, bagaimana dengan Roh Kudus? Bukankah Bapa adalah Roh? Bukankah hakikat Anak juga Roh? Bukankah pekerjaan Yesus adalah pekerjaan Roh Kudus? Bukankah pekerjaan Yahweh pada waktu itu dilakukan oleh Roh yang sama dengan yang melakukan pekerjaan Yesus? Berapa banyak Roh yang dapat Tuhan miliki? Menurut penjelasanmu, ketiga pribadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu; jika demikian, maka ada tiga Roh, tetapi ada tiga Roh berarti ada tiga Tuhan. Ini berarti bahwa tidak ada satu Tuhan yang benar; bagaimana Tuhan yang seperti ini masih dapat memiliki hakikat dasar Tuhan? Jika engkau menerima bahwa hanya ada satu Tuhan, lalu bagaimana Dia bisa memiliki satu anak dan menjadi seorang bapa? Bukankah semua ini hanyalah gagasanmu? Hanya ada satu Tuhan, hanya ada satu pribadi dalam diri Tuhan, dan hanya ada satu Roh Tuhan, sama seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa 'hanya ada satu Roh Kudus dan hanya ada satu Tuhan.' Terlepas dari apakah Bapa dan Anak yang engkau katakan itu ada, bagaimanapun juga, hanya ada satu Tuhan, dan hakikat Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang engkau semua percayai adalah hakikat dari Roh Kudus. Dengan kata lain, Tuhan adalah Roh, tetapi Dia mampu menjadi manusia dan hidup di antara manusia, serta berada di atas segalanya. Roh-Nya mencakup segalanya dan maha hadir. Dia bisa secara bersamaan berada di dalam daging sekaligus berada di dalam dan di seluruh alam semesta. Karena semua orang mengatakan bahwa Tuhan adalah satu-satunya Tuhan yang benar, maka ada satu Tuhan, yang tidak dapat dibagi sesuka hati oleh siapa pun!" (Dikutip dari Apakah Tritunggal Itu Ada?)
Dalam persekutuan Saudara Zhang, dia berkata: "Melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita telah memahami bahwa hanya ada satu Tuhan, hanya ada satu Roh Tuhan, Tuhan itu unik, dan tidak ada perbedaan di antara pribadi-pribadi itu. Jika menurut yang kita katakan sebelumnya bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Tritunggal, maka itu berarti ada tiga pribadi, tiga pribadi berarti tiga Tuhan, berarti bukan satu-satunya Tuhan itu sendiri. Kita semua tahu semenjak penciptaan dunia sampai saat ini, terlepas dari apakah Tuhan bekerja dalam Roh, menyelamatkan bangsa Israel keluar dari Mesir, memberikan hukum Taurat untuk membimbing kehidupan manusia dll; atau Roh Tuhan diwujudkan dalam daging, disalibkan di kayu salib untuk menebus dosa manusia, dan menjadi korban penghapus dosa yang kekal; atau Tuhan sekali lagi berinkarnasi di antara manusia di akhir zaman, untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menghakimi dan menyucikan manusia, serta menyelamatkan manusia, sehingga manusia terbebas dari belenggu dosa. Tiga tahap pekerjaan ini hanya dilakukan oleh satu Tuhan. Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan mampu menciptakan dunia, mampu memimpin manusia, menebus seluruh umat manusia, dan menyelamatkan seluruh umat manusia dengan sepenuhnya; Tuhan ada di surga, juga di bumi; Dia bergerak di atas alam semesta, juga berjalan di antara manusia. Hanya ada satu Tuhan di surga dan di bumi, dan sampai kapan pun, Tuhan hanya bisa disebut Tuhan yang mahakuasa dan Tuhan yang esa! Kita dulu berpikir bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Tritunggal, jadi tidak ada konsep semacam itu."
Mendengar ini, aku sangat senang dan berkata: "Firman Tuhan Yang Mahakuasa telah mengatakan dengan sangat jelas. Kali ini aku telah mengerti, bahwa ternyata Tritunggal yang kupercayai seumur hidup, itu berdasarkan pada imajinasi dan gagasanku sendiri, dan bahwa Tuhan adalah Tuhan itu sendiri, Tuhan yang unik. Merenungkannya sekarang, dari Zaman Hukum Taurat hingga Zaman Kasih Karunia, baik orang-orang suci dan nabi-nabi zaman dahulu ataupun murid-murid Tuhan, tak satu pun dari mereka mengatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan Tritunggal. Aku telah membaca Alkitab selama bertahun-tahun, dan aku memang tidak pernah melihat konsep Tritunggal, tapi aku mempertahankannya berdasarkan pada pikiran, logika dan imajinasiku selama bertahun-tahun. Aku benar-benar bodoh dan naif!"
Saudara Zhang berkata: "Kalau Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengungkapkan perkataan-perkataan ini tentang Tritunggal, bagaimana kita manusia dapat memahaminya?"
"Benar, Terima kasih kepada Tuhan!", kami berkata serempak.
Kemudian, melalui membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa selama beberapa waktu dan menjalani kehidupan gereja, aku telah memperoleh kepastian tentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman.
Hubungi kami