Tuhan Telah Datang Kembali, Sehingga Aku Tidak Lagi Menjalani Kehidupan Yang Penuh Dengan Ritual Keagamaan
- Catatan Editor
-
Mengikuti ritual gereja suci, pengakuan dosa, misa, berdoa dan membaca kitab suci, dan merayakan acara keagamaan, ini adalah tata cara yang telah dipegang oleh semua orang Katolik yang percaya kepada Tuhan selama dua ribu tahun. Mereka berpikir bahwa ketika mereka mematuhi upacara keagamaan ini maka ini akan menyenangkan hati Tuhan. Seorang anggota gereja yang baru ini juga tidak pernah meragukan apakah yang ia lakukan ini sejalan dengan kehendak Tuhan, hingga ia menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, barulah ia memiliki pemahaman yang baru tentang mematuhi ritual keagamaan dalam agama Katolik. Mari kita melihat bersama pengalamannya.
Mematuhi ritual keagamaan membuat hati yang berapi-api berubah menjadi dingin
Aku lahir di keluarga Katolik dan sejak kecil aku membaca doa bersama orang tua aku. Saat itu, orang yang percaya pada Tuhan akan dianiaya oleh pemerintah Komunis Tiongkok. Begitu ada seseorang yang melaporkan, maka kami akan berada dalam bahaya dan dapat ditangkap kapan saja. Tetapi meskipun demikian, ke mana pun Pastor pergi ke rumah seseorang untuk merayakan Misa, kami akan mencoba segala cara untuk ikut Misa, dan kami berpegang untuk membaca doa setiap harinya, dan mengucapkan doa yang berbeda pada upacara keagamaan yang berbeda sesuai dengan peraturan gereja, melakukan puasa besar dan kecil pada Jumat Agung, menyembah jalan salib, dll. Bahkan kami juga harus mematuhi banyak hari peringatan, seperti Hari Pembaptisan Tuhan, Jumat Agung, Paskah, Natal, dll. Pastor berkata bahwa dengan menjalankan upacara-upacara ini, berarti kami menyembah Tuhan, dan kita adalah orang percaya yang saleh, dan hal ini berkenan kepada Tuhan. Sehingga ketika Tuhan datang kembali, kami akan dibawa masuk ke surga.
Pada mulanya ketika aku mematuhi begitu banyak etiket, aku merasa beriman, dan hati aku berkobar-kobar, dan juga ada pekerjaan Roh Kudus, sehingga aku merasa sangat tersentuh ketika mematuhi etiket itu. Tetapi setelah bertahun-tahun, aku menemukan bahwa khotbah Pastor sangat membosankan, dan setiap kali hanya mengulang-ulang perkataan itu saja, tidak merasa baru dan tidak dapat menikmati ketika mendengarnya. Ketika aku melakukan ritual keagamaan ini lagi, hati aku tidak lagi merasa tersentuh, malahan aku merasa lelah dan merepotkan. Terkadang ketika sedang membaca kitab suci dan berdoa jalan salib, hatiku sulit untuk tenang. Aku sering membaca kitab suci sambil masih memikirkan urusan bisnis, aku hanya ingin secepatnya membaca selesai kitab suci dan melakukan hal-hal lainnya. Terkadang aku tidak melakukannya ketika usaha aku sibuk, dan berpikir bahwa aku nanti akan melakukannya bila ada waktu, sehingga benar-benar menjadi semacam formalitas. Tetapi berpikir tentang perkataan pastor yang mengatakan bahwa ini adalah etika dalam agama Katolik, sehingga kami harus mematuhinya,karena jika tidak, maka kami bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Untuk menjadi anggota gereja yang baik dan masuk surga, aku terpaksa harus memaksakan diri untuk terus mematuhi semua ritual keagamaan ini.
Kegembiraan menyambut kedatangan Tuhan kembali
Suatu hari, kakak perempuan tertua aku menelepon dan mengatakan bahwa ada seorang pastor yang baru saja kembali dari sekolahnya di luar negeri, dan khotbahnya sangat bagus. Ia berharap aku dan istriku datang dan mendengarkan khotbah, dan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan langka. Setelah aku mendengarnya, aku berpikir bahwa sehari-harinya kakak perempuan aku lebih mengejar kebenaran, karena ia mengatakan bahwa khotbah pastor ini sangat bagus, maka aku tidak dapat melewatkan kesempatan ini, sehingga aku menuruti kakak perempuanku.
Keesokan harinya aku datang ke rumah kakak perempuan aku dengan istriku. Pastor itu sangat antusias ketika dia melihat kami. Dia juga berbicara tentang kondisi berbagai gereja di dalam negeri dan luar negeri yang menyedihkan, yang membuat aku merasakan hal yang sama. Selanjutnya, Saudara Zhang membaca firman Tuhan dan digabungkan dengan nubuatan Alkitab serta berbicara dengan kami tentang rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan. Dia juga mengatakan bahwa Tuhan yang disalibkan di kayu salib di Zaman Kasih Karunia sebagai korban penghapus dosa hanya untuk menebus manusia dari dosa, tetapi watak dosa manusia masih berakar dalam diri manusia, sehingga jika manusia ingin benar-benar lepas dari dosa, maka manusia masih membutuhkan satu tahap pekerjaan penghakiman dan pemurnian yang dilakukan Tuhan di akhir zaman. Hanya ketika menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran dari Tuhan di akhir zaman, barulah kita yang percaya kepada Tuhan, bisa lepas dari belenggu dosa dan kembali kepada Tuhan. Setelah mendengarkan persekutuan Saudara Zhang, hati aku sangat bergairah. aku belum pernah mendengar khotbah yang begitu nyata ini selama bertahun-tahun aku percaya kepada Tuhan, dan hati aku sangat menikmatinya.
Selanjutnya dia bersekutu dengan kami tentang misteri nama Tuhan, misteri inkarnasi, akhir dan tujuan umat manusia, dan banyak kebenaran lainnya. Dia juga mengatakan bahwa Tuhan Yesus yang kita nanti-nantikan telah datang kembali, yaitu Tuhan Mahakuasa yang berinkarnasi. Misteri yang ia bahas itu dapat ia pahami melalui kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Dia juga mengatakan bahwa Tuhan telah mengungkapkan semua kebenaran yang memungkinkan kita untuk bisa disucikan, kita hanya perlu membaca firman Tuhan dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan maka kita akan mencapai keselamatan. Setelah mendengarkan persekutuan Saudara Zhang, aku merasa terkejut dan gembira, Ya! Jika bukan karena Tuhan sendiri yang berbicara, siapakah yang bisa membuka semua misteri ini. Dalam hati aku yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali, istri aku juga merasakan hal yang sama, aku dan istri aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman dan menjalani kehidupan bergereja.
Mengenali pekerjaan Tuhan yang baru dan yang hidup
Suatu hari, Saudara Zhang datang mengunjungi kami. Saat makan malam, dia melihat aku dan istri aku masih membuat tanda salib dan berdoa ucapan syukur sebelum makan, maka ia memberi tahu kami bahwa aturan ini adalah tuntutan Tuhan bagi orang-orang di Zaman Kasih Karunia. Sekarang adalah Zaman Kerajaan, sehingga tidak perlu lagi mematuhinya. Hanya dengan membaca firman Tuhan dan menerapkan firman Tuhan, itu sudah cukup. Setelah mendengar kata-kata Saudara Zhang, aku memiliki pemikiran di hati aku dan berkata kepadanya: "Menjalankan upacara gereja suci, pengakuan dosa, mengikuti Misa, berdoa dan membaca kitab suci, dan berpegang pada hari raya. Ini adalah etiket yang terus dipegang oleh semua orang yang percaya kepada Tuhan selama 2000 tahun, dan ini adalah hal yang harus kita lakukan, mana mungkin kita boleh membuangnya? Jika sekarang kita tidak mematuhinya, bukankah berarti kita akan menjadi orang yang murtad?"
Ketika mendengarkan kata-kataku, Saudara Zhang berkata: "sangatlah normal bila kalian memiliki pemikiran seperti ini. Ketika aku pertama kali menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, aku juga sama seperti kalian, dan berpikir bahwa ritual Katolik ini memiliki dasar di Alkitab. Anggota gereja Katolik selama beberapa generasi juga melakukan hal yang sama dan mematuhinya, karena ini adalah hal yang berkenan kepada Tuhan. Hingga saat aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, barulah aku mengetahui bahwa tuntutan Tuhan bagi manusia dibagi menurut zaman dan tahapan, dan bukan dirangkum semua. Kita tidak bisa mengambil tuntutan Tuhan di zaman kasih karunia dan digunakan dalam pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Mengenai hal ini, mari kita melihat apa yang dikatakan firman Tuhan. Firman Tuhan berkata : "Apa yang dituntut dari manusia pada zaman sekarang tidak sama dengan yang dituntut di zaman sebelumnya, apalagi di Zaman Hukum Taurat. Jadi, apa yang dituntut dari manusia di bawah Hukum Taurat ketika pekerjaan telah selesai dilakukan di Israel? Mereka tidak dituntut apa pun selain memelihara hari Sabat dan hukum-hukum Yahweh. Jangan bekerja pada hari Sabat ataupun melanggar hukum-hukum Yahweh. Tetapi, tidak perlu melakukan semua itu sekarang. Pada hari Sabat, manusia bekerja, berkumpul dan berdoa seperti biasa dan tidak ada batasan yang dikenakan. Orang-orang di Zaman Kasih Karunia harus dibaptis, dan lebih jauh lagi, mereka juga diminta untuk berpuasa, memecah-mecah roti, minum anggur, menudungi kepala mereka dan mencuci kaki sesama. Sekarang, peraturan-peraturan ini telah dihapuskan dan tuntutan yang lebih besar diberikan kepada manusia, karena pekerjaan Tuhan terus menerus semakin mendalam dan jalan masuk manusia menjadi lebih tinggi......Roh Kudus bekerja menurut zaman, bukan sesuai keinginan atau aturan yang ditetapkan. Zaman telah berubah, dan sebuah zaman yang baru tentu membawa serta pekerjaan yang baru. Hal ini berlaku di setiap tahap pekerjaan, dan karenanya pekerjaan-Nya tidak pernah diulangi." "Tuhan selalu bermaksud agar pekerjaan-Nya menjadi baru dan hidup, bukan usang dan mati, dan agar apa yang Dia perintahkan untuk manusia pegang teguh berubah menurut zaman dan periode, dan itu tidak abadi dan kekal. Ini karena Dia adalah Tuhan yang menyebabkan manusia hidup dan menjadi baru, bukan setan yang menyebabkan manusia menjadi tua dan mati. Apakah engkau semua masih belum memahami hal ini?"
Dari firman Tuhan ini, kita bisa memahami bahwa Tuhan adalah Tuhan yang benar dan hidup. Pekerjaan Tuhan adalah baru dan hidup, bukan pekerjaan yang lama, mati, atau tidak berubah selamanya. Tuhan tidak pernah berpegang pada hal yang lama dan tidak mengulang pekerjaan yang sama. Di setiap zaman, Tuhan memiliki tuntutan yang berbeda pada manusia, dan manusia perlu untuk mematuhinya. Ketika zaman yang lama telah berlalu dan zaman yang baru tiba, manusia tidak perlu lagi berpegang pada hukum yang lama, melainkan mereka perlu menerapkan tuntutan yang Tuhan keluarkan bagi manusia di zaman yang baru. Jika kita masih berpegang pada ketetapan yang lama, dan tidak ada pekerjaan Tuhan yang Kudus, maka kehidupan kita tidak akan bergerak maju. Sama seperti di zaman hukum Taurat, Tuhan Yahweh meminta manusia untuk memelihara hari Sabat dan mempersembahkan korban, jika manusia mempertahankan hal ini, maka mereka akan diberkati oleh Tuhan. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus telah melakukan pekerjaan baru dan membawa tuntutan yang baru kepada manusia, yang mengharuskan manusia untuk dibaptis, berpuasa, menerima komuni, minum air anggur, dan sebagainya. Ketika mereka yang mengikuti Tuhan Yesus menerapkannya sesuai dengan tuntutan Tuhan yang baru, maka mereka akan memiliki pekerjaan Roh Kudus, dan memiliki kedamaian dan sukacita di dalam hati mereka. Jika seseorang masih berpegang pada cara penerapan hukum lama di zaman hukum Taurat, maka kondisi mereka akan mati dan akan dikutuk dan ditinggalkan oleh Tuhan. Saat ini adalah zaman kerajaan. Tuhan telah datang kembali untuk melakukan pekerjaan yang baru, dengan mengungkapkan firman-Nya untuk menghakimi dan menyucikan manusia, dan pada saat yang sama juga untuk menghapus aturan dan ritual keagamaan itu. Tuntutan-Nya bagi kita adalah membaca firman Tuhan, menerapkannya sesuai dengan tuntutan Tuhan saat ini, dan berusaha untuk mencapai perubahan watak, karena inilah yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika kita masih mengikuti aturan dan ritual kegamaan yang lama di masa lalu, tidak peduli seberapa banyak kita melakukannya atau seberapa baik kita mempertahankannya, kita tidak akan mendapatkan pekerjaan Roh Kudus, sebaliknya kita akan dihukum oleh Tuhan sebagai orang yang berpegang pada hal yang lama dan tidak akan berkenan kepada Tuhan. Mengingat kembali bahwa sebelum Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya di akhir zaman, kami memiliki kedamaian dan sukacita di hati kami ketika kami berpegang pada upacara-upacara ini, dan ada pekerjaan Tuhan yang Kudus, tetapi mengapa menghilang setelahnya? Ini dikarenakan pekerjaan Tuhan yang Kudus telah berpindah dan Tuhan telah datang kembali untuk melakukan pekerjaan-Nya yang baru, sehingga ketika manusia masih mempertahankan aturan dan ritual itu, hati mereka tidak dapat menikmatinya, bahkan merasa lelah dan terganggu. Ini dibuktikan secara nyata dalam roh sebagian besar orang percaya yang saleh. Sehingga mereka mengikuti pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, menyingkirkan belenggu ritual keagamaan, mengutamakan membaca firman Tuhan, dan mendapatkan kembali pekerjaan Tuhan Yang Kudus, sehingga bisa hidup terlepas dengan bebas. Oleh karena itu, ketika kita telah menerima pekerjaan Tuhan yang baru dan memenuhi tuntutan Tuhan bagi manusia di zaman yang baru. Ini bukanlah pengkhianatan terhadap Tuhan, tetapi ketaatan pada pekerjaan Tuhan di saat ini, dan ini berkenan kepada Tuhan. "
Setelah mendengarkan firman Tuhan dan persekutuan dari Saudara Zhang, aku mengerti bahwa Tuhan mengeluarkan tuntutan yang berbeda pada manusia di zaman yang berbeda, dan jika orang telah menerima pekerjaan Tuhan yang baru, maka tidak bisa terus berpegang pada aturan dan ritual yang lama, Sebaliknya, kita harus berpegang pada tuntutan yang Tuhan berikan kepada manusia di zaman ini, sehingga kita dapat menyenangkan Tuhan. Ternyata disaat aku tidak mengerti kehendak Tuhan, aku selalu khawatir jika tidak menjalankan ritual ini, maka aku akan menjadi orang yang memberontak melawan Tuhan. Sekarang aku telah tahu bahwa pekerjaan Tuhan adalah baru dan hidup. Sekarang Tuhan telah membuka zaman kerajaan, karena itu tuntutan Tuhan terhadap manusia juga berubah seturut perubahan zaman. aku harus meninggalkan penerapan aku yang lama, dengan membaca lebih banyak firman Tuhan, dan menerapkannya sesuai dengan firman Tuhan,ini baru sesuai dengan kehendak Tuhan. Setelah menyadari hal ini, aku bisa melepaskan kekhawatiran dan keraguan aku.
Ternyata ada tipu daya setan yang tersembunyi dalam ritual keagamaan
Selanjutnya Saudara Zhang berkata: "Sebenarnya, perayaan dan ritual keagamaan yang kita pegang kebanyakan bukanlah tuntutan Tuhan terhadap manusia, melainkan diatur dan diteruskan turun-temurun oleh orang-orang jaman dulu. Itu adalah hal-hal yang dipikirkan oleh pikiran manusia, sehingga kita harus belajar untuk membedakannya. Mari kita melihat apa yang dikatakan oleh firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Bahkan Festival Musim Semi dan Hari Natal, yang dikenal semua orang, tidak ditetapkan oleh Tuhan, apalagi mainan dan dekorasi untuk hari-hari libur meriah, seperti puisi Natal, petasan, lampion, perjamuan kudus, hadiah Natal, dan perayaan Natal—bukankah semua itu berhala di benak manusia? Memecah-mecahkan roti pada hari Sabat, anggur, dan kain lenan halus bahkan lebih lagi merupakan berhala. Semua hari raya tradisional yang populer di Tiongkok, seperti Hari Raya Kepala Naga, Festival Perahu Naga, Festival Pertengahan Musim Gugur, Festival Laba, dan Tahun Baru Imlek; hari-hari raya di dunia keagamaan, seperti Paskah, Hari Pembaptisan, dan Hari Natal, semua festival yang tidak dapat dibenarkan ini telah diatur dan diwariskan sejak zaman dahulu sampai sekarang oleh banyak orang. Imajinasi manusia yang kaya dan konsepsi cerdik manusialah yang memungkinkan semua perayaan itu diwariskan turun-temurun sampai hari ini. Hari-hari raya itu kelihatannya bebas dari kekurangan, tetapi sebenarnya merupakan tipu muslihat yang Iblis mainkan terhadap manusia. Semakin banyak Iblis memenuhi suatu tempat, semakin usang dan terbelakang tempat itu, semakin dalam pula adat istiadat feodalnya bercokol. Begitu kuatnya hal-hal ini mengikat manusia, sampai-sampai manusia tidak dapat bergerak sama sekali. Banyak perayaan dalam dunia keagamaan tampaknya menampilkan keaslian yang luar biasa dan menciptakan jembatan bagi pekerjaan Tuhan, tetapi semua itu sebenarnya merupakan ikatan tak terlihat yang digunakan Iblis untuk mengikat orang dan mencegah orang untuk mengenal Tuhan—semua ini adalah tipu muslihat Iblis yang licik. Sebenarnya, ketika satu tahap pekerjaan Tuhan selesai, Dia telah menghancurkan alat dan gaya dari zaman tersebut tanpa menyisakan jejak apa pun. Namun, ‘orang-orang percaya yang saleh' terus memuja benda-benda materiel yang berwujud tersebut; sementara itu, mereka menempatkan apa yang Tuhan miliki di bagian belakang dari pikiran mereka, tidak mempelajarinya lebih lanjut, kelihatannya penuh dengan kasih kepada Tuhan padahal mereka mendorong-Nya keluar dari rumah sejak dahulu dan menempatkan Iblis di atas meja untuk disembah. Lukisan-lukisan Yesus, Salib, Maria, Pembaptisan Yesus, dan Perjamuan Terakhir—orang memuja hal-hal ini sebagai Tuhan yang di Surga, sambil berulang kali berseru 'Tuhan, Bapa surgawi.' Bukankah semua ini lelucon? Sampai hari ini, banyak ucapan dan praktik serupa yang telah diwariskan di antara umat manusia sangatlah dibenci oleh Tuhan; semua itu sangat menghalangi jalan ke depan bagi Tuhan dan, lebih jauh lagi, menciptakan kemunduran besar bagi jalan masuk manusia."
Firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan jelas memberi tahu kita bahwa berbagai acara keagamaan, seperti Paskah, kelahiran Yesus, dan lain lainnya, serta hal-hal yang bergambar, seperti gambar Yesus dan lukisan Yesus makan malam,dan lainnya. Ini semua bukan dihasilkan dari pekerjaan Tuhan, dan bukanlah hal yang dituntut oleh Tuhan untuk manusia pegang, melainkan adalah hal yang dirancang oleh manusia dengan imajinasinya agar manusia mempertahankannya. Ada tipu daya Iblis yang tersembunyi di dalamnya, yang merupakan sarana Iblis untuk menghalangi manusia mengenal Tuhan. Sesungguhnya Tuhan itu setia, Ia berharap kita menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, dan bukannya membatasi kita dengan cara kita menyembah. Karena ketika kita mengutamakan bentuk atau kegiatan apa yang kita lakukan, maka semua orang hanya berniat untuk bersenang-senang bersama, bahkan menjadikan hal-hal itu sebagai Tuhan dan menyembahnya, sehingga tidak memiliki posisi Tuhan di hati kita. Akibatnya, meskipun begitu banyak acara ritual yang kita ikuti, namun tidak bisa membuat kita memahami kehendak Tuhan, melainkan kita masih terikat, sehingga rohani kita gelap dan lelah. Tuhan adalah kebenaran, jalan, dan hidup. Apa yang diberikan oleh pekerjaan Tuhan kepada manusia adalah kebebasan dan kelepasan, sedangkan aturan dan ritual itu membawa umat manusia ke dalam ikatan dan kendali. Hal-hal ini tidak bisa menuntun orang untuk mengenal Tuhan sama sekali, tetapi hanya bisa membuat manusia semakin menjauh dari Tuhan, bahkan menentang Tuhan. Sama seperti orang Farisi di Zaman Hukum Taurat. Mereka bersikeras untuk berpegang pada hukum dan peraturan Taurat. Mereka percaya bahwa Tuhan hanya bisa disembah di Bait Suci, memelihara hari Sabat berarti setia kepada Tuhan. Ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, dan mereka melihat bahwa Tuhan tidak masuk ke dalam Bait suci untuk berkhotbah, menyembuhkan orang sakit, dan memimpin para murid untuk memungut bulir gandum untuk dimakan pada hari Sabat, sehingga mereka menyangkal bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang akan datang dengan alasan bahwa Tuhan Yesus tidak mematuhi hukum Taurat. Dapat dilihat bahwa berpegang teguh pada ritual keagamaan dapat dengan mudah membuat orang memberontak dan melawan Tuhan. Hari ini kita telah mengikuti pekerjaan Tuhan yang baru. Jika kita masih berpegang pada aturan dan ritual keagamaan di masa lalu,dan tidak mengutamakan untuk mencari kehendak Tuhan, dan membaca firman Tuhan, maka kita tidak akan mendapatkan suplai sumber air hidup dari Tuhan, dan kehidupan rohani kita juga tidak akan bertumbuh. Ini adalah penderitaan yang diakibatkan setan bagi kita. Oleh karena itu, kita harus tahu bahwa acara dan ritual keagamaan ini adalah tipuan setan untuk menggoda manusia. Mereka membatasi pikiran kita dan menghalangi kita untuk mengenal Tuhan. Kita harus meninggalkannya dan tidak lagi dikendalikan olehnya, barulah kita bisa hidup bebas dan terlepas di hadapan Tuhan."
Mendengar sampai disini, aku tiba-tiba menjadi jelas dan berkata, "Aku bisa mengerti apa yang saudara katakan. Dulu aku berpikir bahwa ketika aku mempertahankan upacara keagamaan ini selama beberapa tahun, aku tidak pernah meragukan bahwa ada yang salah dengan apa yang aku lakukan ini. Hari ini, melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku baru mengerti bahwa ternyata aturan dan ritual keagamaan yang kita pegang ini berasal dari Setan, dan Setan menggunakan aturan dan ritual ini untuk mengendalikan dan mencelakakan manusia. Ditambah lagi dengan berpikir bahwa saat kita melakukan jalan salib, kita sebenarnya menyembah gambar lukisan itu. Ibadah semacam ini tidak membuat kita bisa memahami watak Tuhan dan pekerjaan Tuhan yang baru, dan watak kita yang rusak juga tidak bisa terselesaikan. Perkataan dan perbuatan kita masih penuh dengan kebohongan, dan masa bodoh terhadap Tuhan. Dan ini sedikitpun tidak membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi dekat.Sama seperti yang Tuhan Yesus katakan: 'Karena bangsa ini mendekati Aku dengan mulut mereka, dan menghormati Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya telah menjauh dari Aku, dan ibadah mereka terhadap Aku diajarkan oleh manusia'(Yesaya 29:13). Dan Tuhan telah berfirman: Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, Tampaknya imajinasi dan konsep kita tidak sejalan dengan kehendak Tuhan dan dihukum oleh Tuhan. Jika kita masih terus berpegang teguh pada aturan dan ritual ini, maka kita akan menjadi orang Farisi zaman sekarang yang menentang Tuhan." Setelah mendengarkan perkataanku, Istri aku mengangguk setuju.
Aku menjalani kehidupan bergereja yang baru
Kemudian aku melihat Firman Tuhan berkata: "Iman di dalam Tuhan membutuhkan kehidupan rohani yang normal, yang merupakan dasar untuk mengalami firman Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan. Apakah semua aktivitas rohanimu yang sekarang ini: berdoa, mendekat kepada Tuhan, menyanyikan lagu pujian, memuji Tuhan, perenungan, dan merenungkan firman Tuhan sama dengan 'kehidupan rohani yang normal'? Sepertinya tak seorang pun dari antaramu yang tahu jawabannya. Kehidupan rohani yang normal tidak terbatas pada praktik-praktik seperti berdoa, menyanyikan lagu pujian, berpartisipasi dalam kehidupan bergereja, serta makan dan minum firman Tuhan. Sebaliknya, kehidupan rohani yang normal adalah hidup dalam kehidupan rohani yang baru dan penuh semangat. Yang penting bukanlah cara engkau mempraktikkannya, melainkan buah yang dihasilkan dari penerapanmu. Sebagian besar orang mengira bahwa kehidupan rohani yang normal tentunya melibatkan doa, menyanyikan lagu pujian, makan dan minum firman Tuhan, atau merenungkan firman-Nya, tanpa menghiraukan apakah praktik-praktik tersebut benar-benar memiliki efek atau menuntun pada pemahaman yang benar. Orang-orang ini berfokus pada mengikuti tata cara yang dangkal tanpa sedikit pun memikirkan hasilnya; mereka adalah orang-orang yang hidup dalam ritual keagamaan, bukan orang-orang yang hidup di dalam gereja, apalagi umat kerajaan."
"Kehidupan rohani yang normal adalah kehidupan yang dijalani di hadapan Tuhan. Ketika berdoa, orang dapat menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, dan melalui doa, dia dapat mencari pencerahan Roh Kudus, mengenal firman Tuhan, dan memahami kehendak Tuhan. Dengan makan dan minum firman Tuhan, orang bisa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan lebih menyeluruh mengenai pekerjaan Tuhan sekarang ini. Mereka juga bisa mendapatkan jalan penerapan yang baru, dan tidak akan berpegang teguh pada jalan penerapan yang lama; semua yang mereka lakukan akan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dalam kehidupan."
Dari firman Tuhan ini, kita dapat melihat bahwa kehidupan rohani yang sejati tidak mementingkan perbuatan secara lahiriah, baik itu membaca firman Tuhan, berdoa, menyanyikan lagu pujian, atau memuji, itu semua untuk membangun hubungan yang normal dengan Tuhan agar semakin dekat dengan Tuhan. Dan jika kita ingin mencapai hasil dalam kehidupan rohani kita, maka kita tidak boleh hanya formalitas, tetapi kita harus menenangkan hati kita di hadapan Tuhan, menggunakan hati kita untuk merenungkan firman Tuhan, dan melalui Firman Tuhan,memahami kehendak dan tuntutan Tuhan terhadap manusia, dan bagaimana,manusia harus mendalaminya dan menerapkannya. Setelah kita mencoba memahami hal-hal ini secara menyeluruh, maka kita akan dapat mengesampingkan praktik lama itu dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan yang baru. Hanya dengan cara ini maka Anda dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus, hubungan dengan Tuhan akan menjadi semakin normal, dan kehidupan pribadi Anda akan menjadi semakin maju. Setelah memiliki pemahaman ini, maka aku tidak lagi terikat dan terkendali oleh aturan dan ritual keagamaan itu, melainkan aku mencoba untuk merenungkan firman Tuhan, dekat dengan Tuhan, dan berdoa kepada Tuhan kapan saja dan di mana saja. aku juga menjalani kehidupan gereja dengan saudara-saudara aku setiap minggu, dan kami semua saling berbicara satu sama lain tentang pemahaman akan Firman Tuhan, dan bersekutu tentang bagaimana masing-masing orang mencari dan menerapkan kebenaran dalam hidup mereka. Pertemuan dan persekutuan semacam ini membuat hati aku mendapatkan kelepasan, sehingga aku telah tahu bagaimana menjalani kehidupan rohani yang normal, bagaimana berdoa dan mengatakan isi hati aku kepada Tuhan, bagaimana berdoa kepada Tuhan dengan logika aku. ketika aku memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, maka hidup aku juga bertumbuh dari hari ke hari. Terima kasih Tuhan! Kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan di akhir zaman itulah yang membawa aku keluar dari peraturan dan ritual agama dan menuntun aku untuk menjalani kehidupan bergereja yang baru.
Hubungi kami